Upaya-upaya Peningkatan Sikap Nasionalisme
tersebut, maka di dalam diri siswa akan timbul perasaan untuk menirukan atau meneladaninya. Siswa akan senantiasa menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai wujud perilaku cinta tanah airnya. Siswa juga selalu mengenakan pakaian produksi dalam
negeri sebagai wujud perasaan bangga karena mereka adalah bagian dari bangsa Indonesia dan mereka ingin senantiasa menunjukkan hal
tersebut kepada orang lain. Sikap manusia bukanlah sesuatu yang melekat sejak lahir, akan
tetapi diperoleh melalui pembiasaan. Begitu pun dengan upaya penanaman sikap nasionalisme di lingkungan sekolah dapat
dilaksanakan melalui proses pembiasaan. Menurut Anis Ibnatul Muthoharoh, dkk tanpa tahun: 6 di dalam penelitiannya yang
berjudul “Pendidikan Nasionalisme melalui Pembiasaan di SD Negeri Kuningan 02 Semarang Utara”, pelaksanaan pendidikan nasionalisme
dapat dilakukan melalui proses pembiasaan yang meliputi: 1 kegiatan rutin; 2 kegiatan spontan; 3 kegiatan pemberian keteladanan; dan
4 kegiatan terprogram. Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Kegiatan
spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan ketika itu juga dan biasanya dilakukan saat guru atau tenaga kependidikan yang lain
mengetahui adanya perilaku siswa yang terlihat kurang baik. Kegiatan keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dalam memberi contoh
terhadap tindakan yang baik, sehingga diharapkan akan menjadi panutan bagi siswa. Selanjutnya, kegiatan terprogram yaitu berupa
kegiatan yang telah diterapkan di sekolah tersebut. Terkait dengan penanaman sikap melalui mata pelajaran IPS, maka
hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari penanaman nilai yang berlaku di masyarakat. Materi dan pokok bahasan pada pembelajaran IPS
dengan menggunakan berbagai metode digunakan untuk membina penghayatan, kesadaran, dan kepemilikan nilai-nilai yang baik pada
diri siswa. Oleh karena itu, pembinaan nilai yang baik melalui mata
pelajaran IPS dapat menghasilkan sikap yang baik pula dalam diri setiap siswa.
Pada dasarnya, hakikat IPS adalah pengajaran yang mensosialkan diri dan pribadi siswa. Oleh karena itu, penanaman sikap pada
pembelajaran IPS hendaknya dilakukan dengan baik. Di dalam pembelajaran IPS, berbagai pendekatan serta metode yang diterapkan
harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa. Berbagai macam pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran IPS dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik. Hal ini sesuai dengan Hal ini sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005
pasal 19 yang menyatakan bahwa: “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.” Berbagai pendekatan dan metode dalam pembelajaran IPS
digunakan untuk membina sikap yang baik dalam diri siswa, termasuk menanamkan sikap nasionalisme siswa. Penanaman sikap tersebut
sangat penting dilakukan karena hal tersebut dapat menjadikan siswa mempunyai suatu prinsip dalam kehidupannya di masyarakat.
Pada jenjang pendidikan sekolah dasar, siswa harus diperkenalkan dengan penanaman sikap pada proses pembelajaran. Terkait dengan
penanaman sikap nasionalisme, proses pembelajaran melalui cerita dan dongeng dapat dijadikan sarana yang baik dalam penanaman sikap
nasionalisme. Seperti yang dikemukakan oleh Hidayati, bahwa cerita dan dongeng dapat menjadi sarana yang baik untuk pengenalan dan
penanaman nilai dan sikap kepada diri siswa seperti kejujuran, keadilan, dan kepahlawanan. Kegiatan yang melatih sikap persatuan
dan kesatuan, bekerja keras, disiplin, ataupun jujur dapat dijadikan pendorong untuk siswa agar dapat melakukan perbuatan yang