Sebab-sebab yang Mendorong Munculnya Nasionalisme

gunakan untuk bergaul dengan anggota masyarakat cukup banyak. Sikap nasionalisme yang dapat dibentuk dalam lingkungan masyarakat antara lain ketika perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia, selain diadakan upacara untuk memperingati hari kemerdekaan RI juga dilaksanakan adanya perlombaan-perlombaan untuk menyemangati keberhasilan bangsa Indonesia yang telah berjuang demi kemerdekaan RI. Menghidupkan kembali seni tradisional yang mulai memudar di daerah keunggulan budaya lokal, seperti wayang, ludruk, ketoprak, kuda lumping, reog, dan sebagainya merupakan contoh dari sikap nasionalisme dan juga dapat mendukung ketahanan nasional. Ketiga, di lingkungan sekolah, penanaman sikap nasionalisme siswa termasuk salah satu tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, baik itu pendidikan formal maupun non formal, baik itu di dalam maupun di luar kelas. Misalnya, melalui pendidikan kesejarahan yang termasuk dalam mata pelajaran IPS, sikap nasionalisme siswa dapat dibentuk karena dapat memperkenalkan kepada siswa mengenai jati diri dan identitas bangsa Indonesia. Siswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana besarnya perjuangan pahlawan-pahlawan Indonesia terdahulu dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Seperti pernyataan Eko Djalmo Asmadi bahwa materi-materi kejuangan dan kesadaran bela negara yang disampaikan melalui kegiatan pendidikan fomal dan non formal diharapkan menimbulkan kesadaran nasional seluruh komponen bangsa, sehingga terbentuk perilaku nasionalistik dalam mewujudkan ketahanan nasional. Perilaku nasionalistik di sini yaitu perilaku untuk menampakkan jiwa atau semangat nasionalisme secara nyata sebagai wujud dari kesungguhan rasa cinta tanah air yang timbul dalam diri sendiri maupun karena pengaruh lingkungan sosialnya. Kesimpulan dari pernyataan di atas adalah sikap nasionalisme merupakan sikap yang sangat penting untuk di miliki oleh setiap warga negara, karena dengan memiliki sikap nasionalisme tersebut maka setiap warga negara akan memiliki rasa kebanggaan, kesetiaan, dan kecintaan terhadap tanah air, serta senantiasa mempertahankan dan memajukan bangsa dan negaranya dengan berbagai cara. Oleh karena itu, mengingat sangat pentingnya sikap nasionalisme ini, maka penanaman sikap nasionalisme sangat dianjurkan mulai saat ini, agar setiap warga negara memiliki sikap nasionalisme yang tinggi. Penanaman sikap nasionalisme dapat dilakukan mulai dari lingkup yang terdekat yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah. 16

e. Upaya-upaya Peningkatan Sikap Nasionalisme

Upaya-upaya peningkatan sikap nasionalisme diantaranya adalah menurut pendapat Suparlan dan Tilaar. Suparlan menyimpulkan “lewat pendidikan nasional diharapkan warga Negara memiliki kesadaran cinta tanah airnya, tebal semangat kebangsaan, tinggi kesetiakawanan sosial, percaya pada diri sendiri, inovatif dan kreatif, mampu membangun diri sendiri dan bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan negara dan bangsa”. Adanya pelaksanaan pengajaran pendidikan wawasan kebangsaan diharapkan dapat memberi andil bagi pembentukan nasionalisme, pendidikan wawasan kebangsaan dapat membentuk warga negara yang baik, yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 17 Sikap nasionalisme tidak tumbuh dengan sendirinya. Upaya menumbuhkan dan meningkatkan nasionalisme dapat dilaksanakan melalui jalur pendidikan. Tilaar dalam bukunya Mengindonesia Etnitas dan Bangsa Indonesia mengemukakan bahwa ada beberapa faktor penting dalam menumbuhkan sikap nasionalisme. 16 Gita Enggarwati , “Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sumampir”, Skripsi pada Universitas Negeri Yogyakarta, 2014 h. 17 17 Ivan Nove Ainun Najib, Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata Pelajaran Muatan Lokal Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas Viii Di SMP N 1 Nglegok Kabupaten Blitar, jurnal online. 2013. h.4

Dokumen yang terkait

Avoidance of the English Phrasal Verbs as a Strategy in Learning Process: A Case Study of the English Department Students of Faculty of Letters Jember University 2011 and 2012 Academic Years

1 4 7

The effectiveness of the use of flannel board on vocabulary achievement of the fifth year students of SDN Wonokusumo II Mojosari Mojokerto in the 2002/2003 academic year

0 2 97

Error analysis of the use of english articles in writing compositions made by the first year students of SMU Bakti Ponorogo in the 2000/2001 academic year

0 5 63

An Analysis of students' error in english free writing focused on the use of tenses: casre study of the eleventh year students of MAN Cikarang, Bekasi

0 16 125

An analysis on the difficulties faced by the students in learning passive voice in the simple past tense (a case study on the XI grade students of IPA Clase of SMAN I Kebandungan)

3 30 58

Influence the use of Value Clarification Tehnique Learning Model (VCT) Against Nationalism attitude on the subjects of social studies students in grade V MI. Jamiyyatul Khair Ciputat". Thesis Department of Islamic Elementary Teacher Education, Faculty of

1 50 0

The use of analysis of covariance in the

0 4 13

AN ANALYSIS OF FIGURATIVE LANGUAGE IN KATY PERRY’S SONG THESIS Presented to the Language Education Departement of the Faculty of Teacher Training and Education of the State Islamic Institute of Palangka Raya in Partial Fulfillment of Requirements for the

0 1 20

Education, contraceptive use in women and the chance of six months exclusive breastfeeding in Indonesia

0 0 6

Dimension of an Islamic Model Value on the Existence of Syariah Waltmart

0 1 7