Nilai-nilai Nasionalisme Pada Pokok Bahasan Perjuangan

antar sesama termasuk ke dalam salah satu nilai nasionalisme, hal ini didukung oleh pernyataan yang terdapat didalam Penelitian yang dilakukan oleh Yunita Ary Nugraheni “Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme Pada Etnis Tionghoa” . Yaitu “ Nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki beberapa nilai-nilai, antara lain mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa, mematuhi dan mentaati peraturan negara, mematuhi dan menghayati nilai-nilai yang ada pada UUD 1945 dan Pancasila, serta membangun rasa persaudaraan, solidaritas, kedamaian, dan anti kekerasan antar kelompok masyarakat dengan semangat persatuan. Masih banyak lagi nilai-nilai nasionalisme yang harus dimiliki oleh warga negara Indonesia”. e. Siswa memiliki sikap senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia Sikap senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia dapat diwujudkan siswa dengan khidmat pada saat mengikuti upacara bendera, menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, mengetahui berbagai macam lagu nasional, pakaian adat, rumah adat yang ada di Indonesia dan mau mempelajari berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia. Sikap senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia merupakan salah satu nilai nasionalisme. Pernyataan ini didukung oleh pernyataan yang terdapat didalam Penelitian yang dilakukan oleh Muslim Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarangdengan Judul Penelitian “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI MA Al Asror Semarang Tahun Ajaran 20122013”. “Nasionalisme siswa dapat dilihat dari tingkah lakunya. Adapun sikap atau tingkah laku yang mencerminkan nilai-nilai nasionalisme adalah sebagai berikut: a Siswa merasa senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia, b Siswa mampu menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, c Siswa giat belajar untuk menghadapi tantangan di era globalisasi, d Siswa mempunyai rasa tolong menolong kepada sesamanya yang membutuhkan, e Mencintai produk dalam negeri, f Menjenguk teman yang sakit, g Menghormati bapak ibu guru di sekolah, h Menghormati teman di sekolah, i Tidak memas akan pendapat kepada orang lain”. 2. Usaha Diplomasi Dan Pengakuan Kedaulatan Nilai nasionalisme yang terdapat didalam pokok bahasan ini diantaranya adalah: a. Siswa memiliki sikap mampu menghormati orang lain Sikap menghormati orang lain dapat diwujudkan siswa dengan menghormati sesama temannya disekolah dengan cara tidak mengejek temannya, menghormati bapakibu guru, mentaati nasihat yang diberikan bapakibu guru. Menghormati orang lain merupakan salah satu nilai nasionalisme. Pernyataan ini didukung oleh pernyataan yang terdapat didalam Penelitian yang dilakukan oleh Muslim Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang dengan Judul Penelitian “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI MA Al Asror Semarang Tahun Ajaran 20122013”. “Nasionalisme siswa dapat dilihat dari tingkah lakunya. Adapun sikap atau tingkah laku yang mencerminkan nilai-nilai nasionalisme adalah sebagai berikut: a Siswa merasa senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia, b Siswa mampu menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, c Siswa giat belajar untuk menghadapi tantangan di era globalisasi, d Siswa mempunyai rasa tolong menolong kepada sesamanya yang membutuhkan, e Mencintai produk dalam negeri, f Menjenguk teman yang sakit, g Menghormati bapak ibu guru di sekolah, h Menghormati teman di sekolah, i Tidak memasakan pendapat kepada or ang lain”. b. Siswa memiliki sikap tidak memaksakan kehendak kepada orang lain Sikap tidak memaksakan kehendak dapat diwujudkan siswa dengan tidak memaksakan kehendak bila berbeda pandanganpendapat dengan teman saat diskusi atau musyawarah di dalam kelas. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain merupakan salah satu nilai nasionalisme. Pernyataan ini didukung oleh pernyataan yang terdapat didalam Penelitian yang dilakukan oleh Muslim Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang dengan Judul Penelitian “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI MA Al Asror Semarang Tahun Ajaran 20122013”. “Nasionalisme siswa dapat dilihat dari tingkah lakunya. Adapun sikap atau tingkah laku yang mencerminkan nilai-nilai nasionalisme adalah sebagai berikut: a Siswa merasa senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia, b Siswa mampu menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, c Siswa giat belajar untuk menghadapi tantangan di era globalisasi, d Siswa mempunyai rasa tolong menolong kepada sesamanya yang membutuhkan, e Mencintai produk dalam negeri, f Menjenguk teman yang sakit, g Menghormati bapak ibu guru di sekolah, h Menghormati teman di sekolah, i Tidak memasakan pendapat kepada orang lain”. 3. Menghargai Jasa Tokoh-Tokoh Perjuangan Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Nilai nasionalisme yang terdapat didalam pokok bahasan ini diantaranya adalah: a. Siswa memiliki sikap giat belajar Sikap giat belajar dapat diwujudkan siswa dengan bersungguh- sungguh ketika belajar, rajin mengulang-ulang pelajaran yang telah dipelajari di sekolah, memiliki semangat yang tinggi dalam belajar agar dapat berprestasi, dll. Giat belajar merupakan salah satu nilai nasionalisme. Pernyataan ini didukung oleh pernyataan yang terdapat didalam Penelitian yang dilakukan oleh Muslim Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarangdengan Judul Penelitian “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI MA Al Asror Semarang Tahun Ajaran 20122013”. “Nasionalisme siswa dapat dilihat dari tingkah lakunya. Adapun sikap atau tingkah laku yang mencerminkan nilai-nilai nasionalisme adalah sebagai berikut: a Siswa merasa senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia, b Siswa mampu menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, c Siswa giat belajar untuk menghadapi tantangan di era globalisasi, d Siswa mempunyai rasa tolong menolong kepada sesamanya yang membutuhkan, e Mencintai produk dalam negeri, f Menjenguk teman yang sakit, g Menghormati bapak ibu guru di sekolah, h Menghormati teman di sekolah, i Tidak memasakan pendapat kepada o rang lain”. b. Siswa memiliki sikap mampu berprestasi dalam segala bidang, akademik maupun non akademik Berprestasi dalam segala bidang, akademik maupun non akademik dapat diwujudkan siswa dengan cara siswa mampu berprestasi didalam kelas, berprestasi dalam ajang kejuaraan olimpiade siswa nasional dan internasional, berprestasi dalam ajang lomba cerdas cermat, berprestasi dalam perlombaan bidang olahraga, dsb. Berprestasi dalam segala bidang, akademik maupun non akademik termasuk ke dalam salah satu nilai nasionalisme, hal ini didukung oleh pernyataan yang terdapat didalam Penelitian yang dilakukan oleh Muslim Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarangdengan Judul Penelitian “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI MA Al Asror Semarang Tahun Ajaran 20122013”. Yaitu sebagai berikut, “Sikap yang sesuai dengan nasionalisme diantaranya sebagai berikut, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, setia memakai produksi dalam negeri, menghargai jasa-jasa pahlawan, rela berkorban demi bangsa dan negara, bangga sebagai bangsa dan bernegara Indonesia, mendahulukan kepentingan negara dan bangsa di atas kepentingan pribadi, berprestasi dalam berbagai bidang untuk mengharumkan nama bangsa dan negara serta setia kepada bangsa dan negara terutama dalam mengadapi masuknya dampak negatif globalisi ke Indonesia”. c. Siswa memiliki sikap disiplin Sikap disiplin dapat diwujudka siswa dengan cara datang ke sekolah tepat waktu, mengumpulkan tugas yang diberikan bapakibu guru tepat waktu dsb. Disiplin termasuk ke dalam salah satu nilai nasionalisme, hal ini didukung oleh pernyataan yang terdapat didalam Penelitian yang dilakukan oleh Ivan Nove Ainun Najib Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM dengan judul penelitian “Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata Pelajaran Muatan Lokal Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas VIII Di SMP N 1 Nglegok Kabupaten Blitar”. yaitu Penanaman sikap nasionalisme bisa dilakukan dalam pembelajaran seperti dengan menyanyikan lagu kebangsaan seperti Indonesia Raya. Hal ini di maksudkan agar rasa cinta terhadap tanah airnya, pemberian tugas individu maupun kelompok kepada siswa yang akan membantu siswa menumbuhkan perilaku disiplin, berani dan kerja keras. d. Siswa memiliki sikap jujur Sikap jujur dapat diwujudkan siswa Tidak mencontek pada saat mengerjakan ulangan, jujur saat mengerjakan tugas yang diberikan bapakibu guru, Berbicara dengan jujur kepada bapakibu guru. pernyataan ini didukung oleh pernyataan yang terdapat didalam penelitian yang dilakukan oleh Gita Enggarwati dengan judul penelitian “Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata Pelajaran IPS pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sumampir”. “jujur artinya dapat dipercaya, yakni perkataan dan perbuatan sesuai dengan kebenaran. pada dasarnya, jujur merupakan salah satu nilai pokok yang harus dimiliki oleh seorang individu. nilai kejujuran tersebut sukar untuk diamati. oleh karena itu, hanya objek yang mempunyai nilai kejujuranlah yang dapat ditangkap oleh panca indera. contohnya, seorang pelajar sekolah dasar senantiasa mengerjakan ulangan sendiri tanpa bantuan orang lain”. e. Siswa mencintai produk Indonesia Mencintai produk Indonesia dapat diwujudkan siswa dengan bangga memakai produk buatan Indonesia. Mencintai produk Indonesia termasuk ke dalam salah satu nilai nasionalisme, pernyataan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ana Irhandayaningsih Pengajar Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro dengan judul pe nelitian “Peranan Pancasila Dalam Menumbuhkan Kesadaran Nasionalisme Generasi Muda Di Era Global”. Ia menyatakan bahwa Hal lain berkaitan dengan nasionalisme adalah mencintai produk Indonesia, membasmi KKN, memperbaiki sistem pendidikan, melakukan tebang pilih tebang tanam, dan lain sebagainya. f. Siswa mencintai kebudayaan dalam negeri Mencintai kebudayaan dalam negeri dapat diwujudkan siswa dengan cara memiliki sikap bangga terhadap berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia, mau mempelajari berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia untuk melestarikannya. Mencintai kebudayaan dalam negeri termasuk ke dalam salah satu nilai nasionalisme, pernyataan ini didukung oleh Artikel yang ditulis oleh Anwar Efendi dari Universitas Negeri Yogyakarta yang berjudul “Gagasan Nasionalisme dan Wawasan Kebangsaan dalam Novel Indonesia Modern”. Sebagai berikut “Nasionalisme dan wawasan kebangsaan mengikat warga negara dalam beberapa hal, yakni a memiliki kesadaran sebagai satu bangsa, yang dapat memperkuat rasa kebangsaan, persatuan dan kesatuan, b jiwa, semangat, dan nilai-nilai patriotik, yaang berkaitan dengan perasaan cinta tanah air, cinta kepada tanah tumpah darah, cinta kepada negara dan bangsa, cinta kepada milik budaya bangsa sendiri, kerelaan untuk membela tanah airnya, c jiwa, semangat dan nilai-nilai kreatif dan inovatif, dan d jiwa, semangat, dan nilai-nilai yang mampu membentuk kepribadian, watak dan budi luhur bangsa”.

3. Pembelajaran Value Clarification Technique VCT

a. Pengertian Pembelajaran VCT

Teknik mengklarifikasi nilai value clarification technique atau sering disingkat VCT dapat diartikan sebagai teknik pengajaran untuk membantu siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa. 20 Sedangkan menurut Sapriya dkk, VCT diartikan sebagai teknik pengajaran untuk menanamkan dan menggali serta mengungkapkan nilai-nilai tertentu pada diri siswa. 21 Berdasarkan kedua pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan, VCT adalah teknik pengajaran untuk mencari dan menentukan nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses mengungkapkan nilai yang sudah ada pada diri siswa dan 20 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group, 2010, hlm. 283 21 Sapriya, dkk, Pengembangan Pendidikan IPS di SD, Bandung: UPI PRESS, 2007, hlm. 68 selanjutnya nilai yang dianggap baik tersebut akan ditanamkan pada diri siswa. Menurut Fraenkel yang di kutip oleh S. Achmad Kosasih Djahiri mengartikan bahwa “Nilai value merupakan suatu sistem, dimana aneka jenis nilai nilai keagamaan, sosial budaya, ekonomi, hukum, etis, dan sebagainya berpadu jalin menjalin serta saling meradiasi mempengaruhi secara kuat sebagai suatu satu kesatuan yang utuh.” 22 Berdasarkan gambaran di atas maka banyak sarjana juga guru yang beranggapan bahwa nilai atau hal ihwal afektif ini tidak dapat diajarkan. Hal ini kurang benar, yang benar bukan tidak bisa melainkan lebih sulit daripada pengajaran kognitif serta memerlukan upaya khusus, metode khusus serta media khusus. Debat tentang bisa tidaknya nilai diajarkan melahirkan 4 aliran : 23 1. Aliran relativisme : yang beranggapan nilai tidak bisa diajarkan karena hakikat nilai bersifat relatif, subjektif, temporer, dan situasional. 2. Aliran kebebasan value free : yang beranggapan tidak perlu dan tidak boleh diajarkan Karen bertentangan dengan kodrat kebebasan dasar manusia untuk menentukan pilihannya secara bebas dan mandiri. 3. Aliran absolutism atau Dogmatisme; beranggapan tidak perlu karena segala nilai dan norma yang sudah dianggap baik dan dilaksanakan umum wajib dianut dilaksanakan tanpa perduli setuju atau tidak, mau atau tidak. 4. Aliran keyakinan yang rasional atau nalar; yang menyatakan perlunya diajarkannya untuk penerimaan yang sadar, mantap dan nalar. 22 S. Achmad Kosasih Djahiri, Strategi Pengajaran Afektif- Nilai-Moral Vct Dan Games Dalam Vct, Bandung :Jurusan PMPKN IKIP Bandung, 1985, hal. 18 23 Ibid., h. 19. Menurut Jack R Fraenkel yang telah dikutip oleh S. Achmad Kosasih Djahiri sebagaimana dalam bukunya yang berjudul strategi pengajaran afektif- nilai-moral VCT dan Games dalam VCT pada tahun 1977 mengulas sejumlah rumusan “Nilai Value adalah idea atau konsep yang bersifat abstrak tentang apa yang dipikirkan seseorang atau dianggap penting oleh seseorang. Dan biasanya mengacu pada estetika dan logika.” 24 Pengajaran nilaimoral menghendaki lahirnya generasi muda yang memiliki sejumlah bekal sistem nilai baku yang positif sebagai generasi pelurus dan pembaharuan nilaimoral menuju nilaimoral yang diinginkan yaitu nilai dan moral pancasila. Untuk mencapai hal tersebut, menurut Piaget diperlukan tahapan pengkajian sebagai berikut : 25 a. Tahap mengakomodasi, dimana anak memiliki kesempatan untuk mempelajari dan menginternalisasikan nilai moral. b. Tahap asimilasi mengintegrasikan nilai tersebut dengan sistem nilai lain yang telah ada dalam dirinya. c. Tahap equalibrasi atau membina keseimbangan atau membakukannya sebagai sistem nilai baru yang baku. Berdasarkan pengertian para tokoh diatas, maka dapat disimpulan VCT adalah suatu teknik pengajaran yang digunakan untuk menanamkan nilai baru kepada siswa dengan mengkaitkannya dengan nilai yang sudah tertanam dalam diri siswa melalui teknik penganalisaan nilai dalam proses pembelajaran. Pada pembelajaran Value Clarification Technique VCT ini guru mengharapkan siswa terlibat aktif dalam mengembangkan pemahaman dan pengenalannya terhadap nilai-nilai pribadi, mengambil keputusan, dan bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil, mendorong siswa dengan pertanyaan-pertanyaan untuk 24 Ibid., h. 20. 25 Ibid., h. 24. mengembangkan keterampilan siswa dalam proses menilai, menggali dan mempertegas nilai-nilai yang dimiliki siswa. 26 Teknik ini dipandang sebagai pemberian makna oleh siswa pada pengalamannya, sedangkan proses mengajar bukan hanya mengarahkan siswa untuk bisa membangun sendiri pengetahuan melainkan juga turut berpartisipasi dengan siswa untuk membentuk pengetahuan baru pada siswa, membuat makna, mencari kejelasan, dan bersikap kritis terhadap hal-hal yang telah dipelajari. 27

b. Prinsip-Prinsip VCT

Prinsip-prinsip didalam VCT adalah sebagai berikut, 1 Penanaman nilai dan pengubahan sikap dipengaruhi banyak faktor antara lain faktor potensi diri, kepekaan emosi, intelektual dan faktor lingkungan, norma nilai masyarakat, sistem pendidikan dan lingkungan keluarga dan lingkungan bermain. 2 Sikap dan perubahan sikap dipengaruhi oleh stimulus yang diterima siswa dan kekuatan nilai yang telah tertanam atau dimiliki pada diri siswa. 3 Nilai, moral dan norma dipengaruhi oleh faktor perkembangan, sehingga guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan moral moral development dari setiap siswa. Tingkat perkembangan moral untuk siswa dipengaruhi oleh usia dan pengaruh lingkungan terutama lingkungan sosial. 4 Pengubahan sikap dan nilai memerlukan keterampilan mengklarifikasikan nilaisikap secara rasional, sehingga dalam diri siswa muncul kesadaran diri bukan karena rasa kewajiban 26 Kd. Dewi Anggarini, dkk, pengaruh model pembelajaran value clarification technique berbantuan media gambar terhadap nilai karakter siswa kelas v sd gugus VI Tajun, e.journal. 2013, h. 4. 27 Dyah Kartika Ekasari, Pengaruh Value Clarification Technique Teknik Klarifikasi Nilai Terhadap Materi Perilaku Harga Diri Pada Mata Pelajaran Pkn Siswa Tunarungu Kelas III Di SLB Siti Hajar Sidoarjo, Jurnal Pendidikan Khusus, 2013, h.3

Dokumen yang terkait

Avoidance of the English Phrasal Verbs as a Strategy in Learning Process: A Case Study of the English Department Students of Faculty of Letters Jember University 2011 and 2012 Academic Years

1 4 7

The effectiveness of the use of flannel board on vocabulary achievement of the fifth year students of SDN Wonokusumo II Mojosari Mojokerto in the 2002/2003 academic year

0 2 97

Error analysis of the use of english articles in writing compositions made by the first year students of SMU Bakti Ponorogo in the 2000/2001 academic year

0 5 63

An Analysis of students' error in english free writing focused on the use of tenses: casre study of the eleventh year students of MAN Cikarang, Bekasi

0 16 125

An analysis on the difficulties faced by the students in learning passive voice in the simple past tense (a case study on the XI grade students of IPA Clase of SMAN I Kebandungan)

3 30 58

Influence the use of Value Clarification Tehnique Learning Model (VCT) Against Nationalism attitude on the subjects of social studies students in grade V MI. Jamiyyatul Khair Ciputat". Thesis Department of Islamic Elementary Teacher Education, Faculty of

1 50 0

The use of analysis of covariance in the

0 4 13

AN ANALYSIS OF FIGURATIVE LANGUAGE IN KATY PERRY’S SONG THESIS Presented to the Language Education Departement of the Faculty of Teacher Training and Education of the State Islamic Institute of Palangka Raya in Partial Fulfillment of Requirements for the

0 1 20

Education, contraceptive use in women and the chance of six months exclusive breastfeeding in Indonesia

0 0 6

Dimension of an Islamic Model Value on the Existence of Syariah Waltmart

0 1 7