Tekanan Panas Hubungan Antara Individual Arena dan Work Arena dengan Stres Kerja Pada Pekerja Pembuatan Offshore Pipeline and Mooring Tower (EPC3) Proyek Banyu Urip di PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013

128 BAB VII PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari 82 responden yang bekerja di proyek Banyu Urip, sebagian besar mengalami stres kerja ringan. 2. Hubungan antara individual arena dan Work Arena dengan stres kerja pada pekerja pembuatan offshore pipeline and mooring tower proyek banyu urip di PT. Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013., yaitu: a. Ada hubungan yang bermakna antara usia, masa kerja dan kebisingan dengan stres kerja. b. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan, status perkawinan, rutinitas, hubungan interpersonal dan tekanan panas dengan stres kerja. c. Faktor paling dominan berpengaruh terhadap stres kerja pada individual arena adalah usia. d. Faktor paling dominan berpengaruh terdadap stres kerja pada work arena adalah kebisingan.

7.2 Saran

7.2.1 Bagi Perusahaan a. Diharapkan perusahaan dapat mempertimbangkan jenis pekerjaan dan tidak memberikan tugas yang berlebihan pada pekerja yang telah memiliki usia diatas 40 tahun. b. Pekerjaan yang berulang – ulang dan dilakukan dalam masa kerja yang lama dapat mengakibatkan kondisi dan kualitas pekerja menurun. Sebaiknya pihak perusahaan dapat memberdayakan sumber daya manusia melalui program-program yang merangsang kreativitas, motivasi, sifat percaya diri serta kesetiaan pekerja sehingga pekerja tidaak merasa jenuh dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan maksimal. c. Kebisingan merupakan suatu keadaan yang berbahaya jika seseorang terpapar terus menerus dalam jangka waktu yang lama, namun kenyatannya banyak pekerja yang tidak menyadari paparan tersebut karena menganggapnya sebagai suatu kondisi yang biasa. Oleh karena itu, diharapkan bagi perusahaan untuk memberikan pekerja earplug dan menggantinya secara rutin karena banyak dari pekerja yang mengeluhkan earplug sudah rusak serta memberikan pelatihan kepada pekerja cara bagaimana menggunakan earplug yang sesuai dan tepat dan memastikan pekerja sudah menggunakannya dengan benar dan tepat. 7.2.2 Bagi Pekerja a. Diharapkan para pekerja yang berumur lebih dari 40 tahun dan masa kerja yang lebih dari 11 tahun agar mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja serta meningkatkan motivasi agar memiliki pandangan bahwa bekerja merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bukan sebagai beban untuk menghidupkan keluarga. Sehingga dengan adanya pemikiran tersebut diharapkan pekerja akan memiliki semangat dan hubungan yang baik ditempat kerja sehingga dapat terhindar dari stres kerja. b. Pekerja diharapkan dapat menaati dan mengikuti seluruh prosedur kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan baik, agar terhindar dari bahaya keselamatan dan kesehatan kerja khususnya stres kerja. 7.2.3 Bagi peneliti lain a. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar memasukan variabel-variabel lainnya yang diduga memiliki hubungan dengan stres kerja yang tidak diteliti dalam penelitian ini dan memasukan seluruh populasi sebagai sampel, agar hasil yang diperoleh akurat. DAFTAR PUSTAKA Achmadi, Umar Fahmi. 1990. Usaha Kesehatan Kerja Sektor Informal Di Indonesia. Cetakan Ke-2. Departemen Kesehatan RI Adas, Agus Muchammad. 2006. Kajian Hubungan Faktor Risiko Psikososial Kerja Dengan Stres Kerja Pada Pekerja Minyak Dan Gas Bumi Lepas Pantai Di Pulau Pabelokan PT. X Tahun 2006. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Airmayanti, Diah. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi PT. ISM Bogasari Flour Mills Tbk Tanjung Priok Jakarta Utara Tahun 2009. Skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan. UIN Jakarta. Amran, Yuli. 2012. Pengolahan dan analisis data statistic dibidang kesehatan. Ciputat : FKIK UIN Jakarta. Anonim. 2013. “Bangun Rumah? Pakai Jasa Kontraktor Atau Pemborong”. Diakses pada tanggal 14 mei 2013 dari www.bangunrumahelegan.com . Anoraga, P. 2005. Psikologi Kerja. Cetakan ke 3. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arifiani, N., “Pengaruh Kebisingan Terhadap Kesehatan Tenaga Kerja”, Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004, Subdepartemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. 2004. Bida, Putu. 1995. Hubungan Faktor Instrinsik Dalam Pekerjaan Dan Faktor Rumah Tangga Dengan Stres Kerja Pada Karyawan Conoco Dan Kontraktor Di Block B Kepulauan Natuna. Tesis. Program Magister Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Budiono dkk, 2003. Kelelahan fatique pada tenaga kerja. Bunga Rampai Hiperkes dan keselamatan kerja edisi ke-2. Semarang: Universitas Diponegoro Bridger, R.S. 2003. Introduction to ergonomic 2 nd edition. New York : Taylor Francis Inc. Cooper, Cary dan Marlyn Davidson. 1987. Source Of Stress At Work And Their Relation To Stressors In Non Working Environment. Dalam: World Health