Hasil Uji Hipotesis Hasil Penelitian

Berdasarkan grafik di atas diperoleh persentase respon positif siswa pada indikator minat siswa terhadap pelajaran fisika sebesar 17, pada indikator penggunaan media pembelajaran sebesar 17, pada indikator motivasi dan afirmasi sebelum pembelajaran sebesar 16, pada indikator keaktifan siswa selama pembelajaran sebesar 16, dan pada teknik mengajar yang diterapkan sebesar 15. Sedangkan perolehan persentase respon negatif siswa pada indikator minat siswa terhadap pelajaran fisika sebesar 3, pada indikator penggunaan media pembelajaran sebesar 3, pada motivasi dan afirmasi sebelum pembelajaran sebesar 4, pada indikator keaktifan siswa selama pembelajaran sebesar 4, dan pada indikator teknik mengajar yang diterapkan sebesar 5.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis, diketahui bahwa data hasil pretest dan posttest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdistribusi normal. Dengan perolehan L hitung masing-masing yang lebih kecil dari pada L tabel . Selain itu, data hasil pretest dan posttest dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, menunjukkan data yang homogen. Pada pengujian hipotesis melalui uji-t dengan taraf signifikansi 5, memperlihatkan bahwa hasil pretest kelompok eksperimen dan hasil pretest kelompok kontrol tidak ada perbedaan. Karena t hitung yang diperoleh tidak lebih besar dari t tabel , yaitu -0,24 1,99. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan, kemampuan penguasaan konsep dari kedua kelompok tidak berbeda. Pada hasil posttest siswa untuk setiap indikator pembelajaran pada kelompok eksperimen maupun kontrol, menunjukkan persentase yang berbeda. Pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, persentase terbesar berada pada indikator pembelajaran mengidentifikasi hubungan usaha, kalor, dan energi dalam, yaitu sebesar 76 dan 59,8 dari seluruh siswa pada kelompok tersebut. Pada indikator pembelajaran tersebut, konsep beserta formulasi yang pelajari cukup sederhana dan tidak banyak, yakni meliputi hukum I termodinamika. Pada hasil posttest memperlihatkan bahwa siswa yang diberi perlakuan dengan pendekatan accelerated learning pada saat proses pembelajaran, menunjukkan hasil posttest yang lebih tinggi dari pada hasil posttest siswa yang diberi perlakuan dengan pendekatan ekspositori pada saat proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari nilai t hitung yang lebih besar dari nilai t tabel , yaitu 6,55 1,99. Selain itu, perolehan nilai t hitung yang lebih besar dari pada nilai t tabel mengindikasikan adanya perbedaan yang cukup signifikan antara kedua kelompok. Perbedaan nilai tersebut dikarenakan adanya perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran antara kedua kelompok tersebut. Pada proses penerapan pendekatan accelerated learning, sebelum memulai pembelajaran, siswa terlebih dahulu dibawa pada keadaan rileks, percaya diri dan termotivasi agar siswa dapat belajar dengan baik. Kemudian, pembelajaran harus berlangsung menyenangkan dengan mengutamakan keterlibatan siswa baik secara fisik maupun emosi. Penggunaan media presentasi dalam bentuk power point, video, dan kartu belajar berwarna, bertujuan agar siswa dapat lebih memahami konsep yang diajarkan. Selain itu, selama proses pembelajaran, penggunaan musik-musik instrumental seperti musik klasik, musik baroque atau musik berirama penuh semangat, salah satunya bertujuan untuk membantu menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan. Dalam accelerated learning, penyatuan unsur- unsur seperti musik, permainan, dan warna merupakan cara untuk mendatangkan kegembiraan selama proses pembelajaran. Konsep termodinamika merupakan salah satu konsep yang abstrak dan penuh formulasi dalam pelajaran fisika. Sangat mudah untuk membuat siswa jenuh dalam membahas konsep ini. Untuk itu diperlukan penjelasan yang tidak hanya dalam bentuk verbal, namun juga dengan visualisasi dalam bentuk gambar diam, gambar bergerak, ataupun demonstrasi. Agar dapat merealisasikan konsep tersebut walaupun tidak sepenuhnya. Pada kelompok kontrol dengan pendekatan ekspositori menunjukkan guru lebih berperan aktif dari pada siswa dalam poses pembelajaran. Pembelajaran ini juga lebih ditekankan pada bagaimana siswa dapat memahami konsep yang diajarkan. Tanpa mempedulikan bagaimana kesiapan siswa secara mental sebelum belajar, minat siswa saat dan setelah belajar, juga gaya belajar siswa.