pengetahuan serta pandangan kepada sesama temannya, sehingga hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yang baik.
Hal ini sejalan dengan penelitian Olivia Febrayani Valentina dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Time Token Arends Terhadap Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas V SD Gugus II Kecamatan Seririt
”, menyatakan bahwa hasil belajar PKn siswa yang mengunakan model pembelajaran Time Token Arends lebih
tinggi dibandingkan dengan hasil belajar PKn siswa pada kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran langsung. Selain itu, Kurnia Mustika Mayang Sari
2013 jug a membuktikan dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends 1998 dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran PAI di SMP Negeri 2 Kota Tanggerang
Selatan”, menyatakan bahwa terdapat peningkatan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PAI setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Time Token
Arends 1998. Metode pembelajaran Time Token Arends ini merupakan metode pembelajaran
yang masih jarang diterapkan oleh pendidik di Sekolah Dasar, untuk itu dengan diterapkannya metode pembelajaran Time Token Arends ini, diharapkan dapat
membantu guru dan khususnya siswa untuk mencapai hasil belajar yang maksimal serta mengembangkan keaktifan siswa dalam berpartisipasi dan bersosialisasi dalam
pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Time Token Arends Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03
”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, beberapa masalah diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi
2. Hasil belajar siswa rendah pada aspek kognitif
3. Kurangnya minat dan motivasi belajar siswa
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu meluas, maka permasalahan yang diteliti dibatasi sebagai berikut:
1. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi
2. Hasil belajar siswa rendah pada aspek kognitif
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah
Apakah terdapat pengaruh dalam penerapan metode pembelajaran Time Token Arends terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujun untuk mengetahui pengaruh dalam penerapan metode pembelajaran Time Token Arends
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini diantaranya : 1.
Manfaat bagi Guru, diharapkan dapat mengembangkan kreatifitas guru dalam menerapkan metode pembelajaran dan sebagai salah satu alternatif dalam
pembelajaran PKn. 2.
Manfaat bagi Sekolah, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan latihan dan pengembangan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru pada
pembelajaran PKn.
7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Metode Pembelajaran Time Token Arends
a. Pengertian Metode Pembelajaran Time Token Arends
Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih untuk mencapai tujuan belajar, sehingga sumber belajar dengan
menggunakan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan.
1
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud. Jadi metode
adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
2
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Salah satu yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Hal yang paling penting
adalah performa guru di kelas, bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan
demikian, guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah peserta didik mencapai kompetensi tertentu. Hal ini berlaku baik bagi guru dalam
pemilihan metode mengajar maupun bagi peserta didik dalam memilih strategi belajar.
3
1
Nur Hamiyah dan Mohammad Jauhar. Strategi Belajar-Mengajar di Kelas, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2014, h. 47.
2
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, h. 625.
3
Iif khoiru Ahmadi, dkk. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, Jakarta:Prestasi Pustaka, 2011, h. 101.
Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas, serta jumlah anak juga sangat mempengaruhi
penggunaan metode. Guru harus merumuskan tujuan pembelajaran sebelum menentukan metode. Karena dengan begitu, mudahlah bagi guru menentukan
metode yang dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.
Salah satu pendekatan struktural yang dalam pembelajaran dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan meningkatkan perolehan hasil
akademik adalah metode pembelajaran Time Token Arends. Metode pembelajaran Time Token Arends ini merupakan bagian dari model
pembelajaran kooperatif. Tipe pembelajaran ini lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada individu.
Menurut Isjoni, pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif
merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
4
Menurut Arends 1998, metode pembelajaran Time Token merupakan salah satu contoh kecil dari penerapan pembelajaran demokratis di sekolah.
Proses pembelajaran yang demokratis adalah proses belajar yang menempatkan siswa sebagai subjek. Metode ini digunakan untuk melatih
siswa dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicara atau diam sama sekali.
5
Menurut Suprijono, metode pembelajaran Time Token Arends disebut metode Time Token Arends 1998. Hal ini dikarenakan metode ini
digunakan oleh Arends pada tahun 1998. Metode ini digunakan Arends untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak
mendominasi pembicara atau diam sama sekali. Alur pelaksanaanya
4
Isjoni. Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok, Bandung: Alfabeta, 2010, h. 14.
5
Miftahul Huda. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013, h. 239.
guru member sejumlah kupon berbicara dengan waktu kurang lebih ± 30 detik per kupon pada tiap siswa. Sebelum berbicara, siswa
menyerahkan kupon terlebih dahulu pada guru. setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa
lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus berbicara sampai semua kupon
habis.
6
Metode pembelajaran Time Token Arends dimaksudkan sebagai alternatif untuk mengajarkan keterampilan sosial yang bertujuan untuk menghindari
siswa mendominasi atau siswa diam sama sekali, serta menghendaki siswa saling membantu dalam kelompok kecil.
Jadi dapat dinyatakan, bahwa metode pembelajaran Time Token Arends ini merupakan metode kelompok yang memberikan peluang kepada siswa
untuk mengeksplor pengetahuannya serta melatih keberanian dan menumbuhkan kepercayaan diri siswa untuk menyatakan pendapatnya di
depan kelas, baik dalam diskusi kelompok atau sesi tanya jawab. Dengan metode ini diharapkan siswa dapat lebih semangat dan termotivasi dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran PKn, serta dapat mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi lebih baik, sehingga tujuan pembelajaran pun mencapai
tujuan yang diharapkan.
b. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Time Token Arends
Metode pembelajaran Time Token Arends ini digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi
pembicara atau diam sama sekali. Adapun sintak atau langkah-langkah dari metode pembelajaran Time Token Arends adalah:
1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
2 Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi klaksikal
3 Guru memberi tugas pada siswa
6
Agus Suprijono. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009, h. 133.