Manfaat teoritis Manfaat praktis
sebagai sesuatu yang buruk dari pada yang baik sehingga konsumen lebih cenderung merasa lepas kendali saat pembelian impulsif dari pada ketika
melakukan pembelian kontemplatif. Sedangkan Piron dalam Madhavaram laverie
, 2004 berbeda pendapat dengan definisi Rook 1987, ia
menyiratkan bahwa reaksi emosional dan kognitif harus menyertai pembelian, karena reaksi pengalaman
emosional dan kognitif konsumen tergantung pada faktor-faktor ekonomi, kepribadian, dan budaya atas nama konsumen sedangkan karakteristik dan
harga atas nama produk. Selain itu Beatty dan Ferrel 1998 memperluas definisi dari Rook
1987, ia menyatakan bahwa impulse buying adalah pembelian tiba-tiba dan langsung tanpa niat sebelum berbelanja baik untuk membeli kategori produk
tertentu atau untuk memenuhi tugas membeli tertentu. Perilaku tersebut terjadi setelah mengalami dorongan untuk membeli dan cenderung spontan tanpa
banyak refleksi dan tidak termasuk pembelian item sederhana, yang merupakan item yang hanya persediaan barang di rumah telah habis.
Sedangkan Verplanken dan Herabadi 2001 sebagai pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak
direncanakan, diikuti oleh konflik fikiran dan dorongan emosional. Menurut Dincer 2010 impulse buying dapat didefinisikan sebagai
sejauh mana seorang individu mungkin membeli sesuatu yang tidak diinginkan, segera, dan unreflective. Konsumen dengan kecenderungan
impulse buying yang tinggi memiliki kecenderungan dorongan secara umum untuk membeli barang-barang dari semua kategori produk.
Berdasarkan penjelasan dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa impulse buying adalah pembelian yang tidak di
rencanakan, disertai dorongan emosional yang kuat serta reaksi kognitif harus menyertai pembelian, pengambilan keputusan yang cepat dan berlangsung
secara tiba-tiba serta, mengabaikan konsekuensi berbahaya yang berujung kepada penyesalan. Adapun teori yang digunakan untuk variabel impulse
buying yang menjadi landasan penilitian yaitu teori yang digunakan oleh Verplanken dan Herabadi 2001 .