Metode Penemuan Terbimbing Guided Discovery

siswa untuk dapat mengungkapkan situasi yang terdapat dalam permasalahan agar siswa dapat menyelesaikan masalah yang diberikan. 2. Menganalisis data Pada tahap ini siswa diminta untuk mengamati dari rumusan masalah yang telah ditentukan agar dapat dibuat menjadi permisalan yang akan menuntun siswa dalam membuat model matematika yang tepat. 3. Membuat prakiraan Tahap ini memungkinkan siswa membangun pengetahuannya sendiri dengan memunculkan ide atau gagasan penyelesaian masalah. Melalui tahapan ini, siswa dapat melatih kemampuan berpikir kreatif dan guru memberikan peran sebagai pembimbing jika diperlukan agar siswa menuju arah yang dicapai. 4. Menyimpulkan prakiraan Tahap dimana siswa telah menemukan jawaban persoalan matematika dan memberikan refleksi terhadap sub materi pelajaran yang diangkat dari masalah. Pengetahuan yang telah dibangun didiskusikan dengan guru dan teman sekelompok untuk mengkonfirmasi kebenarannya. Sementara kelebihan dan kelemahan dari metode penemuan terbimbing dipaparkan sebagai berikut. Kelebihan metode penemuan terbimbing: 40 1. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan. 2. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry mencari-temukan. 3. Mendukung kemampuan problem solving siswa. 4. Memberikan wahana interaksi siswa. 5. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya. Kelemahan metode penemuan terbimbing: 1. Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama. 2. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. 3. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. 40 Markaban, op.cit, h. 16-17. Untuk meminimalisir kelemahan dari metode tersebut, dapat dilakukan diskusi kelompok kemudian membimbing siswa yang masih belum dapat mengikuti pelajaran.

6. Metode Pembelajaran Konvensional

Metode pembelajaran merupakan cara bagaimana guru melakukan proses pengajaran di kelas. Metode pembelajaran konvensional merupakan metode klasikal yang sering digunakan guru untuk mengajar di sekolah. berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap guru mata pembelajaran disekolah yang akan diteliti bahwa guru masih menggunakan metode konvensional yaitu metode ekspositori. Metode konvensional berbeda dengan metode ceramah, yaitu selain memberikan penjelasan materi, guru juga melakukan latihan agar siswa lebih mendalami materi. Metode ekspositori tidak membiarkan guru terus berbicara, apakah siswa itu mengerti atau tidak, tetapi guru memberikan informasi hanya pada saat-saat atau bagian-bagian yang diperlukan; misalnya pada permulaan pengajaran, pada topik yang baru, atau pada waktu memberikan contoh-contoh soal dan sebagainya. 41 Ketika guru telah memberikan contoh-contoh soal aplikasi konsep matematika, selanjutnya guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal-soal di papan tulis atau di buku paket. Dan kegiatan terakhir adalah siswa mencatat materi yang sudah dijelaskan oleh guru yang mungkin dilengkapi dengan soal pekerjaan rumah. Keberhasilan penggunaan metode ekspositori sangat tergantung kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran. Berikut langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran ekspositori. 42 1. Guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik. 2. Guru mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan. 3. Guru membimbing pelatihan. 4. Guru mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. 5. Guru memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan. 41 H.E.T Ruseffendi, Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA, Bandung: PT Tarsito, 2006, h. 289. 42 Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2013, h. 167. Jadi, metode ekspositori adalah cara mengajar biasa atau tradisional yang menekankan pada proses penyampaian secara verbal dari guru kepada siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasaian materi secara optimal.

B. Penelitian Relevan

1. Penelitian Tatag yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa melalui Pengajuan Masalah”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pengajuan masalah dapat meningkatkan aspek pemahaman terhadap informasi masalah, kebaruan dan kefasihan dalam menjawab soal mengalami peningkatan. 43 2. Penelitian Linda Rusdiana yang berjudul “Pengaruh Strategi Heuristik terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran heuristik lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran secara konvensional. Hasil temuan ini mengindikasikan bahwa pembelajaran dengan strategi heuristik membawa pengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang belajar melalui pembelajaran heuristik lebih baik daripada yang belajar melalui pembelajaran konvensional disebabkan karena pembelajaran dengan strategi heuristik memandu seseorang untuk menemukan solusi dengan caranya sendiri melalui serangkaian tahapan berpikir. Apalagi strategi heuristik ini difokuskan pada strategi heuristik tebak dan periksa dimana strategi ini membantu siswa untuk menyadari kenyataan bahwa tebakan dalam matematika mendapat tempat dan tidak harus dihindari. Siswa akan belajar bahwa dalam beberapa masalah, tebakan yang bagus adalah cara untuk memulai membuat rencana pemecahan masalah. 44 43 Tatag Yuli Eko Siswono, “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pengajuan Masalah”, Jurnal FMIPA UNY, Juni 2005, h. 1-9. 44 Linda Rusdiana, Pengaruh Strategi Heuristik terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa, UIN Jakarta : Skripsi 2013. 3. Penelitian Ghufron Kamil yang berjudul “Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing Berbantuan Media Benda Kongkrit terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa”. Hasil dari penelitian tersebut adalah kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang diajarkan dengan metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit lebih baik daripada yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Dalam hal ini, pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing membantu siswa mencari kesimpulan yang diinginkan melalui interaksi guru dan siswa serta membantu siswa dalam mempergunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk menemukan pengetahuan yang baru. Pada penelitian ini, metode penemuan terbimbing berbantu media konkrit yang dalam penggunaannya siswa dapat mempelajari media tersebut dengan melihat langsung maksud dari permasalahan yang ada. Hal tersebut menjelaskan bahwa dibandingkan dengan hanya mendengarkan saja, siswa lebih paham jika dalam proses pembelajaran guru menggunakan media pembelajaran. Dengan menggunakan media pembelajaran, pemahaman siswa akan bertahan lama dibandingkan yang hanya mendengarkan saja. 45

C. Kerangka Berpikir

Pelajaran matematika sangat perlu diberikan kepada siswa mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Matematika adalah pelajaran yang membekali diri dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan berkerjasama. Kemampuan ini diperlukan dalam menghadapi persaingan pada perkembangan zaman. Apalagi matematika adalah ilmu dasar dari ilmu lain seperti ilmu sains. Oleh karena itu, matematika perlu diajarkan pada setiap jenjang pendidikan. Secara empirik ditemukan bahwa siswa sekolah menengah mengalami kesukaran dalam menggunakan strategi berpikir untuk memecahkan masalah. Hal ini terlihat dari observasi peneliti yang menunjukkan bahwa kemampuan berpikir 45 Ghufron Kamil, Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing Berbantuan Media Benda Kongkrit terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa, UIN Jakarta : Skripsi 2014. kreatif matematis siswa di salah satu sekolah menengah pertama di daerah Tangerang Selatan, yakni SMPI Ruhama masih tergolong rendah. Siswa mendapatkan kesulitan ketika dihadapkan pada soal-soal matematika yang berbentuk tes kemampuan berpikir kreatif. dari hasil observasi yang peneliti lakukan, hampir 95 siswa yang tidak memenuhi KKM. Selama ini siswa hanya menghafal rumus, mencatat soal tanpa berlatih mengerjakan soal-soal yang bervariasi. Hal ini menyebabkan siswa kurang mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematisnya. Sedangkan dari hasil wawancara dengan guru, guru mengatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif di sekolah tersebut masih tergolong rendah, sehingga menurut beliau kemampuan berpikir kreatif perlu ditingkatkan dengan cara menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dari yang biasa dilakukan di sekolah tersebut. Hal ini dikarenakan guru sudah menggunakan beberapa metode pembelajaran namun dirasa kurang untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Hal yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir pada matematika yaitu diperlukan proses pembelajaran yang baik yang diajarkan oleh guru. Pemilihan model, metode atau strategi pembelajaran yang optimal akan membantu meningkatkan kemampuan pada pembelajaran matematika. Namun masih banyak para guru memberikan pengajaran konvensional dimana pembelajaran terpusat pada guru. Sehingga membuat peserta didik menjadi pasif dan sekedar meniru penyelesaian dari guru. Pada akhirnya siswa hanya akan bergantung pada guru dan akan mudah melupakan suatu materi. Pembelajaran matematika akan menjadi lebih efektif jika dalam pengajaran guru menggunakan metode penemuan terbimbing guided discovery. Pada metode ini, siswa yang berperan aktif sementara guru membimbing mereka kepada solusi dari permasalahan yang diberikan. Siswa akan berinteraksi aktif, menyelidiki dan mendapatkan kesimpulan atas masalah yang diberikan. Siswa dituntut aktif berpikir untuk menciptakan ide-ide atau konsep dalam memberikan jawaban secara cepat dan tepat terhadap masalah yang diberikan. Dalam memecahkan masalah, kemampuan siswa mengeluarkan ide atau konsepnya dapat

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA BENDA KONGKRIT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Darul Ma’arif, Jakarta Selatan)

3 8 241

Pengaruh model pembelajaran simplex basadur terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di kelas VII MTs Al ASIYAH Cibinong

1 18 166

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery method) dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan penalaran adaptif siswa kelas xi IPA: penelitian quasi eksperimen di SMAN 5 Kota Tangerang Selatan

6 70 244

Pengaruh pembelajaran matematika model inkuiri terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa MI (penelitian quasi eksperimen di MI Miftahul Umam Pondok Labu Kelas 4 Semester 1)

0 13 203

Pengaruh strategi pembelajaran aktif teknik question student have terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 11 Tangerang Selatan

0 4 240

Pengaruh Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen di MTs Annajah Jakarta)

1 14 197

Pengaruh pembelajaran kooperatif type quick on the draw terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa : Penelitian quasi eksperimen di kelas VIII SMP PGRI 35 Serpong

2 7 193

PENGARUH KINERJA SISWA PADA METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA

1 31 55

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERH

0 0 9