Teknik pengumpulan data Instrumen Penelitian

2. Skala subjective well-being

Untuk mengukur subjective well-being alat ukur yang digunakan adalah skala yang diperkenalkan oleh Diener et.al. 1985 yaitu SWLS satisfaction with life scale dan skala dari Watson, Clark dan Tellegen 1988 yaitu PANAS positive affect negative affect schedule. Alat ukur SWLS terdiri dari 5 item dan alat ukur PANAS terdiri dari 20 item. Tabel 3.3 Blue print skala subjective well-being No Dimensi Indikator Nomer item Jml Contoh item

1 Kognitif

Merasa puas dengan kehidupan 1, 3, 5 3 item Saya puas dengan kehidupan saya Menilai kondisi hidup individu menyenangkan 2,4 2 item 2 Afektif Memiliki perasaan bahagia 3, 10 2 item Saya merasa gembira Merasa bersemangat mengerjakan sesuatu 1, 9, 14, 16, 19 5 item Memiliki fokus perhatian terhadap sesuatu 5, 12, 17 3 item Merasakan kesedihan 2,4 2 item Merasakan kecemasan 6, 7, 15, 18, 20 5 item Mudah tersinggung 11,13,8 3 item

3. Skala social influence

Untuk mengukur social influence alat ukur yang digunakan adalah skala yang diperkenalkan oleh Bearden et.al. 1989 yaitu skala susceptibility to interpersonal influence CSII yang terdiri dari 12 item yang mengukur dua subskala. Sub skala pertama melihat pengaruh component informational yang mencakup tiga item untuk mengukur sejauh mana individu mencari informasi yang berkaitan dengan pembelian dari lingkungan sosialnya. Sedangkan subskala kedua melihat pengaruh component normative yang mencakup sembilan item mengukur sejauh mana konsumen mendapatkan persetujuan atau penegasan dari lingkungan sosial mereka. Tabel 3.4 Blue print skala social influence No Dimensi Indikator Fav Jml Contoh item 1 Component informational Berkosultasi dengan orang lain. 1, 7,10, 3 item Saya biasanya berkonsultasi kepada orang, untuk memilih alternative terbaik yang tersedia dari sebuah produk mencari informasi berkaitan dengan pembelian dari lingkungan sosialnya 2 component normative mendapatkan persetujuan dari lingkungan sosial. 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9,11,12 9 item Konsumen mendapatkan penegasan atas pembelian mereka pada lingkungan sosialnya.

4. Skala self-esteem

Untuk mengkur self-esteem alat ukur yang digunakan adalah skala yang diperkenalkan Tafarodi dan Swann 2001 yaitu self-liking and competence scale- revised SLCS-R. SLCS-R berisi dua sub-skala, yang masing-masing diukur dengan delapan item. Self-liking subskala merupakan senilai sosial misalnya Saya merasa hebat tentang siapa saya, dan self-competence merupakan subskala perasaan keberhasilan dan control misalnya Saya hampir selalu mampu untuk mencapai apa yang saya coba . Tabel 3.5 Blue print skala self-esteem No Dimensi Indikator Fav Unfav Jml Contoh item

1 Self-liking

Memberikan penilaian terhadap diri sendiri 3, 5, 9 1, 6, 10,11, 15 8 item Saya cenderung tidak menghargai diri sendiri Menghargai diri sendiri Menerima diri sendiri. Merasa nyaman dengan dirinya 2 Self- competence Perasaan akan keberhasilan 2, 4, 12, 14, 16 7,8,13 8 item Saya sangat berbakat Dapat mengontrol dirinya

3.4 Uji Validitas Konstruk

Untuk menguji validitas alat ukur dalam penelitian ini, peneliti menggunkan Confirmatory Factor Analysis CFA dengan software Lisrel 8.70 adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapat kriteria hasil CFA yang baik dijelaskan oleh Umar dalam Adiprasetyo, 2011, yaitu: 1. dilakukan uji CFA dengan model satu faktor dan dilihat nilai Chi-Square yang dihasilkan. Jika nilai Chi-Square tidak signifikan p 0.05 berarti semua item hanya mengukur satu faktor saja. Namun jika Chi-Square signifikan p 0,05, maka perlu dilakukan modifikasi terhadap model pengukuran yang diuji sesuai langkah kedua berikut ini.