Penggunaan media pembelajaran dalam hal ini, bertujuan agar siswa lebih memahami konsep yang akan diajarkan, yaitu termodinamika. Selain itu, untuk
membantu memvisualisasi materi-materi yang abstrak dalam konsep tersebut, dan sebagai pendukung proses pembelajaran dengan accelerated learning. Dengan
lebih mudah memahami konsep pelajaran, akan berakibat salah satunya pada hasil belajar siswa.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi
tiga macam hasil belajar, yakni: keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Masing-masing hasil belajar dapat diisi dengan
bahan yang telah diterapkan dalam kurikulum. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benjamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotor.
30
a. Hasil Belajar Penguasaan Materi Kognitif
Dalam domain kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, dan kemampuan-kemampuan intelektual, seperti
mengaplikasikan prinsip
atau konsep,
menganalisis, mensintesis,
dan mengevaluasi. Sebagian besar tujuan-tujuan instruksional berada dalam domain
kognitif.
31
Ranah kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mentalotak. Bloom mengklasifikan tujuan kognitif dalam enam level,
yaitu pengetahuan knowledge, pemahaman comprehension, aplikasi apply, analisis analysis, sintesis synthesis, dan evaluasi evaluation dalam satu
dimensi. Kemudian, pada tahun 2001 Lorin W. Anderson dan David R.
30
Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1995, h.22
31
Ahmad Sofyan, et al.,Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h. 14
Krathwohl menulis A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. Keduanya melakukan
revisi mendasar atas klasifikasi kognitif yang pernah dikembangkan Bloom. Anderson dan Kratwohl merevisinya menjadi dua dimensi, yaitu proses
dan isijenis. Pada dimensi proses, terdiri atas mengingat remember, memahami understand, menerapkan apply, menganalisis analyze, menilai evaluate,
dan berkreasi create. Sedangkan pada dimensi isinya terdiri atas pengetahuan faktual factual knowlwdge, pengetahuan konseptual conceptual knowledge,
pengetahuan prosedural procedural knowledge, dan pengetahuan metakognisi metacognitive knowledge.
Di bawah ini merupakan penjabaran dari dimensi proses kognitif hasil revisi taksonomi Bloom:
1. Mengingat C
1
Mengingat merupakan proses paling sederhana dalam proses kognitif belajar. Mengingat berarti memanggil kembali pengetahuan yang telah tersimpan
dalam memori jangka panjang. Jenis pengetahuan yang relevan dengan kemampuan mengingat ini adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konsep,
pengetahuan prosedural atau pengetahuan metakognitif. Mengingat pengetahuan pengetahuan yang telah disampaikan dan disimpan waktu lalu penting untuk
menciptakan proses belajar yang penuh arti meaningful learning dan memecahkan masalah atau tugas-tugas yang lebih rumit. Di dalam kategori
mengingat, terdapat dua proses yaitu pengenalan recognize dan pengingatan recall.
32
Dalam recognizing pengenalan, pengetahuan yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang diingat kembali untuk dibandingkan dengan informasi
atau pengetahuan yang sedang disajikan, apakah ada diantara pengetahuan yang telah tersimpan sebelumnya yang mirip dengan pengetahuan baru tersebut,
ataukah berbeda sama sekali. Sedangkan pengingatan recall adalah mengingat
32
W. Anderson dan David R. Krathwohl, A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing A Revision of Bloom
’s Taxonomy of Educational Objectives, New York: Longman, 2001, h. 66
kembali atau memanggil kembali pengetahuan yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang.
33
2. Memahami C
2
Siswa dikatakan mengerti ketika mereka mampu membangun pemahaman dari pesan pengetahuan yang disampaikan baik secara lisan, tulisan, dalam
bentuk grafik maupun ketika penyampaian tersebut menggunakan media buku atau komputer sekalipun. Jenis pengetahuan yang membutuhkan proses
memahami ini adalah pengetahuan konsep. Ada tujuh proses kognitif yang tergabung dalam proses memahami, yaitu:
a. Menafsirkan interpreting; menafsirkan terjadi ketika siswa mampu menkonversikan informasi dari satu betuk ke bentuk yang lain, seperti
informasi gambar diterjemahkanditafsirkan ke dalam kata-kata, kata-kata ke dalam gambar, angka ke dalam kata-kata maupun sebaliknya dan lain-lain.
b. Menggunakan contoh exemplifying; mengidentifikasi bagian-bagian utama dari sebuah konsep umum dan menggunakannya untuk membangun sebuah
contoh spesikif. c. Mengklasifikasikan classifying; merupakan pelengkap proses exemplifying.
Jika exemplifying dimulai dengan membangun contoh spesifik dari sebuah konsep umum, maka mengklafisikasikan dimulai dengan contoh-contoh
spesifik untuk membangun pemahaman yang lebih umum. d. Meringkas summarizing; memahami dengan cara menuliskan kembali atau
merangkum informasi yang telah dijelaskan. Isi rangkumannya adalah hal-hal yang dianggap penting seputar informasi atau pengetahuan tersebut.
e. Menyimpulkan inferring; membuat kesimpulan sendiri dari materi yang disampaikan secara ringkas sesuai dengan pemahan siswa.
f. Membandingkan comparing; cara membandingkan ini digunakan untuk mengetahui perbedaan dan persamaan dari suatu konsep, masalah, peristiwa,
dan lain-lain.
33
Ibid., h.69
g. Menjelaskan explaining; terjadi ketika siswa mampu membangun hubungan sebab akibat dari konsep atau meteri yang telah dijelaskan.
34
3. Mengaplikasikan C
3
Mengaplikasikan adalah menerapkan pengetahuan yang telah didapat untuk berlatih dalam memecahkan masalah persoalan. Dalam kategori
mengaplikasikan ini terdiri dari dua proses kognitif yaitu pelaksanaan executing dan penerapan implementing.
a. Melaksanakan Yaitu ketika siswa dihadapkan pada permasalahan yang sudah sering
diajukan, maka mudah baginya untuk menyelesaikan persoalan tersebut contoh: soal latihan. Karena ia telah mengetahui dengan pasti dimana ia dapat
menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya ke dalam masalah tersebut. b. Menerapkan
Yaitu ketika siswa dihadapkan pada permasalahan atau tugas yang sama sekali baru baginya unfamiliar problem. Dengan begitu siswa tidak dapat
langsung dengan mudah menerapkan pengetahuan yang ia dapat untuk menyelesaikan masalah atau tugas tersebut. Mengaplikasikan ini cocok untuk
diterapkan pada pengetahuan prosedural. 4. Menganalisis C
4
Merupakan proses dimana siswa mampu menghubungkan satu bagian dalam materi pelajaran tersebut dengan bagian lain. Proses kognitif menganalisis
ini terbagi
menjadi tiga
yaitu, membedakan,
mengorganisir dan
menghubungkan.
35
Membedakan diferentiating berarti siswa mampu melihat perbedaan antara elemen-elemen dalam materi yang disampaikan. Mengorganisir
organizing berarti siswa mampu mengelompokkan elemen-elemen tersebut berdasarkan kriteria tertentu. Terakhir, ialah menghubungkan attributting, siswa
34
Ibid., h. 70-75
35
Ibid., h. 77-79