43
Pretest Posttest Pretest
Posttest
1. A
76 92
1. A
52 72
2. B
64 88
2. B
60 76
3. C
68 92
3. C
72 68
4. D
72 88
4. D
52 72
5. E
56 76
5. E
56 84
6. F
76 92
6. F
68 80
7. G
68 80
7. G
60 76
8. H
60 72
8. H
76 92
9. I
56 80
9. I
72 80
10. J
60 72
10. J
60 68
11. K
72 76
11. K
52 72
12. L
52 68
12. L
60 84
13. M
76 92
13. M
56 72
14. N
56 68
14. N
36 84
15. O
68 76
15. O
72 80
16. P
68 72
16. P
64 76
17. Q
64 80
17. Q
60 80
18. R
36 68
18. R
44 76
19. S
72 80
19. S
64 80
20. T
64 88
20. T
56 68
21. U
60 76
21. U
68 76
22. V
76 80
22. V
76 68
23. W
52 72
23. W
56 60
24. X
64 76
24. X
60 80
25. Y
44 72
25. Y
68 72
26. Z
60 72
26. Z
56 68
27. AA
72 84
27. AA
44 72
28. AB
76 96
28. AB
72 60
29. AC
72 84
29. AC
64 72
30. AD
72 84
30. AD
60 76
Jumlah 1932
2396 Jumlah
1816 2244
Rata-rata 64,40
79,87 Rata-rata
60,53 74,80
Table 4.1 di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen mengalami peningkatan setelah diberikan perlakuan
melalui pembelajaran dengan metode Time Token Arends. Nilai terendah pada saat pretest yaitu siswa yang memiliki nilai 36, sedangkan nilai
tertingginya yaitu 76. Setelah siswa diberi perlakuan posttest, maka siswa memperoleh peningkatan hasil belajar dengan nilai terendah yaitu 68 dan
nilai tertinggi yaitu 96.
44
Sedangkan untuk hasil pretest dan posttest kelompok kontrol mengalami peningkatan. Nilai terendah pada saat pretest yaitu 36 dan nilai tertinggi yaitu
76. Sedangkan pada nilai posttest, nilai terendahnya yaitu 60 dan nilai tertingginya yaitu 92.
a. Analisis Data Pretest
Pemberian pretest dilakukan sebelum diberikan perlakuan atau tindakan metode. Hasil deskripsi data pretest kelompok eksperimen dan
kontrol dapat dilihat dari table di bawah ini:
Table 4.2 Deskripsi Data
Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
N Valid
Eksperimen Kontrol
30 30
Missing Mean
Median Mode
Sum 64,40
60,53 66,00
72 60,00
60 1932
1816 Berdasarkan table 4.2 di atas diketahui bahwa untuk hasil pretest
diperoleh banyak data 60 dengan jumlah data kelompok eksperimen sebesar 1932 dan kelompok kontrol sebesar 1816. Terlihat nilai rata-rata
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda yaitu nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 64,40 dan nilai rata-
rata kelompok kontrol sebesar 60,53. Median kelompok eksperimen adalah. 66,00 dan nilai modusnya adalah 72. Sedangkan Median pada
kelompok kontrol adalah. 60,00 dan nilai modusnya adalah 60. Untuk lebih jelasnya data pretest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
Pretest Kelompok Eksperimen
Nilai Frekuensi
Frekuensi Relatif
45
Absolute 36
1 3.3
44 1
3.3 52
2 6.7
56 3
10.0 60
4 13.3
64 4
13.3 68
4 13.3
72 6
20.0 76
5 16.7
Jumlah
30 100.0
Berdasarkan table 4.3 di atas, diketahui distribusi frekuensi nilai pretest kelompok eksperimen dengan perolehan nilai terendah yang
diperoleh siswa yaitu nilai 36 dengan frekuensi 1 satu orang, dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu nilai 76 dengan frekuensi 5 lima
orang. Sedangkan untuk data pretest kelompok kontrol disajikan dalam
bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
Pretest Kelompok Kontrol
Nilai Frekuensi
Absolute Frekuensi Relatif
36 1
3.3 44
2 6.7
52 3
10.0 56
5 16.7
60 7
23.3 64
3 10.0
68 3
10.0 72
4 13.3
76 2
6.7
Jumlah
30 100.0
Berdasarkan table 4.4 di atas, diketahui distribusi frekuensi nilai pretest kelompok kontrol dengan perolehan nilai terendah yang diperoleh
siswa yaitu nilai 36 dengan frekuensi 1 satu orang, dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu nilai 76 dengan frekuensi 2 dua orang.
46
b. Analisis Data Posttest
Setelah dilaksanakan pretest, selanjutnya dilakukan penelitian dengan pemberian posttest kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hasil deskripsi data posttest kelompok eksperimen dan kontrol dapat
dilihat dari table di bawah ini: Tabel 4.5
Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
N Valid
Eksperimen Kontrol
30 30
Missing Mean
Median Mode
Sum 79,87
74,80 80.00
72 76.00
72 2396
2244 Berdasarkan table 4.5 di atas diketahui bahwa untuk hasil posttest
diperoleh banyak data 60 dengan jumlah data kelompok eksperimen sebesar 2396 dan kelompok kontrol sebesar 2244. Terlihat nilai rata-rata
antara kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 79,87 dan nilai rata-rata
kelompok kontrol sebesar 74,80. Median kelompok eksperimen adalah. 80,00 dan nilai modusnya adalah 72. Sedangkan Median pada kelompok
kontrol adalah. 76,00 dan nilai modusnya adalah 72. Untuk lebih jelasnya data posttest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi
Posttest Kelompok Eksperimen
Nilai Frekuensi
Absolute Frekuensi Relatif
68 3
10.0 72
6 20.0
76 5
16.7 80
5 16.7
84 3
10.0
47
88 3
10.0 92
4 13.3
96 1
3.3
Jumlah
30 100.0
Berdasarkan table 4.6 di atas, diketahui distribusi frekuensi nilai posttest kelompok eksperimen dengan perolehan nilai terendah yang
diperoleh siswa yaitu nilai 68 dengan frekuensi 3 tiga orang, dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu nilai 96 dengan frekuensi 1 satu
orang. Sedangkan untuk data posttest kelompok kontrol disajikan dalam
bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi
Posttest Kelompok Kontrol
Nilai Frekuensi
Absolute Frekuensi Relatif
60 2
6.7
68 5
16.7
72 7
23.3 76
6 20.0
80 6
20.0 84
3 10.0
92 1
3.3
Jumlah
30 100.0
Berdasarkan table 4.7 di atas, diketahui distribusi frekuensi nilai posttest kelompok kontrol dengan perolehan nilai terendah yang
diperoleh siswa yaitu nilai 60 dengan frekuensi 2 dua orang, dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu nilai 92 dengan frekuensi 1 satu
orang.
C. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Pretest
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal atau
tidak. Analisis data ini menggunakan SPSS 22 dengan menggunakan
48
Kolmogorov-Smirnov
a
. Syarat data dikatakan berdistribusi normal adalah jika signifikansi atau nilai probabilitas 0,05.
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas
Pretest
Kelompok Kolmogrov-Smirnov
a
Statistic df
Sig. Pretest
Eksperimen 143
30 .118
Kontrol
122 30
.200 Lilliefors Significance Correction.
Berdasarkan hasil uji normalitas pada data tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil pretest kelompok eksperimen signifikansinya 0,118. Hal ini
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, karena 0,118 0,05. Sedangkan hasil pretest kelompok kontrol signifikasinya 0.200. Hal ini
juga menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, karena 0.200 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil pretest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol keduanya berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Posttest
Uji normalitas data posttest juga dilakukan untuk mengetahui apakah data kelompok ekperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal
atau tidak. Analisis data ini menggunakan SPSS 22 dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov
a
. Syarat data dikatakan berdistribusi normal adalah jika signifikasi atau nilai probabilitas 0,05, maka data berdistribusi
normal.
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas
Posttest
Kelompok Kolmogrov-Smirnov
a
Statistic Df
Sig. Posttest
Eksperimen
147 30
.095
Kontrol 121
30 .200
Lilliefors Significance Correction.
49
Berdasarkan hasil uji normalitas pada data tabel 4.9 menunjukkan bahwa hasil posttest kelompok eksperimen signifikansinya 0,095. Hal ini
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, karena 0,095 0,05. Sedangkan hasil pretest kelompok kontrol signifikansinya 0,200. Hal ini
juga menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, karena 0,200 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil posttest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol keduanya berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan
kehomogenan populasi. Analisis data homogenitas ini menggunakan SPSS 22 yaitu dengan One-Way Anova. Cara menafsirkan uji ini adalah, jika
signifikasinya 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variasi data adalah homogen.
a. Uji Homogenitas Pretest
Data yang akan diuji homogenitasnya adalah data hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas
Pretest Levene Statistic
df1 df2
Sig.
.129 1
58 .721
Berdasarkan hasil uji homogenitas data pretest di atas menunjukkan bahwa tingkat signifikasinya sebesar 0.721. nilai ini menunjukkan bahwa
nilai sig α = 0,721 0,05, maka dengan hasil uji homogenitas di atas dapat disimpulkan bahwa varian yang dimiliki kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol memiliki varian yang sama atau bersifat homogen.
b. Uji Homogenitas Posttest
Uji homogenitas juga dilakukan pada data hasil posttest. Data hasil posttest didapat dari tes hasil belajar yang diberikan kepada kelompok
50
ekperimen yang diberi perlakuan dengan metode pembelajaran Time Token Arends dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan.
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas
Posttest Levene
Statistic df1
df2 Sig.
1.262 1
58 .266
Berdasarkan hasil uji homogenitas data posttest di atas menunjukkan bahwa tingkat signifikasinya sebesar 0,266. Nilai ini menunjukkan bahwa
nilai sig α = 0,266 0,05, maka dengan hasil uji homogenitas di atas dapat disimpulkan bahwa varian yang dimiliki kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol memiliki varian yang sama atau bersifat homogen.
D.
Pengujian Hipotesis dan Pembahasan 1.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang digunakan dengan Uji-t t-test menggunakan SPSS 22 yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata hasil
belajar antara kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan metode pembelajaran Time Token Arends dengan kelompok kontrol yang tidak diberi
perlakuan. Adapun kriteria pengujian hipotesis, yaitu: jika –t
table
t
hitung
t
table,
maka H ditolak dan H
a
diterima. Dan jika –t
table
t
hitung
t
table,
maka H ditterima dan H
a
ditolak.
a. Uji-T Pretest
Berikut hasil perhitungan Uji-t pada data pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan SPSS 22, dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.12 Hasil Uji
T-test Pretest
Pretest
Independent Samples Test
Mean N
df
t
hitung
t
tabel
Sig.2- tailed
Kesimpulan
51
α=0,05
Eksperimen
64.40 30
58
1,528 2.004
0.721
Ho diterima
Kontrol
60.53 30
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai t
hitung
t
tabel
= –2,004
1,528 2,004, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen yang menggunakan metode
pembelajaran Time Token Arends dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode pembelajaran Time Token Arends.
b. Uji-T Posttest
Berikut hasil perhitungan Uji-T pada data posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan SPSS 22, dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji
T-test Posttest
Posttest
Independent Samples Test
Mean N
df
t
hitung
t
tabel α=0,05
Sig.2- tailed
Kesimpulan Eksperimen
79.87 30
58 2.558
2.004 0.013
Ho ditolak
Kontrol
74.80 30
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai t
hitung
t
tabel
–2,004 2,558 2,004, dengan taraf signifikansi 0,05 0,013 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran Time Token Arends dengan
kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode pembelajaran Time Token Arends.
52
2. Pembahasan Hasil Pengujian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran PKn dengan metode pembelajaran Time Token Arends yang diterapkan pada kelompok
eksperimen dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dibanding kelompok kontrol yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional.
Pembelajaran ini dilakukan dalam 4 empat kali pertemuan. Di pertemuan pertama dilakukan tes hasil belajar pretest untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa dan di pertemuan terakhir dilakukan tes hasil belajar posttest untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Tes ini diberikan
kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada pertemuan pertama, siswa masih merasa sulit dalam mempelajari
bahan ajar dan metode yang diberikan oleh peneliti. Pada saat siswa mendapatkan kupon dan diminta untuk berpendapat, disini siswa merasa
kesulitan dalam mengemukakan pendapat. Biasanya siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru di depan kelas,
dan kurangnya interaksi antara guru dan siswa sehingga mereka belum terbiasa untuk menyampaikan pendapat ataupun berbicara jika ada hal yang
belum mereka pahami. Pada pertemuan pertama ini pula, guru membagikan soal tes awal
pretest untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Setelah dilakukan penskoran, ternyata hasil belajar siswa masih
dibawah rata-rata. Kebanyakan dari mereka tidak memperhatikan soal dan pembahasan yang diberikan, sehingga jawaban mereka banyak yang keliru.
Pada saat pertemuan kedua, guru membagikan kupon di kegiatan awal. Guru dan siswa melakukan tanya jawab dan disini siswa mulai ada
keberanian untuk bertanya dan berpendapat. Akan tetapi, sebagian dari siswa masih malu-malu dalam menyampaikan pendapatnya, sehingga peneliti
memberikan motivasi lebih kepada siswa sampai siswa berani berpendapat. Pada pertemuan selanjutnya, yaitu pertemuan ketiga dan keempat. Sedikit
demi sedikit ada perubahan yang baik, siswa sudah mulai paham dengan metode pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Dalam proses
53
pembelajaran, siswa sudah mulai aktif dalam kegiatan diskusi, serta aktif dalam bertanya dan berpendapat. Selain itu, nilai hasil belajar mereka pun
meningkat. Hal ini dilihat dari perolehan skor nilai tugas kelompok dan tugas individu selama 2-3 pertemuan sebelumnya. Selanjutnya, kupon yang telah
diberikan peneliti tersebut sudah habis dipergunakan oleh semua siswa dalam proses pembelajaran sebagai media siswa dalam berpendapat.
Berbeda dengan kelompok kontrol yang diajarkan oleh guru kelas. Selama peneliti melakukan observasi, diperoleh hasil pengamatan bahwa
dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak pasif, siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang guru sampaikan. Pada saat guru
menjelaskan materi, siswa lebih banyak mengobrol dan bercanda, serta ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan dari guru di depan
kelas. Hal ini terjadi akibat guru yang tidak menerapkan berbagai strategi dan metode pembelajaran di dalam kelas, sehingga berdampak pada siswa yang
cenderung pasif dan hanya menunggu guru berbicara. Dari uraian di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan antara kelompok
ekperimen yang menggunakan metode pembelajaran Time Token Arends dengan
kelompok kontrol
yang diajarkan
menggunakan metode
konvensional, yakni metode yang biasa guru lakukan saat kegiatan pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Arends 1998 dalam Miftahul Huda, bahwa metode pembelajaran Time Token merupakan salah satu contoh
kecil dari penerapan pembelajaran demokratis di sekolah. Proses pembelajaran yang demokratis adalah proses belajar yang menempatkan
siswa sebagai subjek. Metode ini digunakan untuk melatih siswa dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi
pembicara atau diam sama sekali.
1
Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan siswa
1
Miftahul Huda. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013, h. 239.
54
kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan dari hasil tes yang dilakukan sebelum pembelajaran pretest diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar
64,40 dan kelompok kontrol sebesar 60,53. Adapun hasil tes setelah pembelajaran posttest diketahui nilai rata-rata kelompok ekperimen
mengalami peningkatan menjadi 79,87 dan nilai kelompok kontrol sebesar 74,80. Dari hasil analisis tampak ada perbedaan hasil belajar siswa kelompok
eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran Time Token Arends dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional.
Walaupun kedua kelas tersebut mengalami peningkatan, akan tetapi peningkatan hasil belajar siswa kelompok kontrol lebih rendah dibanding
dengan kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran Time Token Arends.
Hal ini diperjelas pula dengan hasil wawancara lima orang siswa yang didapat informasi bahwa siswa senang belajar PKn dengan menggunakan
metode pembelajaran Time Token Arends, karena hal ini merupakan pengalaman belajar yang baru bagi mereka dalam berpendapat di dalam suatu
kelompok diskusi dengan menggunakan media kupon. Siswa mengakui bahwa mereka merasa lebih percaya diri dan dapat memahami pelajaran
dengan baik, sehingga meningkat pula hasil belajar siswa. Siswa merasa sangat senang dan sangat antusias dalam pembelajaran, sehingga proses
pembelajaran pun menjadi lebih aktif.
2
Begitu antusiasnya siswa dengan metode pembelajaran Time Token Arends hingga sebagian dari siswa mengatakan bahwa mereka sangat
menyayangkan dengan keterbatasan waktu dan kupon yang diberikan. Hal ini sesuai dengan tujuan dari metode pembelajaran Time Token Arends, bahwa
metode ini merupakan metode pembelajaran yang bertujuan agar masing- masing anggota kelompok diskusi mendapatkan kesempatan untuk
memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lain. Model ini memiliki struktur pengajaran yang sangat
2
Wawancara dengan siswa kelas IV A SDN Pisangan 03, 29 April 2015, pukul 08.00
55
cocok digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, serta untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali.
Jadi dapat dinyatakan, bahwa metode pembelajaran Time Token Arends ini merupakan metode kelompok yang memberikan peluang kepada siswa
untuk memperluas pengetahuannya serta melatih keberanian dan menumbuhkan kepercayaan diri siswa untuk menyatakan pendapatnya di
depan kelas, baik dalam diskusi kelompok atau sesi tanya jawab. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran dengan menggunakan
metode pembelajaran Time Token Arends sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa untuk dipergunakan dalam kegiatan proses pembelajaran PKn
di sekolah. Dengan meningkatnya keaktifan siswa di dalam kelas, maka dapat mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
56
BAB V PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan metode
pembelajaran Time Token Arends lebih tinggi daripada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Hal ini dilihat dari hasil nilai rata-rata pretest
kelompok eksperimen sebesar 65,20 dan posttest sebesar 79,87. Sedangkan nilai rata-rata pretest kelompok kontrol sebesar 60,53 dan posttest sebesar 74,80.
Hasil ini diperkuat dari pengolahan analisis Uji Hipotesis dengan Uji-T yang dilakukan pada nilai posttest kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dengan menggunakan bantuan SPSS 22 yang menghasilkan nilai probabilitas pada signifikansi 2-tailed sebesar 0,021 dengan nilai t
hitung
sebesar 2,363, karena dilihat dari kriteria uji-t jika t
hitung
t
tabel,
maka Ho ditolak. Maka dapat diketahui bahwa t
hitung
t
tabel
2,558 2,004. Sehingga di dapat hasil bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh hasil belajar yang signifikan antara kelompok eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran Time Token Arends dengan kelompok kontrol
yang tidak menggunakan metode pembelajaran Time Token Arends.
B. Saran
Terdapat beberapa saran dari penulis terkait hasil penelitian pada skripsi ini, diantaranya yaitu:
1. Bagi Guru
Diharapkan metode pembelajaran Time Token Arends dapat dijadikan salah satu metode untuk meningkatkan motivasi siswa agar berani dan aktif
menyampaikan pendapat dalam hasil akhir diskusi, sehingga nantinya dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yang baik dan metode ini juga dapat
menjadi alternatif yang dapat diterapkan di dalam kelas.
57
2. Bagi Sekolah
Bagi pihak sekolah diharapkan mampu memberikan masukan dan dukungan bagi guru PKn di sekolah yang masih menggunakan metode
konvensional untuk dapat menerapkan berbagai metode lain, seperti metode pembelajaran Time Token Arends sebagai upaya meningkatkan hasil belajar
PKn siswa.
58
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif khoiru, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta:Prestasi Pustaka.
Arifin, Zainal. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta. ……………………..1991. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Asra, dan Sumiati. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Budimansyah, Dasim. 2008. PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: UPI.
Haris, Abdul dan Jihad . 2012. Evaluasi Pembelajaran,. Yogyakarta: Multi Pressindo,
Haris, Abdul dan Jihad, Asep. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isjoni. 2010. Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Jauhar, Mohammad, dan Hamiyah, Nur. 2014. Strategi Belajar-Mengajar di Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Junaedi, dkk. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan Edisi Pertama LAPIS-PGMI. Surabaya: Amanah Pustaka.
Masitoh, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam, DEPAG.
Munadi , Yudhi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: IKAPI. Murtado, Moh, dkk. 2009. Pembelajaran PKN MI Edisi Pertama. Surabaya:
LAPIS-PGMI. Muslih, Masnur. 2011. Authentic Assessment : Penilaian Berbasis Kelas dan
Kompetensi. Bandung: PT.Refika Aditama. Nazir. Moh. 2009. Metode Penelitian. Bandung: Ghalia Indonesia.
59
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1999. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka. Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.. Rozak, Abdul, dan Ubaedilah, A. 2012. Pancasila, Demokrasi, HAM dan
Masyarakat Madani. Jakarta: Kencana. Siregar, Syofian. 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif.
Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
…………………. 2011. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suranto. 2009. Metodologi Penelitian dalam Pendidikan dengan Program SPSS. Semarang: Ghyyas Putra.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.
Lampiran 1 WAWANCARA GURU PKn KELAS IV SEBELUM
PELAKSANAAN TINDAKAN
Pewawancara : Husnul Ma’ab
Responden : Dra Sri Murdatin
Jabatan : Guru PKn
Tempat : SDN Pisangan 03
HariTanggal : Selasa 31 Maret 2015
Waktu : 09.30
1. Strategi atau metode pembelajaran apa yang sering BapakIbu gunakan dalam pembelajaran
di kelas? Jawab
: Ceramah, Tanya jawab, Penugasan, Sosio drama 2.
Bagaimana hasil belajar PKn siswa kelas IV? Jawab
: Bervarian, namun masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM, sehingga memungkinkan guru untuk melakukan remedial.
3. Sumber belajar apa saja yang dijadikan rujukan dalam pembelajaran?
Jawab : LKS Guru Mata Pelajaran PKn Kelas IV
4. Masalah-masalah apa saja yang BapakIbu alami selama proses pembelajaran PKn?
Jawab : Materi PKn sebenarnya mata pelajaran yang mudah, karena berkaitan langsung
dengan kehidupan sehari-hari. Namun, ada materi yang bersifat abstrak, seperti materi tentang MPR DPR, sehingga siswa cukup sulit mengerti karena materi
tersebut masih belum terlalu mereka rasakan dalam kehidupan sehari-hari. 5.
Bagaimana cara BapakIbu untuk mengatasi masalah-masalah tersebut? Jawab
: Dengan metode sosio drama, memudahkan siswa memahami materi pelajaran, khususnya dalam materi tentang MPR DPR. Seperti, mereka maju di depan
kelas mempraktekkan menjadi RTRW hingga runtutan sampai menjadi MPR DPR.