Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas

terlihat bahwa nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelas kontrol untuk setiap indikatornya. Artinya siswa pada kelas eksperimen memiliki kemampuan berpikir kreatif matematis yang lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Secara lebih jelas perbandingan nilai rata-rata siswa berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam diagram berikut. Gambar 4.4 Perbandingan Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Berpikir Kreatif

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji chi kuadrat chi square. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika memenuhi kriteria 2  hitung ≤ 2  tabel diukur pada taraf signifikasni dan tingkat kepercayaan tertentu. 10 20 30 40 50 60 70 80 Kelancaran Kefasihan Kebaruan Ra ta -Ra ta Eksperimen Kontrol

a. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen

Dari hasil perhitungan uji normalitas diperoleh 2  hitung = 1,36 dengan jumlah sampel 31, taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh 2  tabel = 7,81, dengan demikian 2  hitung ≤ 2  tabel 1,36 ≤ 7,81, ini berarti bahwa data kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok eksperimen berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

b. Uji Normalitas Kelompok Kontrol

Dari hasil perhitungan uji normalitas diperoleh 2  hitung = 2,27 dengan jumlah sampel 30, taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh 2  tabel = 7,81, dengan demikian 2  hitung ≤ 2  tabel 2,27 ≤ 7,81, ini berarti bahwa data kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok kontrol berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji normalitas antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas n 2  hitung 2  tabel α = 5 Kesimpulan Eksperimen 31 1,36 7,81 Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal Kontrol 30 2,27 7,81

2. Uji Homogenitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang sama homogen atau berbeda heterogen. Dalam penelitian ini, uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher uji F. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelompok dikatakan homogen apabila F hitung ≤ F tabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil perhitungan untuk kelompok eksperimen diperoleh varians = 85,57 dan untuk kelompok kontrol diperoleh varians = 154,48, sehingga diperoleh nilai F hitung = 1,15 dan dari tabel distribus i F dengan taraf signifikansi α = 5 diperoleh F tabel = 1,85. Jika F hitung ≤ F tabel 1,81 ≤ 1,85, maka H diterima atau varians kedua populasi homogen. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelas n Varians F hitung F tabel Kesimpulan Eksperimen 31 85,57 1,81 1,85 Varians kedua kelompok homogen Kontrol 30 154,48

C. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji persyaratan analisis ternyata populasi berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji- t. Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok eksperimen yang menggunakan metode penemuan terbimbing guided discovery lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut. H : 2 1    H 1 : 2 1    Keterangan : 1  : Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas eksperimen. 2  : Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas kontrol. Dengan kriteria pengujian yaitu jika t hitung t tabel, maka H diterima H 1 ditolak, sedangkan jika t hitung t tabel, maka H ditolak H 1 diterima. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t untuk sampel homogen, maka diperoleh t hitung = 4,81. Dengan menggunakan tabel distribusi t pada taraf signifikansi 5 atau α = 0,05 diperoleh harga t tabel = 1,67. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada tabel berikut. Tabel 4.5 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji-t t hitung t tabel α = 0,05 Kesimpulan 4,81 1,67 Tolak H Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa t hitung lebih besar dari t tabel 3,62 1,67 maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima dengan taraf signifikansi 5, artinya rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dnegan menggunakan metode penemuan terbimbing lebih tinggi daripada rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Berikut sketsa kurvanya: Gambar 4.5 Kurva Uji Perbedaan Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Gambar 4.5 di atas, terihat bahwa nilai t hitung yaitu 4,81 lebih besar dari t tabel yaitu 1,67, artinya jelas bahwa t hitung jatuh pada daerah penolakan H daerah kritis. Sehingga dapat disimpulkan H ditolak dan H 1 diterima dengan taraf signifikansi 5. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode penemuan terbimbing guided discovery lebih tinggi secara signifikan daripada rata-rata hasil kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan metode konvensional. 1,67 4,81 α = 0,05

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA BENDA KONGKRIT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Darul Ma’arif, Jakarta Selatan)

3 8 241

Pengaruh model pembelajaran simplex basadur terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di kelas VII MTs Al ASIYAH Cibinong

1 18 166

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery method) dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan penalaran adaptif siswa kelas xi IPA: penelitian quasi eksperimen di SMAN 5 Kota Tangerang Selatan

6 70 244

Pengaruh pembelajaran matematika model inkuiri terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa MI (penelitian quasi eksperimen di MI Miftahul Umam Pondok Labu Kelas 4 Semester 1)

0 13 203

Pengaruh strategi pembelajaran aktif teknik question student have terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 11 Tangerang Selatan

0 4 240

Pengaruh Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen di MTs Annajah Jakarta)

1 14 197

Pengaruh pembelajaran kooperatif type quick on the draw terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa : Penelitian quasi eksperimen di kelas VIII SMP PGRI 35 Serpong

2 7 193

PENGARUH KINERJA SISWA PADA METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA

1 31 55

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERH

0 0 9