Jadi pembelajaran IPS adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk membantu siswa dalam mempelajari dan memahami materi-materi
IPS. Dengan tujuan agar siswa peka terhadap permasalahan sosial yang terjadi disekitarnya serta memiliki sikap mental yang positif dan
keterampilan dalam mengatasi berbagai permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan masyarakatnya.
b. Tujuan Pembelajaran IPS
Tujuan utama
Ilmu Pengetahuan
Sosial adalah
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah
sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil
mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut
dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah di organisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci
sebagai berikut.
7
1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan
kebudayaan masyarakat. 2. Mengetahui
dan memahami
konsep dasar
dan mampu
menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
sosial. 3. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta
membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat
7
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep Strategi dan Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Jakarta: Bumi Aksara, 2010,
Ed1, Cet 2, h. 176
4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah sosial serta mampu membuat analisa yang kritis, selanjutnya mampu
mengambil tindakan yang tepat 5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
mengembangkan diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.
6. Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral 7. Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak
bersifat menghakimi 8. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam
kehidupannya “to prepare students to be well-functioning citizens
in a democratic society” dan mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap
persoalan yang dihadapinya. 9. Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau
penolakan siswa terhadap materi pembelajaran IPS yang diberikan.
c. Karakteristik Pembelajaran IPS di SD
Istilah pendidikan IPS dalam menyelenggarakan pendidikan di Indonesia masih relatif baru digunakan. Pendidikan IPS merupakan
padanan dari sosial studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kali digunakan di AS pada tahun 1913
mengadopsi nama lembaga Sosial Studies yang mengembangkan kurikulum di AS.
8
Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh Hamid Hasan, merupakan fusi dari berbagai disiplin
ilmu, Martoella mengatakan bahwa pembelajaran pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek “pendidikan” dari pada : transfer konsep”,
karena dalam pembelajaran IPS peserta didik diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta
8
Ibid., h. 172
meltih sikap, nilai, moral dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Dengan demikian, pembelajaran pendidikan
IPS harus diformulasikan pada aspek kependidikannya. Konsep IPS yaitu:
a. Interaksi b. Saling ketergantungan
c. Kesinambungan dan perubahan d. Keragamankesamaanperbedaan
e. Konflik dan konsesus f.
Pola patron g. Tempat
h. Kekuasaan power i.
Nilai kepercayaan j. Keadilan dan pemerataan
k. Kelangkaan scarcity l. Kekhususan
m. Budaya culture dan n. Nasionalisme
9
Karakteristik mata pelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik. Ilmu Pengetahuan Sosial IPS
merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya.
Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan realitas dan fenomena sosial beradsarkan pendekatan interdisipliner.
Mata pelajaran IPS di MISD, MTSSMP, memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut.
1. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan,
sosiologi bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.
9
Ibid., h. 173
2. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi yang
dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik tema tertentu.
3. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan
interdisipliner dan multidisipliner. 4. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut
persitiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan,
struktur, proses dan masalah sosial seta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive serta pemenuhan kebutuhan, kekuasaan,
keadilan, jaminan keamanan.
2. Sikap Nasionalisme
a. Pengertian Sikap Nasionalisme
Menurut Muslim, secara historis istilah sikap attitude digunakan pertama kali oleh Herbert Spencer tahun 1862, yang diartikan sebagai
status mental seseorang. Seperti ahli psikologi seperti Louis, Thurstone, Rensis Likert, Charles Osgood menyatakan bahwa sikap
adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan yang mana dapat memihak favoriable maupun tidak memihak unfavorable pada
suatu objek tertentu. Sedangkan kelompok ahli psikologi sosial seperti Chzve, Bogardus, La Pierre, Mead dan Gordon Allport mengemukan
sikap adalah kesiapan kecenderungan potensial untuk bereaksi pada suatu obyek dengan cara-cara tertentu. Menurut La Pierre
mendifinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, dan predisposisi untuk menyesuaikan dengan
situasi sosial, atau secara sederhana sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.
Nasionalisme berasal dari kata nation yang berarti bangsa. Bangsa mempunyai dua pengertian yaitu dalam pengertian antropologi dan