Gambaran Umun Perusahaan Hubungan Antara Individual Arena dan Work Arena dengan Stres Kerja Pada Pekerja Pembuatan Offshore Pipeline and Mooring Tower (EPC3) Proyek Banyu Urip di PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013

pemeriksaan dari pihak yang berwenang. Selama pengangkatan dan penumpukan material, jig kayu atau besi dapat digunakan untuk mendapatkan aktivitas pengangkatan yang paling praktis. 3. Pemotongan, pembentukan dan persiapan pengerjaan mesin. Pemotongan bahan atau material besi, plat, pipa, stainless, dan lain- lain umumnya dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan menggunakan gas menggunakan LPG Liquid Petroleum Gas dan oksigen dan secara manual. Penggunaan LPG hasilnya rapi dan tidak menimbulkan serbuk besi. Seluruh pergerakan material atau bahan dibantu oleh alat angkat yaitu Over Head Crane Untuk di dalam Work Shop. 4. Proses Penyetelan Pre Assembly Setting Proses penyetelan baja yang telah dipotong sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki sebelum dilakukan pengelasan. Penyetelan bagian–bagian dan potongan–potongan bahan baja dilakukan berdasarkan gambar assembly drawing yang telah disediakan. 5. Proses Pengelasan Kegiatan pengelasan perusahaan menggunakan acetylene yang sudah jadi.Sebelum proses pengelasan dilakukan, welding prosedure dan persyaratan khusus lainnya harus terpenuhi. Verifikasi pada semua mesin las harus dilaksanakan. Sertifikasi juru las telah dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yakni juru las kelas B. 6. Proses assembly Setelah proses cutting, drilling, punching dan rolling pressing selesai dikerjakan dan disetujui oleh Quality Control QC dan wakil pelanggan, maka proses pemasangan assembly akan dilaksanakan sesuai dengan gambar dan persyaratan teknis lainnya. Sebelum kegiatan pemasangan dan assembling, semua persyaratan welding preparation harus diperiksa dan dinyatakan aman serta layak oleh welding foreman dan QC personel. 7. Proses penghalusanpenyetelan dengan mesin manchining Proses ini dilakukan dengan mesin pada produk baja yang telah dihasilkan. Pekerjaan ini biasanya dilakukan pada produk–produk container crane dan peralatan angkat lainnya. 8. Proses kegiatan blasting Kegiatan blasting bertujuan untuk membersihkan karat–karat dan kotoran yang menempel pada permukaan struktur material. Semua struktur yang akan dipasang dan dirakit harus melalui blasting dan coating terlebih dahulu, sehingga penggunaan semua struktur tersebut dapat terlindungi dan tahan terhadap air laut atau tidak mudah korosif. Proses blasting terbagi menjadi 2 jenis yakni dry blasting dan wet blasting. Proses dryblasting menggunakan media pasir kwarsa, silica dan butiran logam yang mempunyai ukuran kehalusan tertentu. Sedangkan untuk wet blasting menggunakan campuran air tawar yang bebas dari ion klorida dan sulfat. 9. Proses kegiatan coating Proses coating bertujuan untuk melapisi permukaan struktur dari pengaruh sekitar sehingga akan memperlambat terjadinya proses korosi. Coating dilakukan pada permukaan baja terutama yang berada pada zona splash dan bersentuhan langsung dengan udara luar serta zona daerah yang berada di air laut dan udara bebas. 10. Proses kegiatan painting Sebelum melaksanakan kegiatan painting perlu dilakukan inspeksi profil kekasaran permukaan dan memperhatikan kondisi cuaca berdasarkan suhu dan kelembaban. Kegiatan painting selain bertujuan untuk pewarnaan digunakan pula untuk mencegah korosi. 11. Proses erection Proses pembentukan produk baja yang dihasilkan dengan cara merakit satu persatu setiap bagian sehingga terbentuk hasil produksi baja yang sesuai dengan ukuran. Perakitan yang dilakukan dilokasi kegiatan workshop Sumuranja pada akhirnya dikirim ke konsumen dengan menggunakan transportasi laut atau darat. 12. Proses pengepakan packaging Proses pengemasan produk baja yang dihasilkan sebelum diangkut oleh alat angkut menuju alamat pemesankonsumen. Sistem pengepakan dilakukan dalam beberapa cara yakni pengikatan produk diatas alat angkut darat seperti trailer dan juga pengikatan produk diatas alat angkut laut seperti kapal atau tongkang.

5.2 Analisis Univariat

5.2.1 Gambaran Stres Kerja Pada Pekerja Pembuatan Offshore Pipeline and Mooring Tower Proyek Banyu Urip PT. Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013. Variabel stres kerja dikategorikan menjadi tiga, yaitu tidak mengalami stres, stres ringan dan stres berat. Adapun hasil yang diperoleh mengenai stres kerja pada pekerja Pembuatan Offshore Pipeline and Mooring Tower Proyek Banyu Urip PT. Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut. Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Stres Kerja pada pekerja Pembuatan Offshore Pipeline and Mooring Tower Proyek Banyu Urip PT. Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013. No Tingkat Stres jumlah Persentase 1 Tidak mengalami stres 19 23,2 2 Stres ringan 43 52,4 3 Stres berat 20 24,4 TOTAL 82 100 Sumber :Data Primer, 2013 Berdasarkan pada tabel 5.1 dari 82 responden diketahui gambaran bahwa pekerja yang mengalami stres ringan memiliki jumlah yang paling besar yaitu sebesar 52,4. 2. Gambaran Individual Arena Pada Pekerja Pembuatan Offshore Pipeline and Mooring Tower Proyek Banyu Urip PT. Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013. Individual arena terdiri dari variabel umur, masa kerja, pendidikan dan status perkawinan. Distribusi individual arena variabel usia dan masa kerja pada pekerja Pembuatan Offshore Pipeline and Mooring Tower Proyek Banyu Urip PT. Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 5.2. Sedangkan, variabel pendidikan dan status perkawinan dapat dilihat pada tabel 5.3. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Usia dan masa kerja pada pekerja Pembuatan Offshore Pipeline and Mooring Tower Proyek Banyu Urip PT. Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013. Variabel 95 CI Mean SD Min-Max Usia Tidak stres 27.91-33.86 6.17247 20-43 Stres ringan 34.43-39.47 8.19394 20-51 Stres berat 36.69-46.10 10.05459 21-55 Masa kerja Tidak stres 4.50-9.70 5,394 0-16 Stres ringan 9.07-13.85 7,771 0-27 Stres berat 10.80-18.89 8,634 1-27 Sumber :Data Primer, 2013

a. Usia

Berdasarkan pada tabel 5.2 dari 82 responden diketahui gambaran distribusi rata-rata usia pekerja ditempat kerja adalah 36 tahun dengan standar deviasi 8,965. Umur termuda adalah 20 tahun dan tertua adalah 55 tahun.

b. Masa Kerja

Berdasarkan pada tabel 5.2 dari 82 responden diketahui gambaran distribusi rata-rata masa kerja pekerja ditempat kerja adalah 11 taun dengan standar deviasi 7,907. Mesa kerja tersingkat adalah 0 tahun dan terlama adalah 27 tahun. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan dan status perkawinan pada pekerja Pembuatan Offshore Pipeline and Mooring Tower Proyek Banyu Urip PT. Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013. Variabel kategori Jumlah Persentase pendidikan Pendidikan Tinggi 4 4,9 Pendidikan Menengah 52 63,4 Pendidikan Dasar 26 31,7 TOTAL 82 100 Status Perkawinan Tidak menikah 17 20,7 Menikah 65 79,3 TOTAL 82 100 Sumber :Data Primer, 2013

c. Pendididkan

Berdasarkan pada tabel 5.3 dari 82 responden diketahui gambaran distribusi pendidikan pekerja ditempat kerja yang memiliki jumlah paling besar adalah pendidikan menengah yaitu sebesar 63,4 .

d. Status Perkawinan

Berdasarkan pada tabel 5.3 dari 82 responden diketahui gambaran distribusi berdasarkan status perkawinan pekerja ditempat kerja yang telah menikah memiliki jumlah yang paling besar yaitu sebesar 79,3. 3. Gambaran Work Arena Pada Pekerja Pembuatan Offshore Pipeline and Mooring Tower Proyek Banyu Urip PT. Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013. Work Arena terdiri dari variabel rutinitas, hubungan interpersonal, kebisingan dan tekanan panas. Distribusi Work Arena variabel rutinitas, hubungan interpersonal, kebisingan dan tekanan panas pada pekerja Pembuatan Offshore Pipeline and Mooring Tower Proyek Banyu Urip di PT. Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 5.4. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Rutinitas, hubungan interpersonal, kebisingan dan tekanan panas pada pekerja Pembuatan Offshore Pipeline and Mooring Tower Proyek Banyu Urip di PT. Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013. S Sumber : Data Primer, 2013 Variabel kategori Jumlah Persentase Rutinitas Tidak monoton 25 30,5 monoton 57 69,5 Hubungan interpersonal Baik 68 82,9 Buruk 14 17,2 Kebisingan Tidak terpapar bising 47 57,3 Terpapar bising 35 42,7 Tekanan panas Tidak terpapar panas 49 59,8 Terpapar panas 33 40,2