Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian

a. Validitas

Sebelum dilakukan uji coba instrumen tes penelitian ke siswa terlebih dahulu peneliti melakukan uji coba instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yaitu dengan memberikan form penilaian instrumen tes penelitian kepada 2 dosen pendidikan matematika, 3 guru SMPI Ruhama, 1 guru SMPI Al-Azhar Pamulang, dan 4 guru MTsN 1 Pamulang. Penilaian instrumen tes oleh para ahli dimaksudkan untuk memperoleh uji validitas isi instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis dengan menggunakan metode CVR Content Validity Ratio. Rumus CVR yang digunakan adalah sebagai berikut. 5 2 N 2 N n = CVR e  Keterangan: CVR : Konten validitas rasio Content Validity Ratio e n : Jumlah penilai yang menyatakan item soal esensial N : Jumlah penilai Validitas isi dengan metode CVR dilakukan pada tiap item soal. Jika nilai CVR tidak memenuhi signifikansi statistik yang ditentukan dari tabel nilai minimum CVR yang disajikan Lawshe, maka item soal tersebut tidak valid dan akan dihilangkan atau dieliminasi. Berikut akan disajikan dalam tabel nilai minimal dari CVR. 6 Tabel 3.5 Nilai Minimal CVR Jumlah Panelis Nilai Minimal CVR 5 0,99 6 0,99 7 0,99 5 C.H Lawshe, A quantitative approach to content validity, by Personnnel Psychology, INC, 1975, h. 567. 6 Ibid, h. 568. 8 0,78 9 0,75 10 0,62 11 0,59 12 0,56 13 0,54 14 0,51 15 0,49 20 0,42 25 0,37 30 0,33 35 0,31 40 0,29 Berdasarkan hasil perhitungan dari 9 butir soal diperoleh 7 butir soal yang valid. Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran. Setelah melakukan uji validitas isi dengan metode CVR, peneliti melakukan uji coba instrumen tes penelitian kepada 28 siswa kelas IX dengan menggunakan 7 butir soal yang memenuhi signifikansi statistik dari nilai minimum CVR, kemudian dilakukan uji validitas butir soal atau validitas item pada hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan menggunakan rumus Pearson sebagai berikut. 7 � � = � ∑ � � � − ∑ � � ∑ � √[� ∑ � � 2 − ∑ � � 2 ][� ∑ � 2 − ∑ � 2 ] Keterangan r i : indeks korelasi antara variabel x dan y n : jumlah responden X : skor butir soal 7 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2013, h. 356. Y : skor total Uji validitas instrumen dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan � dengan � � pada taraf signifikansi 5, dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedom atau derajat kebebasan yaitu dk = n-2. Dengan ketentuan : Jika � ℎ� �� ≥ � � , maka soal tersebut valid, Jika � ℎ� �� � � , maka soal tersebut tidak valid. Setelah melakukan uji validitas berdasarkan kriteria diatas, didapatkan hasil bahwa semua butir soal pada instrumen valid dengan r tabel = 0,388 dan dk = 26 serta α = 0,05.

b. Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas kemudian dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Reliabilitas yang diuji pada instrumen ini menggunakan rumus Alpha Cronbach: 8                 2 2 11 1 1 t i S S n n r Keterangan r 11 : koefisien reliabilitas instrumen n : banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes  2 i S : jumlah varians skor dari tiap-tiap butir item 2 t S : varians total Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes r ii pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut: 9 8 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011, h. 208. 9 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, Cet. X, h. 205. 1. Apabila r ii ≥ 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi reliable. 2. Apabila r ii 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi un- reliable. Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas, setelah melakukan uji reliabilitas didapakan hasil bahwa instrumen yang diujikan belum memiliki reliabilitas yang tinggi yaitu hanya sebesar 0,69.

c. Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda soal dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan kelompok siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah. Perhitungan daya pembeda soal dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus : 10 � = � � − � � Keterangan : D : indeks daya beda � : jumlah skor siswa kelompok atas � : jumlah skor siswa kelompok bawah � : skor maksimum siswa kelompok atas � : skor maksimum siswa kelompok bawah Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut: D : 0,00 – 0,20 = jelek D : 0,21 – 0,40 = cukup D : 0,41 – 0,70 = baik 10 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, h. 228. D : 0,71 – 1,00 = sangat baik D : negatif = sangat jelek Setelah dilakukan uji daya pembeda soal, didapatkan hasil bahwa 5 dari 7 butir soal yang diuji coba, memiliki daya pembeda antara siswa kelas atas dan bawah yang berada pada kategori “cukup”, sisanya berada pada kategori “buruk”. Soal yang berada pada kategori buruk yaitu soal 5b dan 5c telah mengalami perubahan pada kalimat pertanyaannya.

d. Uji Taraf Kesukaran

Cara mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang, atau sukar, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 11 � = � � Keterangan : P : indeks kesukaran B : jumlah skor maksimal siswa yang menjawab benar J s : jumlah skor maksimum suatu item x jumlah seluruh peserta Kriteria untuk indeks tingkat kesulitan adalah sebagai berikut : 0,00-0,30 : soal kategori sukar 0,31-0,70 : soal kategori sedang 0,71-1,00 : soal kategori mudah Soal yang dianggap baik adalah soal yang memiliki taraf kesukaran antara 0,31 sampai 0,7. Setelah dilakukan uji taraf kesukaran, didapatkan hasil bahwa 5 dari 7 butir soal yang diuji coba berada pada taraf kesukaran “sedang”, sisanya berada pada taraf “sukar”.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah pengujian hipotesis mengenai perbedaan dua rata – rata populasi. Uji yang digunakan adalah uji – t. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji persyarat analisis, yaitu: 11 Ibid, h. 223.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data hasil penelitian dengan menggunakan Chi-kuadrat atau Chi-Square, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut 12 : 1 Perumusan hipotesis H o : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H a : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal 2 Data dikelompokkan ke dalam distribusi frekuensi 3 Menghitung nilai 2  hitung melalui rumus sbb: � 2 = ∑ � − � ℎ 2 � ℎ � �= 4 Menentukan 2  tabel pada derajat bebas db = k – 3, dimana k banyaknya kelas 5 Kriteria pengujian Jika 2  ≤ 2  tabel maka H diterima Jika 2  2  tabel maka H ditolak 6 Kesimpulan 2  ≤ 2  tabel : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal 2  2  tabel : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

b. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi yang variansnya sama homogen. Uji homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher F. Formula statistik uji F diekspresikan sebagai berikut: 13 12 Kadir, Statistik untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Rose Mata Sampurna, 2010, h. 111. 13 Ibid, h. 119. F = varians terbesar varians terkecil = S 2 b S 2 k �� = � − 1 dan �� 2 = � 2 − 1 Adapun kriteria pengujian: Jika � ℎ� �� ≤ � � , maka Ho diterima. Varians kedua kelompok homogen. Jika � ℎ� �� � � , maka Ho ditolak. Varians kedua kelompok tidak homogen. Hipotesis statistiknya: H : � 2 = � 2 2 H 1 : � 2 ≠ � 2 2

c. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis ini digunakan untuk mengetahui apakah kemampuan berfikir kreatif matematis yang menggunakan metode penemuan terbimbing kelompok eksperimen lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan pembelajaran secara konvensional kelompok kontrol. Hipotesis statistik uji dengan menggunakan uji t dengan taraf signifikansi � = 0,05, dengan rumus uji-t yang digunakan untuk sampel homogen yaitu: 14 t t = x̅ −x̅ S g √ n + n , dengan S = √ n − S + n − S n + n −2 dan dk = n 1 + n 2 – 2 Keterangan: x̅ : rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen x̅ 2 : rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol s 1 2 : varians kelas eksperimen s 2 2 : varians kelas kontrol n 1 : jumlah siswa kelas eksperimen 14 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, h. 281. n 2 : jumlah siswa kelas kontrol Setelah harga t hitung didapat, maka peneliti menguji kebenaran kedua hipotesis tersebut dengan membandingkan besarnya t hitung dengan t tabel dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasan dengan rumus : dk = n 1 + n 2 – 2 Dengan diperoleh dk, maka dapat dicari harga t tabel pada taraf kepercayaan 95 atau taraf signifikansi 5. Dengan kriteria pengujiannya sebagai berikut: Jika t hitung t tabel maka H diterima. Jika t hitung ≥ t tabel maka H ditolak.

G. Hipotesis Statistik

Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut: H : 2 1    H 1 : 2 1    Keterangan: 1  : rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok siswa yang diajarkan dengan metode penemuan terbimbing. 2  : rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematika siswa pada kelompok siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. H : rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematika siswa pada kelompok eksperimen lebih rendah atau sama dengan rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok kontrol. H 1 : rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematika siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi atau sama dengan rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok kontrol.

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA BENDA KONGKRIT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Darul Ma’arif, Jakarta Selatan)

3 8 241

Pengaruh model pembelajaran simplex basadur terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di kelas VII MTs Al ASIYAH Cibinong

1 18 166

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery method) dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan penalaran adaptif siswa kelas xi IPA: penelitian quasi eksperimen di SMAN 5 Kota Tangerang Selatan

6 70 244

Pengaruh pembelajaran matematika model inkuiri terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa MI (penelitian quasi eksperimen di MI Miftahul Umam Pondok Labu Kelas 4 Semester 1)

0 13 203

Pengaruh strategi pembelajaran aktif teknik question student have terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 11 Tangerang Selatan

0 4 240

Pengaruh Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen di MTs Annajah Jakarta)

1 14 197

Pengaruh pembelajaran kooperatif type quick on the draw terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa : Penelitian quasi eksperimen di kelas VIII SMP PGRI 35 Serpong

2 7 193

PENGARUH KINERJA SISWA PADA METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA

1 31 55

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERH

0 0 9