5
Soejono berpendapat bahwa pembelajaran akan lebih berhasil bila bahan ajar menarik perhatian siswa. Sebab tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan
siswa yang memiliki kompetensi yang handal dalam pemecahan masalah. Untuk itu diperlukan pendekatan pembelajaran pemecahan masalah.
8
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian
“ Penggunaan Pendekatan Kooperatif Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa IPA Pada Materi Kenampakan Matahari ”
B. Indentifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Hasil belajar IPA masih kurang dari KKM
2. Guru masih terbatas pada metode konvensional
3. Siswa mudah terpengaruh oleh sosialisasi ditengah-tengah pembelajaran
sehingga menimbulkan kesulitan belajar IPA pada siswa 4.
Sarana dan prasarana yang kurang mendukung dalam pembelajaran IPA 5.
Kurangnya kerjasama siswa dalam pembelajaran.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Peneliti membatasi fokus penelitian ini pada:
1. Hasil belajar yang diukur pada kemampuan kognitif siswa mulai dari CI
sampai C2
2.
Penelitian ini diterapkan pada konsep kenampakan matahari
3.
Pendekatan kooperatif yang digunakan metode demonstrasi dan eksperimen
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka masalah yang akan diteliti
dirumuskan sebagai berikut “ Bagaimana penggunaan pendekatan kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas II pada
materi kenampakan matahari ?”
8
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009, cet. I, h. 52
6
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan ketuntasan dan KKM siswa dengan menerapkan hasil belajar
menggunakan pendekatan kooperatif pada mata pelajaran IPA materi kenampakan matahari pada siswa kelas II di MI Miftahul Huda Sawah Ciputat.
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk: 1.
Peneliti, dapat menambah wawasan dalam mempelajari pelajaran IPA melalui pendekatan kooperatif dalam upaya mengarahkan siswa untuk mencapai hasil
belajar yang optimal. 2.
Guru, menjadi bahan perbaikan dan peningkatan perannya di dunia pendidikan terutama pada pelajaran IPA
3. Siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu yang dapat
membantu siswa dalam belajar IPA
7
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang diteliti
1. Penelitian Tindakan Kelas
a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas PTK sering disebut classroom action research adalah alat untuk memperbaiki atau menyempurnakan mutu pelaksanaan tugas
sehari-hari mengajar yang mendidik,
9
Oleh karena itu hendaknya sedapat mungkin memilih metode atau pendekatan pembelajaran yang sesuai yang tidak
menghambat tugas sehari-hari dalam mengajar. Penelitian Tindakan Kelas termasuk penelitian kualitatif, walaupun data yang dikumpulkan bisa saja
kuantitatif atau analisisnya menggunakan analisis statistik deskriptif hasilnya tidak untuk digeneralisasi.
b. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Karakteristik penelitian tindakan, diantaranya:
10
1 Masalah yang diteliti adalah masalah yang riil yang muncul dari dunia kerja
peneliti 2
Berorientasi pada pemecahan masalah 3
Berorientasi pada peningkatan kualitas 4
Berbagai cara koleksi data dipergunakan 5
Siklus konsep tindakan yang diterapkan melalui urutan-urutan perencanaan, observasipengamatan, tindakan dan refleksi
6 Partisipasi kolaborasi
c. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas, yaitu:
11
9
Maifalinda Fatra dan Abdul Rozak, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, cet. 1, h. 4
10
Ibid., h. 14
11
Ibid., h.16
8
1 Penelitian Tindakan Kelas seyogyanya tidak berpengaruh pada komitmen
sebagai pengajar 2
Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran
3 Metode yang digunakan harus bersifat reliabel
4 Masalah penelitian diusahakan yang bersumber dan bertolak dari tanggung
jawab profesionalnya 5
Guru sebagai penyelenggara penelitian tindakan kelas harus konsisten dan memiliki kepedulian tinggi dengan pekerjaannya
6 Menggunakan tindakan perspektif kelas
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan praktek pembelajaran serta peningkatan layanan professional guru
dalam menangani proses pembelajaran. Manfaat PTK adalah untuk menumbuhkan budaya meneliti yang merupakan dampak dari pelaksanaan
tindakan secara berkesinambungan memberi manfaat pada munculnya inovasi pendidikan.
d. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Tindakan Kelas
Kelebihan Penelitian Tindakan Kelas, diantaranya: 1
Tumbuhnya rasa memiliki melalui kerjasama dalam PTK 2
Tumbuhnya kretivitas dan pemikiran kritis 3
Adanya motivasi untuk saling berubah 4
Meningkatnya kesepakatan lewat kerjasama demokratis dan dialogis dalam PTK
Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas: 1
Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian 2
Rendahnya efisiensi waktu 3
Konsepsi proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang demokratis dengan kepekaan tinggi terhadap kebutuhan dan keinginan
anggota
9
2. Model Kooperatif
a. Pengertian Kooperatif
Cooperative berarti bekerjasama dan learning berarti belajar, jadi belajar melalui kegiatan yang dilakukan bersama. Menurut Ibrahim strategi pembelajaran
kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang membantu siswa mempelajari isi akademik dan hubungan sosial.
12
Kagan mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi instruksional yang melibatkan interaksi siswa
secara kooperatif dalam mempelajari suatu topik sebagai bagian integral dari proses pembelajaran.
13
Jacob menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu metode instruksional dimana siswa dalam kelompok kecil bekerjasama dan
saling membantu dalam menyelesaikan tugas akademik.
14
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan
guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa.
15
Menurut Lie, pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa
untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas yang terstruktur dan guru bertindak sebagai fasilisator.
16
Sedangkan Abdurrahman dan Bintoro, mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sistematis mengembangkan interaksi
yang silih asah, silih asuh, silih asih antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata.
17
Hal ini adalah karena siswa memiliki keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok, serta merasa tidak puas bila tidak
bersama-sama temannya.
18
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kelompok adalah
siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama dalam suasana yang menyenangkan.
19
12
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009, cet. I, h. 232
13
Ibid.
14
Ibid.
15
Wena, op.cit., h. 198
16
Ibid., h. 190
17
Ibid.
18
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, cet. 2, h. 224
19
Wena, op.cit., 190