Macam-macam social influence Pengukuran social influence
ia akan memiliki afektif dan evaluatif karakteristik yang positif Tafarodi Swann, 1995.
Sedangkan menurut Michington 1993 self-esteem bukanlah sifat atau aspek tunggal saja, melainkan sebuah kombinasi dari beragam sifat dan
perilaku kemudian ia membagi aspek self-esteem menjadi tiga aspek yaitu: 1.
Perasaan mengenai diri sendiri a.
Menerima diri sendiri Individu dapat menerima dirinya secara penuh, merasa nyaman dengan
keadaan dirinya dan memandang baik tentang dirinya apapun kondisinya. Oleh karena itu, apapun yang terjadi individu mampu
menilai dirinya memiliki keunikan tersendiri, menghargai setiap potensi yang dimiliki tanpa pernah mengeluh.
b. Memaafkan diri sendiri
Memaafkan diri sendiri atas ketidaksempurnaan dan kesalahan yang dibuatnya. Jika seseorang tidak menyukai dirinya sendiri, membiarkan
orang lain merendahkannya, kerap mencela dirinya sendiri, serta merendahkan diri maka ia akan merasakan kepedihan dan penderitaan
mental. Dua hal ini pada puncaknya akan termanifestasikan dalam harga diri yang rendah
c. Menghargai diri sendiri.
Dengan menghargai dirinya sendiri, perasaannya tentang kompetensi lebih tinggi dan tidak bergantung pada kondisi eksternal. Dimana
perasaannya akan gembira saat dipuji orang lain. Seseorang dengan
self-esteem rendah berusaha membuktikan dirinya dan ingin mengesankan orang lain. Apabila melakukan kesalahan dan orang lain
mencacinya, maka ia pun akan menghukum dirinya sendiri. Dengan demikian orang dengan self-esteem rendah tidak akan berani mencoba,
karena tidak berani mengambil resiko. d.
Mengendalikan emosi diri Seseorang dengan harga diri yang tinggi memegang kendali atas
emosinya sendiri.
Sebaliknya, keadaan
yang buruk
dapat mempengaruhi perasaan seseorang dengan self-esteem yang rendah.
2. Perasaan terhadap hidup
a. Menerima realita kenyataan
Perasaan terhadap realitas berarti menerima tanggung jawab atas setiap bagian hidup yang dijalaninya. Maksudnya, seseorang dengan self-
esteem tinggi akan lapang dada dan tidak menyalahkan orang lain atas segala masalah yang dihadapinya. Ia sadar bahwa semuanya itu terjadi
berkaitan dengan pilihan dan keputusannya sendiri, bukan karena faktor eksternal.
b. Harapan yang realitas
seseorang yang memiliki self-esteem yang tinggi akan membangun harapan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Perasaan
seseorang terhadap hidup juga menentukan apakah ia akan menganggap sebuah masalah adalah rintangan hebat atau kesempatan
bagus untuk mengembangkan diri.