dan keinginannya berbelanja sesuai dengan kemampuan ekonomi yang dimilikinya dan pertimbangan rasional lainnya.
1.4 Sistematika Penelitian
Penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB 1 : Pendahuluan Bab ini menguraikan secara singkat isi dari penelitian yang meliputi Latar
Belakang Penelitian, Pembatasan dan Perumusan masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Peneltian dan Sistematika Penelitian.
BAB 2 : Landasan Teori Bab ini menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan impulse buying,
subjective well-being, social influence, self-esteem dan faktor demografis, kerangka berfikir, dan pengajuan hipotesis.
BAB 3 : Metode Penelitian Bab ini menguraikan populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel,
variabel penelitian dan definisi operasional variabel, instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, dan prosedur penelitian.
BAB 4 : Hasil Penelitian Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan
tersebut meliputi dua bagian yaitu, analisis deskriptif dan pengujian hipotesis penelitian.
BAB 5 : Kesimpulan, Diskusi dan Saran Bab ini menguraikan kesimpulan, diskusi dan saran dari hasil penelitian.
12
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini mencakup tujuh subbab, yaitu pembahasan teoritis mengenai impulse buying sebagai Dependent Vaiabel DV. Selanjutnya pembahasan teoritis
mengenai subjective well-being, social influence, self-esteem dan faktor demografis sebagai Independent Variabel IV. Dan akan dibahas juga
mengenai instrument serta analisis data yang digunakan untuk menemukan jawaban atas hipotesis penelitian
2.1 Impulse Buying
2.1.1 Pengertian impulse buying
Impulse buying merupakan pembelian yang tidak direncanakan, dimana karekteristiknya adalah pengambilan keputusan yang dilakukan dalam
waktu relatif cepat, pada saat melihat barang dan mengingat barang yang persediannya hampir habis, karena adanya kebutuhan dan penawaran yang
menarik. Menurut Rook 1987 impulse buying adalah pembelian yang terjadi
ketika seorang konsumen mengalami dorongan tiba-tiba, kuat dan dorongan yang tetap untuk membeli sesuatu dengan segera. Selain itu menurut Rook
1987 impulse buying cenderung mengganggu perilaku konsumen, sedangkan pembelian kontemplatif lebih mungkin untuk menjadi bagian dari rutinitas
seseorang, karena seseorang yang melakukan impulse buying lebih menggunakan emosional dari pada rasionalnya, dan lebih cenderung dianggap