diperbaiki redaksinya untuk mewakili indikator-indikator yang belum terpenuhi.
b. Uji Reliabilitas
Selain pengujian validitas, sebuah tes juga harus memiliki reliabilitas. “Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen.
Reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu tes dapat
dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda
”.
10
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program ANNATES versi 4.0.2 dengan kriteria kategori reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 3.5 Indeks Reliabilitas
11
Nilai Korelasi Kriteria
0,91 – 1,00
Sangat tinggi 0,71
– 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup 0,21
– 0,40
Rendah
0,20 Sangat rendah
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen, diperoleh r
hitung
sebesar 0,02. Dengan nilai reliabilitas demikian, maka instrumen tersebut belum sepenuhnya reliabel. Akan tetapi, melihat dari sifat uji reliabilitas itu
bersifat pertimbangan, maka data tetap dapat dipertahankan. Karena data yang belum reliabel tersebut banyak mewakili indikator-indikator yang belum
terpenuhi.
10
Zainal Arifin. Evaluasi Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, h. 258.
11
Suharimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: BumiAksara, 2009, Cet. X, h. 207.
c. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran untuk setiap soal menunjukkan apakah butir soal itu tergolong sukar, sedang atau mudah. Indeks kesukaran rentangnya dari 0,0
– 1,0. Semakin besar indeks kesukaran menunjukkan semakin mudah butir soal
dan sebaliknya semakin rendah indeks kesukaran menunjukkan semakin sulit butir soal. Tingkat kesukaran dapat diketahui dengan menggunakan program
ANNATES. Tingkat kesukaran yang baik adalah P= 0,5 atau 0,15 dengan klasifikasi sebagai berikut:
Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran
12
Nilai P Klasifikasi
0,00 – 0,30
Sukar 0,31
– 0,70 Sedang
0,71 – 1,00
Mudah 1,00
Sangat Mudah
Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran butir soal instrumen penelitian, diperoleh 1 satu butir soal dengan tingkat kesulitan “sukar”, 22
butir soal dengan tingkat kesulitan “sedang”, 3 butir soal dengan tingkat kesulitan “mudah”, dan 14 butir soal dengan tingkat kesulitan “sangat
mudah”.
d. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong
mampu tinggi prestasinya dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah
12
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2009, h. 137.
prestasinya. Artinya, bila soal tersebut diberikan kepada anak yang mampu, hasilnya menunjukkan prestasi yang tinggi, dan bila diberikan kepada siswa
yang lemah, hasilnya rendah.
13
Untuk mengetahui daya pembeda dapat dilakukan dengan program ANNATES versi 4.0.2, klasifikasi interprestasi daya pembeda tiap butir soal
yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda
Nilai D
p
Kriteria
0,00 - 0,20 Buruk
0,21 – 0,40
Cukup 0,41
– 0,70 Baik
0,71 – 1,00
Baik Sekali Berdasarkan hasil perhitungan uji daya pembeda butir soal instrument,
diperoleh 21 butir soal dengan daya beda “buruk”, 11 butir soal dengan daya beda “cukup”, 7 butir soal dengan daya beda “baik”, dan 1 butir soal dengan
daya beda “baik sekali”. Kemudian dari butir soal dengan daya pembeda
buruk tersebut diduga terlalu mudah atau terlalu sukar, sehingga perlu diperbaiki atau diganti dengan pertanyaan lain.
2. Non Tes
a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi langsung dan mendalam dari sumbernya. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah,
guru dan siswa kelas IV.
13
Ibid, h. 141.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu langkah yang paling menentukan dalam penelitian karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian. Analisis data
dilakukan melalui tahap-tahap berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah sebaran data pada dua kelompok sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Analisis data ini
menggunakan SPSS 22 dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Kolmogorov-Smirnov prinsip kerjanya yaitu membandingkan frekuensi
kumulatif distribusi teoritik dengan frekuensi kumulatif distribusi empirik observasi. Langkah-langkah untuk melakukan uji Kolmogorov-Smirnov , yaitu:
a. Membuat hipotesis dalam uraian kalimat
Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal b.
Menentukan risiko kesalahan taraf signifikan, yaitu α = 0,05 c.
Kaidah pengujian: Jika D
hitung
D
tabel,
maka Ho diterima.
14
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan kehomogenan
populasi. Analisis data homogenitas ini menggunakan SPSS 22 yaitu dengan Uji Levene Statistic. Cara menafsirkan uji levene ini adalah, jika nilai Levene
Statistic 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variasi data adalah homogen.
3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan uji normalitas dan homogenitas, apabila data populasi berdistribusi normal dan data
populasi homogen, maka dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini dilakukan
14
Syofian Siregar. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Bumi Aksara, 2013, h. 153