agar membantu siswa lebih mudah memahami konsep yang diajarkan serta membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Pendekatan Ekspositori
Pendekatan ekspositori bertolak dari pandangan bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh gurupengajar.
Hakekat mengajar menurut pandangan ini adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang sebagai objek yang menerima apa
yang diberikan guru. Biasanya guru menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan, yang dikenal
dengan istilah kuliah, ceramah, dan lecture. Dalam pendekatan ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat informasi yang telah diberikan guru,
serta mengungkap kembali apa yang dimilikinya melalui respon yang ia berikan pada saat diberikan pertanyaan oleh guru.
Komunikasi yang digunakan guru dalam interaksinya dengan siswa, menggunakan komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai aksi. Oleh sebab itu,
kegiatan belajar siswa kurang optimal, sebab terbatas pada mendengarkan uraian guru, mencatat, dan sesekali bertanya pada guru. Kegiatan belajar yang bersifat
menerima terjadi karena guru menggunakan pendekatan mengajar yang bersifat ekspositori, baik pada perencanaan maupun pada pelaksanaannya.
Pendekatan ekspositori menempatkan guru sebagai pusat pengajaran, karena guru lebih aktif memberikan informasi, menerangkan suatu konsep,
mendemonstrasikan keterampilan dalam memperoleh pola, aturan, dalil, memberi contoh soal beserta penyelesaiannya, memberi kesempatan siswa untuk bertanya,
dan kegiatan guru lainnya dalam pembelajaran ini. Pendekatan ekspositori disebut juga mengajar secara konvensional seperti metode ceramah maupun demonstrasi.
Pada pendekatan ini tidak terus menerus memberi informasi tanpa peduli apakah siswa memahami informasi tersebut atau tidak. Guru hanya memberi
informasi pada saat tertentu jika diperlukan, misalnya pada permulaan pelajaran, memberi contoh soal, menjawab pertanyaan siswa, dan sebagainya. Dalam
pembelajaran ekspositori ini, guru menyajikan bahan dalam bentuk yang telah
dipersiapkan secara rapi, sistematik, dan lengkap, sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib. Pendekatan ekspositori
digunakan oleh guru untuk menyajikan bahan pelajaran secara utuh atau menyeluruh, lengkap, dan sistematis dengan penyampaian secara verbal.
17
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin, medius yang secara harfiah berarti „tengah’, „perantara’, atau „pengantar’.
18
Istilah media digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan. Sehingga istilahnya menjadi media
pendidikan atau media pembelajaran. Rossi dan Breidle mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, dan sebagainya. Gerlach dan Ely menyatakan: “a
medium, conceived is any person, material or even that establish condition which enable the learner to acquire knowledge, skill, and attitude.
”
19
Sementara, Gagne dan Briggs secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat
yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran.
20
Selain pengertian di atas ada juga yang berpendapat bahwa media pengajaran meliputi perangkat keras hardware dan perangkat lunak software.
Hardware adalah alat-alat yang dapat mengantarkan pesan seperti overhead projector, radio, televisi, dan sebagainya. Sedangkan software adalah isi program
yang mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada transparansi atau buku, cerita yang terkandung dalam film, atua materi yang disuguhkan dalam
bentuk bagan, grafik, diagram, dan sebagainya.
21
17
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2010, h. 78-79
18
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010, h. 3
19
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, h. 161
20
Azhar Arsyad, op.cit., h. 4
21
Wina Sanjaya, op.cit., h. 161-162
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Secara khusus, media pembelajaran memiliki fungsi dan peran untuk: 1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu.
Peristiwa-peristiwa yang peting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film, atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa
itu dapat disimpan dan digunakan mana kala diperlukan. 2. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu
Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkrit sehingga mudah dipahami dan dapat
menghilangkan verbalisme. Selain itu media pembelajaran juga bisa membantu menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak mungkin
ditampilkan di dalam kelas, atau menampilkan objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat dengan mata telanjang.
3. Menambah gairah atau motivasi belajar siswa Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga
perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.
22
Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
23
Adapun manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2.
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa dan lingkungannya, kemungkinan siswa untuk belajar sendiri- sendiri sesuai kemampuan dan minatnya.
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
22
Ibid., h.167-169
23
Azhar Arsyad, op.cit., h.15
4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.
24
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Secara garis besar, media pembelajaran umumnya dikelompokan ke dalam 3 jenis, yaitu media visual, media audio, dan media audio visual.
1. Media Visual Media berbasis visual memegang peran yang sangat penting dalam proses
belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Media visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan
hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata
25
. Beberapa jenis jenis media yang tergolong media visual di antaranya:
a. Media yang Tidak Diproyeksikan Beberapa media yang termasuk dalam media yang tidak diproyeksikan di
antaranya: Media realita, model, dan media grafis. Media realita adalah benda
nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realita ini adalah dapat
memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan
representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realita. Misal untuk
mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian,
memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal.
24
Ibid., h. 26-27
25
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010, h. 91