Metode Pembelajaran Konvensional Landasan Teoritis
kreatif matematis siswa di salah satu sekolah menengah pertama di daerah Tangerang Selatan, yakni SMPI Ruhama masih tergolong rendah. Siswa
mendapatkan kesulitan ketika dihadapkan pada soal-soal matematika yang berbentuk tes kemampuan berpikir kreatif. dari hasil observasi yang peneliti
lakukan, hampir 95 siswa yang tidak memenuhi KKM. Selama ini siswa hanya menghafal rumus, mencatat soal tanpa berlatih mengerjakan soal-soal yang
bervariasi. Hal ini menyebabkan siswa kurang mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematisnya.
Sedangkan dari hasil wawancara dengan guru, guru mengatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif di sekolah tersebut masih tergolong rendah, sehingga
menurut beliau kemampuan berpikir kreatif perlu ditingkatkan dengan cara menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dari yang biasa dilakukan di
sekolah tersebut. Hal ini dikarenakan guru sudah menggunakan beberapa metode pembelajaran namun dirasa kurang untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa. Hal yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir pada matematika yaitu
diperlukan proses pembelajaran yang baik yang diajarkan oleh guru. Pemilihan model, metode atau strategi pembelajaran yang optimal akan membantu
meningkatkan kemampuan pada pembelajaran matematika. Namun masih banyak para guru memberikan pengajaran konvensional dimana pembelajaran terpusat
pada guru. Sehingga membuat peserta didik menjadi pasif dan sekedar meniru penyelesaian dari guru. Pada akhirnya siswa hanya akan bergantung pada guru
dan akan mudah melupakan suatu materi. Pembelajaran matematika akan menjadi lebih efektif jika dalam pengajaran
guru menggunakan metode penemuan terbimbing guided discovery. Pada metode ini, siswa yang berperan aktif sementara guru membimbing mereka
kepada solusi dari permasalahan yang diberikan. Siswa akan berinteraksi aktif, menyelidiki dan mendapatkan kesimpulan atas masalah yang diberikan. Siswa
dituntut aktif berpikir untuk menciptakan ide-ide atau konsep dalam memberikan jawaban secara cepat dan tepat terhadap masalah yang diberikan. Dalam
memecahkan masalah, kemampuan siswa mengeluarkan ide atau konsepnya dapat
dengan berbagai cara berbeda. Ini berarti aspek kefasihan dan fleksibilitas dapat tercapai. Ini berarti mereka dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
matematis dalam memecahkan masalah. Sehingga pembelajaran akan menjadi lebih bermakna dan siswa tidak mudah lupa akan materi yang telah diberikan.
Dibawah ini disajikan gambar kerangka berpikir penelitian dapat disajikan sebagai berikut.
Gambar 2.3 Peta Konsep Kerangka Berpikir