Hasil Analisis Data Nontes Angket

menunjukkan hasil posttest yang lebih tinggi dari pada hasil posttest siswa yang diberi perlakuan dengan pendekatan ekspositori pada saat proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari nilai t hitung yang lebih besar dari nilai t tabel , yaitu 6,55 1,99. Selain itu, perolehan nilai t hitung yang lebih besar dari pada nilai t tabel mengindikasikan adanya perbedaan yang cukup signifikan antara kedua kelompok. Perbedaan nilai tersebut dikarenakan adanya perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran antara kedua kelompok tersebut. Pada proses penerapan pendekatan accelerated learning, sebelum memulai pembelajaran, siswa terlebih dahulu dibawa pada keadaan rileks, percaya diri dan termotivasi agar siswa dapat belajar dengan baik. Kemudian, pembelajaran harus berlangsung menyenangkan dengan mengutamakan keterlibatan siswa baik secara fisik maupun emosi. Penggunaan media presentasi dalam bentuk power point, video, dan kartu belajar berwarna, bertujuan agar siswa dapat lebih memahami konsep yang diajarkan. Selain itu, selama proses pembelajaran, penggunaan musik-musik instrumental seperti musik klasik, musik baroque atau musik berirama penuh semangat, salah satunya bertujuan untuk membantu menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan. Dalam accelerated learning, penyatuan unsur- unsur seperti musik, permainan, dan warna merupakan cara untuk mendatangkan kegembiraan selama proses pembelajaran. Konsep termodinamika merupakan salah satu konsep yang abstrak dan penuh formulasi dalam pelajaran fisika. Sangat mudah untuk membuat siswa jenuh dalam membahas konsep ini. Untuk itu diperlukan penjelasan yang tidak hanya dalam bentuk verbal, namun juga dengan visualisasi dalam bentuk gambar diam, gambar bergerak, ataupun demonstrasi. Agar dapat merealisasikan konsep tersebut walaupun tidak sepenuhnya. Pada kelompok kontrol dengan pendekatan ekspositori menunjukkan guru lebih berperan aktif dari pada siswa dalam poses pembelajaran. Pembelajaran ini juga lebih ditekankan pada bagaimana siswa dapat memahami konsep yang diajarkan. Tanpa mempedulikan bagaimana kesiapan siswa secara mental sebelum belajar, minat siswa saat dan setelah belajar, juga gaya belajar siswa. Penyampaian materi yang hanya menggunakan metode diskusi dan dipadukan dengan sistem ceramah membuat siswa menjadi kurang tertarik dan tidak terfokus perhatiannya. Mereka tidak terlalu fokus pada apa yang disampaikan oleh guru. Siswa hanya memperoleh informasi berdasarkan penjelasan guru, guru lebih berperan sebagai instruktur yang melakukan proses pembelajaran daripada sebagai fasilitator. Siswa cenderung pasif dan tidak memperoleh pengalamannya sendiri. Hal tersebut berakibat pada pemahaman konsep yang didapat kurang maksimal. Perbedaan perlakuan pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol tidak hanya pada pendekatan yang diterapkan. Melainkan juga dari kuantitas waktu pembelajaran. Pada kelas eksperimen yang diberlakukan pendekatan accelerated learning pada proses pembelajarannya, disediakan tiga kali pertemuan. Sedangkan pada kelas kontrol disediakan empat pertemuan. Perbedaan jumlah waktu ini sebagai salah satu upaya penerapan pendekatan accelerated learning yang mementingkan kecepatan pemahaman. Walaupun jumlah pertemuan dari kedua kelas tersebut berbeda, muatan konsep materi yang dibahas sama, tidak ada yang dikurangi atau dilebihkan. Dari proses ini terlihat bahwa dengan pendekatan accelerated learning, pembelajaran dapat berlangsung lebih cepat, dengan hasil yang memuaskan. Hasil positif bukan hanya terlihat dari hasil belajar siswa tetapi juga dari respon positif siswa terhadap hal-hal yang terkait dalam pembelajaran dengan menerapkan accelerated learning. Hal ini, terlihat dari jawaban pada angket yang diberikan kepada kelompok eksperimen. Angket bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap accelerated learning yang telah diterapkan. Perolehan hasil angket sebesar 81 termasuk dalam kriteria baik sekali. Hal ini, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memberikan respon yang baikpositif terhadap accelerated learning pada konsep termodinamika. Hasil dalam penelitian ini juga menunjukkan hasil yang serupa dengan hasil yang diperoleh Jan Kuyper-Erland dalam penelitiannya yang berjudul “Accelerated Learning dan Keterampilan Kognitif Menggunakan Media Interaktif untuk Meningkatkan Kemampuan Akademis Bahasa dan Matematika ”. Hasil tersebut yakni terjadi peningkatan hasil belajar setelah diberlakukan accelerated learning dalam pembelajaran di kelas. Selain itu, Ferawati yang meneliti tentang pengaruh accelerated learning terhadap hasil belajar biologi siswa, juga mendapatkan hasil yang sama yaitu peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan accelerated learning pada proses pembelajaran. Dari data dan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan accelerated learning telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa.