Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Sebagian besar kelas eksperimen memberikan kesimpulan untuk soal nomor 4 seperti Gambar 4.15. Setelah mereka melakukan proses perhitungan
untuk mencari titik potong dari kedua persamaan garis tersebut, maka yang diolah untuk dibuat kesimpulan adalah titik potong tersebut. Terlihat bahwa
mereka mengerti bahwa titik yang telah didapat adalah titik potong dari kedua persamaan garis tersebut.
Gambar 4.16 Cara Menjawab Siswa Kelompok Kontrol pada Nomor 4 Skor 2
Kebanyakan siswa kelas kontrol menyimpulkan soal nomor 4 seperti pada Gambar 4.16 di atas. Mereka tidak melakukan proses perhitungan terlebih
dahulu tetapi langsung menghubungkan ke materi persamaan garis lurus.
2 Kemampuan Berpikir Luwes Flexibility
Pada soal posttest yang diberikan, soal nomor 1, nomor 3, nomor 5a dan nomor 5b mewakili indikator berpikir keluwesan flexibility. Dari hasil
posttest diperoleh bahwa rata-rata kemampuan berpikir luwes pada kelas eksperimen sebesar 72,98 sedangkan pada kelas kontrol rata-rata kemampuan
berpikir luwes sebesar 69,79. Pertanyaan nomor 1 merupakan pertanyaan yang digunakan untuk melihat
bagaimana siswa memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu model Persamaan Linear Dua Variabel PLDV.
Buatlah beberapa contoh permasalahan yang sesuai dengan persamaan m+2n = 8.
Gambar 4.17 Cara Siswa Menjawab Nomor 1 a Kelompok Eksperimen, b
Kelompok Kontrol
Soal tersebut menuntut siswa untuk menafsirkan berbagai masalah yang sesuai dengan persamaan m + 2n = 8. Siswa kelas eksperimen umumnya sudah
mampu membuat contoh masalah sesuai dengan persamaan yang diberikan. Jawaban yang diberikan oleh siswa kelas eksperimen juga lebih variatif
daripada kelas kontrol. Terdapat siswa di kelas eksperimen yang menafsirkan model matematis yang diberikan setelah diubah menjadi bentuk lain yaitu
menjadi m = 8 – 2n. Sementara siswa kelas kontrol menafsirkan persamaan
tersebut tanpa mengubah ke bentuk lain.
Gambar 4.18 Cara Menjawab Siswa Kelompok Eksperimen pada Nomor 1 Skor 3
b a
Sebagian besar siswa kelas eksperimen menafsirkan berbagai masalah dari suatu model PLDV masih terdapat kesalahan kecil dalam penafsirannya.
Seperti pada salah satu contoh jawaban siswa kelas eksperimen pada Gambar 4.18 tersebut bahwa siswa terse
but menyamakan ‘8’ pada model PLDV yang diberikan dengan ’80.000’. Padahal untuk angka konstanta dan koefisien tidak
dapat dirubah kecuali pada variabel yang dapat ditafsirkan berbeda.
Gambar 4.19 Cara Menjawab Siswa Kelompok Kontrol pada Nomor 1 Skor 2
Sementara sebagian besar siswa kelas kontrol mendapatkan skor 2. Siswa masih belum dapat memberikan contoh aplikasi masalah lebih dari satu contoh.
Pertanyaan untuk nomor 3, 5a dan 5b merupakan pertanyaan yang digunakan untuk melihat siswa dalam membuat model matematika dan
menentukan penyelesaian masalah dari SPLDV yang disajikan dengan berbagai cara. Berikut soal no 3 yang dipilih untuk dianalisis bagaimana
jawaban antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada hari ini, parkiran yang ada di kawasan mall elit di Jakarta
menampung mobil dan motor berjumlah 1200 unit. Jika dihitung dari banyaknya roda, maka jumlah roda mobil dan motor pada hari ini adalah 3500
roda. Jika biaya sekali parkir mobil adalah Rp 5.000,- dan parkir motor Rp 2.000,-. Buatlah dalam berbagai cara, berapakah jumlah biaya parkiran
semua motor dan jumlah biaya parkiran semua mobil pada hari itu?
Gambar 4.20 Cara Siswa Menjawab Nomor 3 skor 4 a Kelompok Eksperimen,
b Kelompok Kontrol
Pada Gambar 4.20 tersebut terlihat bahwa siswa yang mendapat skor tertinggi baik kelas eksperimen dan kontrol dapat memberikan lebih dari satu
cara. Siswa kelas eksperimen dapat memberikan cara substitusi dan eliminasi sedangkan siswa kelas kontrol dengan cara substitusi dan gabungan.
a
b
Gambar 4.21 Cara Siswa Menjawab Nomor 3 skor 2 a Kelompok Eksperimen,
b Kelompok Kontrol
Sebagian siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol menjawab dengan model yang tepat dan kesimpulan yang tepat, akan tetapi kebanyakan siswa
menyajikan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel SPLDV tersebut hanya dengan satu cara yaitu cara gabungan. Hal ini dapat terlihat pada
Gambar 4.21 yang mana siswa kelas eksperimen lebih terstruktur dengan memulai dari diketahu, ditanya, dan jawab, sedangkan siswa kelas kontrol
langsung membuat model SPLDV dan langsung menentukan penyelesaiannya.
a
b
3 Kemampuan Berpikir Baru Novelty
Pada soal posttest yang diberikan, soal nomor 2 dan nomor 5c mewakili indikator kebaruan novelty. Dari hasil posttest yang diperoleh bahwa rata-rata
kemampuan berpikir novelty pada kelas eksperimen sebesar 67,74 sedangkan pada kelas kontrol rata-rata kemampuan berpikir novelty sebesar 36,25. Dalam
hal ini, siswa memberikan cara yang baru dalam menganalisis masalah. Soal nomor 5c yang dipilih untuk dianalisis jawaban antara siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol. 5c. Agar usaha penghijauan lingkungan RT 01 berhasil, strategi apa yang
perlu dilakukan? Berikan alasanmu hubungkan juga dengan hitungan yang kamu peroleh
Gambar 4.22 Cara Siswa Menjawab Nomor 5c a Kelompok Eksperimen Skor 4,
b Kelompok Kontrol Skor 3
Pada soal nomor 5c, siswa diminta memberikan ide sendiri, bukan ide yang monoton tetapi ide yang terarah dan relevan dengan masalah. Jawaban yang
diberikan siswa berdasarkan kepada hitungan yang mereka lakukan di nomor sebelumnya, yaitu agar usaha penghijauan RT 01 berjalan sukses apabila
jumlah pria yang ikut kegiatan diperbesar, karena pria dapat menanam 3 tanaman setiap setengah jam. Jawaban pada siswa eksperimen terlihat bahwa
siswa dapat menyusun strategi sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya, sedangkan jawaban siswa kelas kontrol sudah mengarah pada
strategi yang tearah tetapi masih monoton. Hal ini juga terjadi pada kebanyakan
b a
siswa kelas eksperimen yang juga mendapatkan skor 3 seperti yang terlihat pada Gambar 4.23 berikut.
Gambar 4.23 Cara Menjawab Siswa Kelompok Eksperimen pada Nomor 5c
Skor 3
Hal ini berbeda pada sebagian besar jawaban siswa kelas kontrol untuk nomor 5c ini. Kebanyakan siswa kelas kontrol masih belum dapat memberikan
strategi baru serta menganalisis dari masalah yang diberikan. Hal ini dapat diartikan siswa belum dapat menghubungkan perhitungan dari penyelesaian
SPLDV yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut contoh jawaban siswa kelas kontrol dalam menjawab soal nomor 5c.
Gambar 4.24 Cara Menjawab Siswa Kelompok Kontrol pada Nomor 5c Skor 1
Dari Gambar 4.14 sampai 4.24 dapat terlihat adanya perbedaan dari cara menjawab siswa pada tes akhir kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
Siswa pada kelompok eksperimen dapat memberikan lebih dari satu cara serta memiliki strategi yang dapat dihubungkan dengan perhitungan yang telah
dihitung sebelumnya. Siswa pada kelompok eksperimen juga dapat memberikan memberikan berbagai macam model PLDV dari masalah yang
disajikan.
Sedangkan siswa pada kelompok kontrol kurang dapat menghubungkan hasil perhitungan dengan kesimpulan yang diinginkan sesuai dengan maksud
soal. Ada juga yang langsung memberikan kesimpulan tanpa proses perhitungan terlebih dahulu. Kebanyakan dari siswa kelas kontrol kurang dapat
memberikan strategi yang relevan terhadap masalah yang diberikan. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan perlakuan pada saat pembelajaran di
kelas antara kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan metode penemuan terbimbing dengan kelas kontrol yang pembelajarannya
menggunakan metode pembelajaran konvensional. Beberapa siswa pada kelompok kontrol mampu menafsirkan suatu PLDV
dengan tepat dan lancar tetapi masih ada yang kurang memberikan contoh untuk soal nomor 1. Tetapi hampir sebagian besar siswa kelas kontrol tidak
dapat menemukan strategi dan tidak dapat menganalisis dengan benar serta mengeluh karena soal yang diberikan sulit. Sedangkan sebagian besar siswa
kelas eksperimen dapat memberikan alasan dan strategi yang relevan dan mampu menafsirkan kedalam bentuk PLDV lain dengan tepat dan benar
maupun kurang tepat. Pada kelompok eksperimen, siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-
rata kelas eksperimen kebanyakan dikarenakan kekurangtelitian dalam berhitung dan juga belum tepat dalam memberikan kesimpulan yang
diinginkan dari soal. Tetapi siswa telah dapat menentukan model yang tepat sesuai dengan masalah yang disajikan. dalam menulis jawaban hampir semua
semua siswa kelas eksperimen melakukan dengan struktural yaitu dimulai dari diketahui, ditanya dan jawab. Lain hal dengan siswa yang memperoleh nilai
dibawah rata-rata pada kelas kontrol, siswa belum dapat memberikan jawaban yang lengkap apalagi beragam. Kebanyakan siswa juga langsung memberikan
jawaban yang tidak struktural. Hal ini terlihat bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas kontrol perlu dikembangkan lagi. Berikut
Gambar 4.25 mengenai perbedaan jawaban untuk nomor 3 antara siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata antara siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Gambar 4.25 Cara Siswa yang Nilainya Dibawah Rata-Rata Menjawab a
Kelompok Eksperimen, b Kelompok Kontrol E.
Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilaksanakan agar peneletian ini memperoleh hasil yang optimal. Meskipun
demikian, masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga membuat penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya:
1. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada pokok bahasan Persamaan Linear Dua Variabel, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.
2. Siswa belum terbiasa dengan proses pembelajaran yang diajarkan dengan menggunakan metode penemuan terbimbing, sehingga peneliti harus lebih
membimbing setiap kelompok agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
3. Penelitian dilakukan hanya dalam waktu satu bulan, sehingga pengaruh pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing terhadap
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa menjadi kurang maksimal.
a
b
74