Teknik Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN
tepat.
10
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, disebut valid karena mengukur item soal menunjukkan sejauh mana
data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Untuk mengetahui validitas dari butir soal, peneliti menggunakan program ANATES. Dari 30 soal dalam bentuk pilihan ganda yang diujicobakan, 21 soal
dinyatakan valid. Untuk menggenapkan maka, jumlah soal yang digunakan dalam pretest dan posttest adalah sebanyak 20 soal.
2. Pengujian Reliabitas Instrumen
Reliabilitas bermakna keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsistensi; dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya dan konsisten.
11
Reliabilitas dilakukan untuk memperoleh data yang dipercaya, instrumen penelitian yang digunakan harus reliabel. Reliabilitas menunjukkan pada suatu
pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk
mengetahui reliabilitas dari butir soal, peneliti menggunakan program ANATES. Berdasarkan hasil uji reliabilitas, 21 soal yang telah valid memiliki nilai
reliabilitas sebasar 0,76. Untuk lebih jelasnya, hasil uji reliabilitas tes hasil belajar dapat dilihat pada lampiran.
3. Taraf Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran difficulty index. Untuk mengetahui tingkat kesukaran tiap butir
soal dapat menggunakan rumus sebagai berikut: P =
JS B
............................................................3.1
10
Ahmad Sofyan, et al., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, cet. 1, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006, h. 105
11
Ibid.
Keterangan: P
: Indeks kesukaran B : Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
12
Klasifikasi Indeks Kesukaran: IK : 0,70 - 1,00 = Mudah
0,30 – 0,70 = Sedang
0,00 – 0,30 = Sukar
Untuk mengetahui taraf kesukaran soal, peneliti menggunakan program ANATES.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh
berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi.
Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal dapat menggunakan rumus berikut:
D =
B B
A A
J B
J B
..............................................3.2 Keterangan :
D : Koefisien daya pembeda soal. B
A
: Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar. B
B
: Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar. J
A
: Banyaknya siswa kelompok atas. J
B
: Banyaknya siswa kelompok bawah.
13
Klasifikasi Daya Pembeda: DP : 0,70
– 1,00 = Baik sekali excellent : 0,40
– 0,70 = Baik good
12
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan edisi Revisi, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, h. 207-208
13
Ibid., h. 210-214
: 0,20 – 0,40 = Cukup Satisfactory
: 0,00 – 0,20 = Jelek poor
14
Untuk mengetahui daya pembeda dari butir soal, peneliti menggunakan program ANATES.
Anates merupakan program yang dikembangkan oleh Prof. Dr. Karno To, M.Pd. dan Yudi Wibisono, ST. Anates yang digunakan adalah anates versi 4.
Program ini mampu menganalisis butir soal multiple choice dan uraian dengan mudah dan cepat. Kelebihan lainnya adalah program anates sepenuhnya
menggunakan bahasa Indonesia. Anates merupakan perangkat lunak yang khusus dikembangkan untuk menganalisis tes pilihan berganda. Anates dirancang agar
mudah dipelajari dan dipergunakan. Dengan program ini, proses analisis tes akan menjadi lebih mudah, cepat, dan akurat.
Adapun kemampuan yang dimiliki anates sebagai berikut: a
Menghitung skor asli maupun dibobot. b
Menghitung reliabilitas tes. c
Mengelompokkan subjek ke dalam kelompok unggulasor. d
Menghitung daya pembeda. e
Menghitung tingkat kesukaran. f
Menghitung korelasi skor butir dengan skor total. g
Menghitung kualitas pengecoh.