Proporsi Varian HASIL PENELITIAN

Change = 1.623, df1 = 1 dan df2= 202 dengan Sig.F Change = 0.204 p 0,05. 8. Variabel demografis jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 7.7 terhadap varians impulse buying. Sumbangan tersebut signifikan dengan F Change = 17.625, df1 = 1 dan df2= 201 dengan Sig.F Change = 0.000 p 0,05. Dengan demikian, terdapat tiga dari delapan IV, yaitu component informational, component normative dan factor demografis jenis kelamin yang mempengaruh impulse buying secara signifikan jika dilihat dari besarnya R 2 yang dihasilkan dari sumbangan proporsi variabel yang diberikan. 78

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab ini, akan dipaparkan lebih lanjut hasil dari penelitian yang dilakukan. Bab ini terdiri dari kesimpulan, diskusi dan saran.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian pada uji hipotesis mayor, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: “terdapat pengaruh yang signifikan dari subjective well-being, social influence, self-esteem dan faktor demografi terhadap i mpulse buying”. Selanjutnya, berdasarkan uji hipotesis minor yang menguji signifikansi masing-masing koefisien regresi terhadap dependent variable, diperoleh hanya terdapat tiga koefisien regresi yang signifikan mempengaruhi impulse buying yaitu dimensi component informational, component normative dan factor demografis jenis kelamin.Dengan demikian terdapat tiga hipotesis yang diterima yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dari dimensi component informational, component normative dan faktor demografis jenis kelamin terhadap impulse buying.

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis, didapatkan bahwa terdapat pengaruh yang signifkan dari variabel social influence yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan impulse buying. Social influenceadalah kecenderungan seseorang untuk belajar tentang produk dan jasa dengan mengamati, mencari informasi agar sesuai dengan harapan orang lain Bearden dalam Bearden et.al., 1992. Hal ini menunjukkan bahwa, konsumen dalam melakukan pembelian mudah terpengaruh oleh lingkungan atau orang lain. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh David et.al.2008 dimensi-dimensi social influence yaitu component informational dan component normative, ternyata keduanya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap impulse buying. Hasil penelitian menunjukan bahwa dimensi component informational memiliki pengaruh signifikan terhadap impulse buying. Hal tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh David et.al.2008 bahwa component informational memiliki pengaruh signifikan tetapi berhubungan negative dengan impulse buying. Artinya semakin tinggi component informational maka semakin rendah impulse buying orang tersebut, begitupun sebaliknya jika semakin rendah component informational yang seseorang peroleh dari orang lain maka semakin tinggi impulse buying orang tersebut. Dalam penelitian ini hasil koefisien regresi component informational menunjukkan signifikansi yang positif sehingga dapat dikatakan jika semakin banyak informasi yang didapat dari orang lain maka impukse buying orang tersebut juga meningkat, begitupun sebaliknya Selanjutnya dimensi component normative memiliki pengaruh signifikan terhadap impulse buying.Artinya terdapat kecenderungan bahwa individu yang memiliki component normativetinggi maka akan dengan mudah terpengaruh oleh dukungan orang lain. Hal ini tidak sesuaidengan penelitian yang dilakukan olehDavid et.al 2008 bahwa component normative memiliki hubungan signifikan yang positif terhadap impulse buying. Component normative mencangkup kurangnya rasa percaya diri yang mengarah pada ketergantungan orang lain untuk memutuskan apa yang benar atau terbaik. Sehingga dalam melakukan pembelian suatu barang, seseorang cenderung akan merasa perlu untuk mendapatkan persetujuan lingkungannya mengenai keputusan terbaik yang akan diambil oleh orang tersebut.Hal tersebut dapat terjadi karena dalam melakukan pembelian seseorang mudah terpengaruh oleh orang lain. Dalam penelitian ini component normative memiliki koefisien regresi yang negatif berarti jika seseorang yang memiliki component normative yang tinggi maka impulse buying orang tersebutcenderungtinggi pula, begitupun sebaliknya. Kemudian, faktor demografis yang berpengaruh terhadap impulse buying hanyajenis kelamin.Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Činjarević 2010menunjukkan bahwafaktor demografijenis kelamin, usia dan status perkawinan, menghasilkanperbedaan yang signifikan dalamkecenderunganmembeli impuls. Impulsebuyingbiasanyatampakjelas pada perbedaan gender. Temuanyang paling banyak dilaporkanadalahbahwa perempuancenderung melakukanpembelian dari pada pria. Temuan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Widawati 2011 bahwa sejalan dengan sifat wanita yangmenyenangi belanja, maka dibanding sampel laki-laki,konsumen wanita tetap memilikikecenderungan impulse buyingtinggi yang lebihbanyak dibanding konsumen laki-laki. Sisi emosiyang cenderung mendominasi perasaan dan pikiranwanita menjadi sumber mengapa mereka menjadimudah tergugah oleh stimulasi dari lingkunganyang ditawarkan, sekalipun mereka menyadaribahwa barang-barang tersebut belum tentudibutuhkan. Tetapi dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan metode analisis yang sama, sehingga hanya diambil kesimpulan secara menyeluruh bahwa jenis kelamin mempengaruhi impulse buying dan tidak diketahui besarannya masing-masing. Hal tersebut dilakukan peneliti karena jumlah sampel wanita yang lebih dominan dibandingkan laki-laki sehingga tidak