Tujuan penelitian Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

12

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini mencakup tujuh subbab, yaitu pembahasan teoritis mengenai impulse buying sebagai Dependent Vaiabel DV. Selanjutnya pembahasan teoritis mengenai subjective well-being, social influence, self-esteem dan faktor demografis sebagai Independent Variabel IV. Dan akan dibahas juga mengenai instrument serta analisis data yang digunakan untuk menemukan jawaban atas hipotesis penelitian

2.1 Impulse Buying

2.1.1 Pengertian impulse buying

Impulse buying merupakan pembelian yang tidak direncanakan, dimana karekteristiknya adalah pengambilan keputusan yang dilakukan dalam waktu relatif cepat, pada saat melihat barang dan mengingat barang yang persediannya hampir habis, karena adanya kebutuhan dan penawaran yang menarik. Menurut Rook 1987 impulse buying adalah pembelian yang terjadi ketika seorang konsumen mengalami dorongan tiba-tiba, kuat dan dorongan yang tetap untuk membeli sesuatu dengan segera. Selain itu menurut Rook 1987 impulse buying cenderung mengganggu perilaku konsumen, sedangkan pembelian kontemplatif lebih mungkin untuk menjadi bagian dari rutinitas seseorang, karena seseorang yang melakukan impulse buying lebih menggunakan emosional dari pada rasionalnya, dan lebih cenderung dianggap sebagai sesuatu yang buruk dari pada yang baik sehingga konsumen lebih cenderung merasa lepas kendali saat pembelian impulsif dari pada ketika melakukan pembelian kontemplatif. Sedangkan Piron dalam Madhavaram laverie , 2004 berbeda pendapat dengan definisi Rook 1987, ia menyiratkan bahwa reaksi emosional dan kognitif harus menyertai pembelian, karena reaksi pengalaman emosional dan kognitif konsumen tergantung pada faktor-faktor ekonomi, kepribadian, dan budaya atas nama konsumen sedangkan karakteristik dan harga atas nama produk. Selain itu Beatty dan Ferrel 1998 memperluas definisi dari Rook 1987, ia menyatakan bahwa impulse buying adalah pembelian tiba-tiba dan langsung tanpa niat sebelum berbelanja baik untuk membeli kategori produk tertentu atau untuk memenuhi tugas membeli tertentu. Perilaku tersebut terjadi setelah mengalami dorongan untuk membeli dan cenderung spontan tanpa banyak refleksi dan tidak termasuk pembelian item sederhana, yang merupakan item yang hanya persediaan barang di rumah telah habis. Sedangkan Verplanken dan Herabadi 2001 sebagai pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti oleh konflik fikiran dan dorongan emosional. Menurut Dincer 2010 impulse buying dapat didefinisikan sebagai sejauh mana seorang individu mungkin membeli sesuatu yang tidak diinginkan, segera, dan unreflective. Konsumen dengan kecenderungan