37
4
Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa adalah lembar kerja yang diberikan kepada siswa untuk di isi bersama kelompok dengan berdiskusi setelah proses belajar
dilakukan. Lembar kerja ini diberikan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar siswa dapat memahami materi yang telah diberikan.Indikator soal pada lembar
kerja siswa dapat dilihat pada Tabel 3.7
Tabel 3.7 Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa Siklus I Siklus II
Siklus Indikator
Ket Menyebutkan posisi matahari pada pagi, siang
dan sore I
Menentukan keberadaan bayang-bayang yang terbentuk pada pagi, siang dan sore
Menyebutkan perbedaan panas matahari pada pagi, siang dan sore hari
Posisi bayang-bayang yang terbentuk pada pagi, siang, dan sore hari
2 Menyebutkan manfaat energi matahari bagi
manusia Menyebutkan
dampak buruk
yang ditimbulkan oleh sinar matahari
Menyebutkan cara menghindari dari pengaruh buruk matahari
Memberi contoh
benda yang
dapat melindungi dari sinar matahari
I. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan sebelum dilakukan tindakan, kemudian pada saat sedang diberikan tindakan dan setelah tindakan selesai. Teknik pengumpulan
data ditunjukan pada Tabel 3.8
Tabel 3.8 Teknik Pengumpulan Data
Instrument Kegiatan Pengumpulan Data
Lembar Observasi Dilaksanakan
pada saat
pembelajaran berlangsung untuk mengamati kegiatan siswa
dan pelaksanaan pembelajaran berlangsung
38
sesuai RPP yang telah disusun Wawancara
Wawancara dilaksanakan pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran kooperatif pada siswa
Tes Dilaksanakan pada awal dan akhir pembelajaran
di setiap siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif
Lembar Kerja Siswa Diberikan pada saat siswa melaksanakan proses
pembelajaran, yakni pada saat eksplorasi untuk peningkatan nilai kelompok
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan
Sebelum tes dijadikan instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang diluar sampel subjek yang telah
ditetapkan. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen dapat memenuhi syarat validitas dan reliabilitasnya atau tidak.
1. Uji Validitas
Salah satu cara untuk melihat derajat suatu kepercayaan adalah dengan melihat validitas penelitian.
87
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Uji kesanggupan alat
penilaian dalam mengukur isi sebenarnya. Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian digunakan rumus yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal
dengan rumus korelasi product moment. Rumus yang digunakan:
=
∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan: = instrumen validitas
N = Jumlah responden X = Skor total Jumlah butir soal
87
Kunandar, op. cit., h. 103
39
Y = Skor total Kriteria uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut:
Tabel 3.9 Interpretasi Uji Validitas
Besarnya nilai r Interprestasi
0,800 – 1,00
Tinggi 0,600
– 0,800 Cukup
0,400 – 0,600
Agak rendah 0,200
– 0,0400 Rendah
0,000 – 0,200
Sangat rendah tidak berkorelasi Kemudian disamakan dengan
dengankriteria validitas, jika ≥
, maka butir soal tersebut adalah valid dan jika ≤
, maka butir soal tersebut tidak valid. Hasil uji validitas instrumen siklus I dan siklus II dapat dilihat
pada Tabel 3.10
Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus I dan Siklus II
Siklus Jumlah Siswa
Jumlah Soal
Nomor Soal Jumlah
Soal Valid
I 18
20 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16
,17,18,19,20 16
II 18
20 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,
16,17,18,19,20 14
Ket: = invalid Setelah dilakukan uji validitas terhadap instrumen penelitian yang akan
digunakan, pada siklus I didapatkan 16 butir soal memiliki nilai valid dan 4 butir soal invalid. Pada siklus II didapatkan 14 butir soal yang valid dan 6 butir soal
invalid, semua digunakan untuk instrumen penelitian. 2.
Uji Reliabilitas Uji reliabilitasadalah ketepatan alat tersebut dalam mengukur apa yang
dinilainya.Analisis reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah soal yang
40
disusun dapat memberikan hasil yang tepat atau tidak.Instrumen disebut reliabel yakni mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu
mengungkap data yang bisa dipercaya.Uji ini dilakukan dengan menggunakan rumus K-R 20 dari Kuder-Richardson.
Rumus: =
[ ] [
∑ ́ ́
] Keterangan:
= reliabilitas instrumen ∑ ́ = varian butir soal
∑ ́ = varian skor total k = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir proporsi
subjek yang mendapat nilai 1 Adapun kriteria Reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.11
Tabel 3.11 Kriteria Reliabilitas
Kriteria Kategori
0,91 – 1,00
Sangat tinggi 0,71
– 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup 0,21
– 0,40 Rendah
≤ 0,21 Sangat rendah
Hasil perhitungan uji reliabilitas ditafsirkan, jika 0,7 maka
intrumen hasil belajar dinyatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.12
Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I dan II
Siklus Keterangan
I 0,80
Reliabilitas tinggi II
0,82 Reliabilitas tinggi
41
Untuk instrumen pada siklus I memiliki nilai reliabilitas sebesar0,80 sedangkan instrumen pada siklus II memiliki nilai reliabilitas sebesar0,82. Berdasarkan hasil
pengujian tersebut dapat dikatakan bahwa instrumen siklus I memiliki nilai reliabilitas tinggi, begitu pula instrumen pada siklus II memiliki nilai reliabilitas
tinggi.
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah peluang menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks.
88
Tingkat kesukaran yaitu instrumen diuji apakah memiliki tingkat kesukaran sulit, sedang atau mudah. Soal yang baik adalah yang tidak terlalu sulit dan
tidak terlalu mudah. Untuk dapat mengukur tingkat kesukaran suatu soal menggunakan rumus:
P = Keterangan :
P = tingkat kesukaran butir tertentu B = jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah siswa dari masing-masing kelompok yang menjawab soal
Kriteria tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.13
Tabel 3.13 Kriteria taraf Kesukaran
Kriteria Kategori
0,00 – 0,30
Sukar 0,31
– 0,70 Sedang
0,71 – 1,00
Mudah Hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen tes pada siklus I dan siklus II
dapat dilihat pada Tabel 3.14
88
Kusaeri Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2012, cet I, h. 174
42
Tabel 3.14 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Siklus I dan Siklus II
Siklus Kriteria
Item Soal Jumlah Soal
Presentase I
Mudah 4
2 Sedang
16 8
II Sangat Mudah
2 1
Mudah 8
4 Sedang
10 5
Hasil pengujian tingkat kesukaran instrumen pada siklus I memiliki rincian sebagai berikut: soal yang memiliki kriteriamudah sebanyak 4 soal dan 16 soal
memiliki kriteria sedang. Sedangkan instrumen yang diujikan untuk siklus II memiliki rincian tingkat kesukaran sebagai berikut: soal yang memiliki kriteria
sangat mudah sebanyak 2 soal, 8 soal memiliki kriteria mudah, dan 10 soal memiliki kriteria sedang.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang belum
menguasai materi yang diujikan.
89
Untuk mengetahui daya pembeda soal dapat digunakan rumus berikut ini:
90
DP = Keterangan:
DP = Daya pembeda soal BA = Jumlah jawaban benar pada kelompok atas
BB = Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah N = Jumlah siswa yang mengerjakan tes
Adapun kriteria daya pembeda menurut dapat dilihat pada Tabel 3.15
91
89
Ibid., h. 175
90
Ibid., h.176
91
Ibid., h.177