Pengertian Pembelajaran VCT Pembelajaran Value Clarification Technique VCT

mengembangkan keterampilan siswa dalam proses menilai, menggali dan mempertegas nilai-nilai yang dimiliki siswa. 26 Teknik ini dipandang sebagai pemberian makna oleh siswa pada pengalamannya, sedangkan proses mengajar bukan hanya mengarahkan siswa untuk bisa membangun sendiri pengetahuan melainkan juga turut berpartisipasi dengan siswa untuk membentuk pengetahuan baru pada siswa, membuat makna, mencari kejelasan, dan bersikap kritis terhadap hal-hal yang telah dipelajari. 27

b. Prinsip-Prinsip VCT

Prinsip-prinsip didalam VCT adalah sebagai berikut, 1 Penanaman nilai dan pengubahan sikap dipengaruhi banyak faktor antara lain faktor potensi diri, kepekaan emosi, intelektual dan faktor lingkungan, norma nilai masyarakat, sistem pendidikan dan lingkungan keluarga dan lingkungan bermain. 2 Sikap dan perubahan sikap dipengaruhi oleh stimulus yang diterima siswa dan kekuatan nilai yang telah tertanam atau dimiliki pada diri siswa. 3 Nilai, moral dan norma dipengaruhi oleh faktor perkembangan, sehingga guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan moral moral development dari setiap siswa. Tingkat perkembangan moral untuk siswa dipengaruhi oleh usia dan pengaruh lingkungan terutama lingkungan sosial. 4 Pengubahan sikap dan nilai memerlukan keterampilan mengklarifikasikan nilaisikap secara rasional, sehingga dalam diri siswa muncul kesadaran diri bukan karena rasa kewajiban 26 Kd. Dewi Anggarini, dkk, pengaruh model pembelajaran value clarification technique berbantuan media gambar terhadap nilai karakter siswa kelas v sd gugus VI Tajun, e.journal. 2013, h. 4. 27 Dyah Kartika Ekasari, Pengaruh Value Clarification Technique Teknik Klarifikasi Nilai Terhadap Materi Perilaku Harga Diri Pada Mata Pelajaran Pkn Siswa Tunarungu Kelas III Di SLB Siti Hajar Sidoarjo, Jurnal Pendidikan Khusus, 2013, h.3 bersikap tertentu atau berbuat tertentu. 5 Pengubahan nilai memerlukan keterbukaan antara guru dengan siswa. 28

c. Tujuan Pembelajaran VCT

VCT sebagai suatu model dalam strategi pembelajaran moral, VCT bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengukur atau mengetahui tingkat kesadaran siswa tentang suatu nilai 2. Membina kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimilikinya baik tingkatannya maupun sifatnya positif dan negatifnya untuk kemudian dibina kearah peningkatan dan pembetulannya. 3. Untuk menanamkan nilai-nilai tertentu kepada siswa melalui cara yang rasional dan diterima siswa, sehingga pada akhirnya nilai tersebut akan menjadi milik siswa. 4. Melatih siswa bagaimana cara menilai, menerima serta mengambil keputusan terhadap suatu persoalan dalam hubungannya dengan kehidupan sehari-hari di masyarakat.

d. Teknik Pembelajaran Nilai

John Jarolimek 1974 menjelaskan beberapa teknik pengajaran nilai sebagai berikut yaitu: 1. Teknik self evaluasi menilai diri sendiri dan group evaluation evalusi kelompok yaitu siswa diajak diskusi atau tanya jawab tentang apa yang dilakukan atau dianutnya serta diarahkan untuk perbaikan atau penyempurnaan oleh siswa itu sendiri. 2. Teknik lecturing yaitu guru bercerita dan mengangkat apa-apa yang menjadi topik bahasannya. 3. Teknik menarik dan memberi percontohan yaitu guru memberikan serta meminta contoh-contoh baik dari diri siswa 28 .Tukiran Taniredja dkk, Model-model Pembelajaran Inovatif dan Afektif, Bandung: Alfabeta, 2013, h. 89 ataupun kehidupan masyarakat luas kemudian dianalisa, dinilai dan didiskusikan 4. Teknik indoktrinasi dan pembakuan kebiasaan yaitu dalam teknik ini siswa dituntut untuk menerima atau melakukan sesuatu yang oleh guru dinyatakan baik, harus, dilarang, dsb. Siswa diwajibkan melaksanakannya seperti patuh pada tata tertib, memakai tata tertib tertentu dll. Dengan harapan kelak siswa akan terbiasa melakukannya patuh pada tata tertib. 5. Teknik tanya jawab, yaitu guru mengangkat suatu masalah, lalu mengemukakan pertanyaan-pertanyaan sedangkan siswa aktif menjawab atau mengemukakan pikiran pendapatnya. 6. Teknik menilai suatu bahan tulisan, baik dari buku atau khusus dibuat guru. Dalam hal ini peserta didik dipersilahkan memberi tanda penilaiannya dengan kode misalnya: baik-buruk, benar- tidak benar, adil-tidak adil, dll 7. Teknik mengungkapkan nilai melalui permainan. Dalam hal ini dapat menggunakan model yang sudah ada atau ciptaan guru. 8. Teknik inkuiri nilai. Teknik ini yang harus dikembangkan dan sangat cocok dipergunakan untuk pembelajaran IPS.

e. Langkah-langkah Pembelajaran VCT

Ada banyak langkah-langkah VCT dengan berbagai macam modelnya, salah satunya adalah sebagai berikut: Langkah-langkah kegiatan VCT dengan Model Menilai Suatu Bahan Tulisan yaitu a. Memilih suatu masalahkasuskejadian yang diambil dari buku atau yang dibuat guru b. Siswa dipersilahkan memberi tanda-tanda penilaiannya dengan menggunakan kode misalnya baik buruk, benar salah, adil tidak adil dsb. c. Hasil kerja kemudian dibahas bersama-sama atau oleh kelompok kalau dibagi kelompok untuk memberikan kesempatan alasan dan argumentasi terhadap penilaian tersebut. 29

f. Kelebihan dan Kelemahan Model VCT

1. Kelebihan VCT a. Pendidikan nilai membantu peserta didik untuk berproses menyadari dan mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri serta nilai-nilai orang lain. b. Pendidikan nilai membantu peserta didik supaya mereka mampu berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan orang lain, berhubungan dengan nilai-nilainya sendiri. c. Pendidikan nilai membantu peserta didik supaya mereka mampu menggunakan secara bersama-sama kemampun berpikir rasional, dan kesadaran emosional, untuk memahami perasaan, nilai-nilai, sikap, dan pola tingkah laku mereka sendiri dan akhirnya didorong untuk menghayatinya. 30 2. Kelemahan VCT Kelemahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran nilai atau sikap adalah proses pembelajaran dilakukan secara langsung oleh guru, artinya guru menanamkan nilai-nilai yang dianggapnya baik tanpa memperhatikan nilai yang sudah tertanam dalam diri siswa. Akibatnya, sering terjadi benturan atau konflik dalam diri siswa karena ketidakcocokan antara nilai lama yang sudah terbentuk dengan nilai baru yang ditanamkan oleh guru. Siswa 29 Sapriya, dkk, op. cit., h.71 30 Sutarjo Adisusilo, J.R. Pembelajaran Nilai Karakter Konstruktivisme dan VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran afektif, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012, h. 152

Dokumen yang terkait

Avoidance of the English Phrasal Verbs as a Strategy in Learning Process: A Case Study of the English Department Students of Faculty of Letters Jember University 2011 and 2012 Academic Years

1 4 7

The effectiveness of the use of flannel board on vocabulary achievement of the fifth year students of SDN Wonokusumo II Mojosari Mojokerto in the 2002/2003 academic year

0 2 97

Error analysis of the use of english articles in writing compositions made by the first year students of SMU Bakti Ponorogo in the 2000/2001 academic year

0 5 63

An Analysis of students' error in english free writing focused on the use of tenses: casre study of the eleventh year students of MAN Cikarang, Bekasi

0 16 125

An analysis on the difficulties faced by the students in learning passive voice in the simple past tense (a case study on the XI grade students of IPA Clase of SMAN I Kebandungan)

3 30 58

Influence the use of Value Clarification Tehnique Learning Model (VCT) Against Nationalism attitude on the subjects of social studies students in grade V MI. Jamiyyatul Khair Ciputat". Thesis Department of Islamic Elementary Teacher Education, Faculty of

1 50 0

The use of analysis of covariance in the

0 4 13

AN ANALYSIS OF FIGURATIVE LANGUAGE IN KATY PERRY’S SONG THESIS Presented to the Language Education Departement of the Faculty of Teacher Training and Education of the State Islamic Institute of Palangka Raya in Partial Fulfillment of Requirements for the

0 1 20

Education, contraceptive use in women and the chance of six months exclusive breastfeeding in Indonesia

0 0 6

Dimension of an Islamic Model Value on the Existence of Syariah Waltmart

0 1 7