Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
2. Ada, dengan mengganti berat ekor ikan itu. Misalkan ekor ikan= ¼ kg, maka berat seekor ikan adalah 10 x ¼ = 2 ½ kg.
Misalkan ekor ikan beratnya 0.3 kg, maka berat seekor ikan adalah 10 x 0.3 = 3 kg.
Misalkan ekor ikan beratnya 18 kg, maka berat seekor ikan adalah 10 x 18 = 54, dan seterusnya.
3. Cara 1 : menggunakan tabel
Tabel 2.1 Berat dari Bagian-Bagian Ikan
Kepala = 4 ekor
Badan = 5 ekor
Ekor Berat ikan
4 5
1 10
8 10
2 20
2 52
½ 5
1.6 2
0.4 4
Cara 2 : menggunakan simbol-simbol abstrakhuruf Misalkan kepala ikan = k ; badan ikan = b ; ekor ikan = e.
Berat ikan misalkan B = k + b + e k = 4 e ;
b = k + e = 4 e + e = 5 e B = k + b e = 4 e + 5 e + e = 10 e ;
Jadi, berat ikan tergantung berat ekor ikan itu. Jika e = 1 kg, maka berat ikan 10 x 1 kg = 10 kg.
Cara 3 : menggunakan simbol yang visualdekat dengan gambar sebenarnya
Gambar 2.2 Ilustrasi Berat Bagian dari Ikan
Berat ikan = 4 ekor + 5 ekor + 1 ekor = 10 kg Berat ikan = 10 x 1 = 10 kg
Pada contoh soal non rutin diatas yang terdiri dari 3 pertanyaan, masing- masing memiliki hubungan yang menjadi acuan untuk melihat kreativitas siswa
dalam memecahkan soal masalah matematika. Indikator kefasihan fluency terlihat pada soal pertama dan kedua. Hal ini mengacu pada kriteria kefasihan itu
sendiri yaitu dapat memecahkan masalah dengan bermacam-macam interpretasi dan metode penyelesaian masalah. Indikator keluwesan flexibility terlihat pada
soal ketiga yang mengacu pada kemampuan untuk memecahkan masalah dalam satu cara, kemudian dapat menggunakan cara lain. Kemudian, indikator kebaruan
novelty terdapat pada soal kedua yang mengacu pada kemampuan memeriksa beberapa masalah yang diajukan, kemudian mengajukan suatu masalah yang
berbeda dalam konsep matematika yang digunakan. Dengan mengeksplorasi berbagai kemungkinan strategi penyelesaian masalah
pada contoh soal diatas, siswa akan mengembangkan kemampuan berpikir yaitu kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Dengan begitu siswa akan terlatih
untuk dapat menciptakan ide-ide dengan tepat dan cepat dalam memecahkan masalah.
Hal ini sejalan dengan pendapat Bishop bahwa seseorang memerlukan dua model berpikir berbeda yang komplementer dalam matematika, yaitu berpikir
kreatif, yang sering diidentikkan dengan intuisi, dan kemampuan berpikir analitik, yang diidentikkan dengan kemampuan logis.
18
Maksud disini adalah berpikir kreatif berhubungan dengan intuisi dan berpikir analitik identik dengan
kemampuan logis. Pendapat ini menegaskan eksistensi kemampuan berpikir kreatif.
Kemampuan berpikir kreatif sangat penting dalam dunia pendidikan mengingat semakin maju dan berkembangnya ilmu pengetahuan di era globalisasi
seperti sekarang ini. Matematika juga memerlukan kemampuan berpikir kreatif yang akan membuat siswa menghasilkan solusi yang berasal dari pemikiran asli.
18
Tatag Yuli Eko Siswono, op.cit, h. 20.
Hal ini sejalan dengan pengertian berpikir kreatif yang berkaitan dengan matematika yang diungkapkan Krulik dan Rudnick yang menyatakan bahwa
berpikir kreatif merupakan pemikiran yang bersifat asli, reflektif, dan menghasilkan suatu produk yang kompleks.
19
Kemampuan berpikir kreatif membuat seseorang menjadi fleksibel secara mental, terbuka dan mudah menyesuaikan diri dalam menyelesaikan masalah
yang akan dihadapi. Hal ini diperkuat oleh pendapat Krutetski yang mendefenisikan kemampuan berpikir kreatif matematis sebagai kemampuan
menemukan solusi masalah matematika secara mudah dan fleksibel.
20
Fleksibilitas merupakan komponen dari kemampuan berpikir kreatif matematis yang akan diajarkan di sekolah.
Kriteria dalam berpikir kreatif matematis sesuai dengan tipe Tes Torence. Tes Torrence dimaksudkan untuk memicu ungkapan secara simultan dari beberapa
operasi mental kreatif terutama mengukur kelancaran fluency, kelenturan flexibility, keaslian originality, dan kerincian elaboration.
21
Kefasihan dalam pemecahan masalah mengacu pada macam-macam jawaban masalah yang dibuat
siswa dengan benar, fleksibilitas mengacu pada kemampuan siswa memecahkan masalah dengan berbagai cara yang berbeda dan keaslian mengacu pada
kemampuan siswa dalam membuat kombinasi dari informasi yang diberikan dalam suatu masalah sehingga menghasilkan solusi yang unik.
Menurut Grieshober, kemampuan berpikir kreatif mempunyai beberapa aspek,
yaitu aspek
kepekaan, kelancaran,
keluwesan, keaslian,
dan keterperincian.
22
Kepekaan merujuk pada kemampuan mengidentifikasi konsep matematis suatu masalah. Kelancaran merujuk pada kemampuan menghasilkan
banyak ide atau gagasan. Keluwesan merujuk pada kemampuan menghasilkan ide
19
Alimuddin, “Menumbuh Kembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui
Tugas-Tugas Pemecahan Masalah ”, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan dan Penerapan MIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 2009, h. M-356.
20
Ali Mahmudi, op. cit, h. 3.
21
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta: Rineka Cipta, 2012, h. 65.
22
Ali Mahmudi, “Strategi Mathematical Habits of Mind MHM untuk Mengembangkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ”, Makalah disampaikan pada Konferensi Nasional
Pendidikan Matematika III, Universitas Negeri Medan, 23-25 Juli 2009, h. 2.
yang beragam. Keaslian merujuk pada kemampuan menghasilkan ide yang unik dan baru.
Sharp mengidentifikasikan beberapa aspek berpikir kreatif, yaitu kebaruan, produktivitas, dan dampak atau manfaat.
23
Kebaruan merujuk pada kemampuan menghasilkan strategi yang unik. Produktivitas merujuk pada konstruksi ide yang
beragam. Sementara dampak atau manfaat menjelaskan bahwa betapapun suatu produk dikategorikan baru, tetapi bila tidak bermanfaat maka tidak dapat
dikatakan produk kreatif. Bosemer dan Treffinger menyarankan bahwa produk kreatif dapat
digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu kebaruan novelty, pemecahan resolution, serta kerincian elaboration dan sintetis.
24
Kebaruan novelty adalah sejauh mana produk, cara, teknik, dan konsep yang baru. Pemecahan
resolution menyangkut sejauh mana produk dapat memenuhi kebutuhan dari situasi yang bermasalah. Sementara kerincian elaboration dan sintetis adalah
sejauh mana produk menggabungkan unsur-unsur yang tidak sama menjadi sesuatu yang bertahan secara logis.
Sementara Guilford menyatakan 5 sifat yang menjadi ciri kemampuan berpikir kreatif antara lain:
25
1 kelancaran fluency adalah kemampuan untuk menghasilkan gagasan, 2 keluwesan flexibility adalah kemampuan untuk
mengemukakan berbagai solusi dari pemecahan masalah, 3 keaslian originality adalah kemampuan menciptakan gagasan secara asli, 4 perumusan kembali
redefenision adalah kemampuan untuk meninjau persoalan berdasarkan perspektif berbeda yang dikemukakan oleh orang banyak.
Tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis meliputi dimensi kognitif, afektif, dan psikomotor. Berikut bagian dari dimensi kognitif dari
kreativitas -berpikir divergen- mencakup antara lain, kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam berpikir, kemampuan untuk merinci elaborasi dan lain-lain.
26
23
Ali Mahmudi, op. cit, h. 2.
24
Utami Munandar, op. cit, h. 41.
25
Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter: Pendidikan Berbasis Agama Budaya Bangsa, Bandung: Pustaka Setia, 2013, h. 297.
26
Utami Munandar, op. cit, h. 59.
Keterampilan berpikir lancar fluency, berpikir lancar dapat diartikan sebagai keterampilan dalam mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian
masalah. Keterampilan berpikir luwes fleksibility, keluwesan berarti kemampuan menghasilkan gagasan atau jawaban. Seseorang yang luwes dapat melihat suatu
masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, sehingga mampu mencari banyak alternatif cara pemecahannya. Keterampilan berpikir orisinil, berpikir orisinil
berarti memiliki cara berpikir yang lain daripada yang lain, berusaha memikirkan cara-cara yang baru.
Kemampuan berpikir kreatif meliputi beberapa aspek yaitu kefasihan fluency, keluwesan flexibility, dan kebaruan novelty. Gagasan ini diadaptasi
oleh Silver yang menjelaskan bahwa untuk menilai kemampuan berpikir kreatif anak-anak dan orang dewasa sering digunakan
“The Torrance Tests of Creative Thinking TTCT
”.
27
Tiga komponen kunci yang dinilai dalam kreativitas menggunakan TTCT adalah kefasihan fluency, fleksibilitas flexibility, dan
kebaruan novelty. Kefasihan dalam pemecahan masalah didasarkan pada kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan memberi jawaban yang
beragam dan benar. Beberapa jawaban dikatakan beragam jika jawaban-jawaban yang diberikan siswa tampak berlainan dan mengikuti pola tertentu. Fleksibilitas
ditunjukkan dengan kemampuan siswa memecahkan masalah dengan berbagai cara yang berbeda. Sedangkan kebaruan dalam pemecahan masalah didasarkan
pada kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan beberapa jawaban yang berbeda-beda tetapi bernilai benar atau satu jawaban yang tidak biasa
dilakukan oleh siswa pada tingkat pengetahuannya. Beberapa jawaban tersebut dikatakan berbeda jika jawaban tersebut tampak berlainan dan tidak mengikuti
pola tertentu. Puccio dan Mudcock, bahwa dalam berpikir kreatif memuat aspek
keterampilan kognitif dan metakognitif antara lain:
28
mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi data yang relevan dan tidak relevan, produktif, menghasilkan
27
Tatag Yuli Eko Siswono, op. cit, h. 23.
28
La Moma, op. cit, h. 507.
banyak ide, memuat disposisi yaitu bersikap terbuka, berani mengambil posisi dan bertindak cepat.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan secara operasional kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan menemukan dan menyelesaikan
soal-soal atau masalah matematika secara fasih fluency, fleksibel flexibility, dan baru novelty.