Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
pendidikan umum.
31
Bruner yakin bahwa belajar penemuan adalah proses belajar dimana guru harus menciptakan situasi belajar yang problematis, menstimulus
siswa dengan pertanyaan-pertanyaan, mendorong siswa mencari jawaban sendiri, dan melakukan eksperimen.
32
Oleh karena itu, belajar penemuan pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan berpikir secara bebas dan melatih keterampilan
kognitif siswa dengan cara menemukan dan memecahkan masalah yang ditemui dengan pengetahuan yang telah dimiliki dan menghasilkan pengetahuan yang
benar-benar bermakna bagi dirinya. Metode penemuan merupakan prosedur pengajaran yang dirancang
sedemikan rupa sehingga siswa menemukan sendiri konsep dan prinsip melalui proses mentalnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Budiningsih bahwa metode
penemuan adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.
33
Sementara menurut Suryosubroto diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan
pengajaran perseorangan, menipulasi objek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi.
34
Hal ini dapat diartikan bahwa metode penemuan mengajarkan keterampilan menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat siswa untuk
mencapai tujuan penyelidikan. Proses belajar menggunakan metode penemuan adalah melalui partisipasi
secara aktif dengan konsep dan prinsip-prinsip agar mereka dianjurkan untuk memperoleh
pengalaman dan
melakukan eksperimen-eksperimen
yang mengizinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri. Sehingga,
metode penemuan seperti ini masih dianggap terlalu murni untuk anak karena sebagian besar anak masih membutuhkan konsep dasar untuk menemukan
sesuatu. Hal-hal baru yang diharapkan dapat ditemukan bagi siswa dapat berupa
31
Dina Indriana, Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif, Yogyakarta: DIVA Press, 2011, h. 181.
32
Udin S. Wiranataputra dkk., Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, h. 3.18.
33
Agus N. Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler, Yogyakarta: DIVA Press, 2013, h. 101-102.
34
Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014, h. 270.
konsep, teorema, rumus, pola, aturan, dan sejenisnya.
35
Pada proses menemukan, siswa harus melakukan terkaan, dugaan, prakiraan, coba-coba, dan usaha lainnya
dengan menggunakan pengetahuan melalui cara induksi, deduksi, observasi, dan ekstrapolasi. Pengajaran ini menjadi sukar karena sangat tergantung pada
kemampuan siswa dan pengetahuan siswa yang telah diperoleh sebelumnya. Sehingga, metode penemuan murni masih dianggap kurang tepat karena pada
umumnya sebagian besar siswa masih membutuhkan konsep dasar untuk dapat menemukan sesuatu. Hal ini mengakibatkan pengembangan metode penemuan itu
sendiri yaitu menjadi metode penemuan terbimbing. Metode tersebut dapat diselenggarakan baik secara individu dan kelompok. Metode ini sangat
bermanfaat untuk mata pelajaran matematika karena sesuai dengan karakteristik matematika itu sendiri. Guru membimbing siswa jika diperlukan dan siswa
didorong untuk berpikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru dan sampai sejauh mana siswa
dibimbing tergantung pada kemampuannya dan materi yang sedang dipelajari.