Pengukuran impulse buying Impulse Buying

2.2.2 Aspek subjective well-being

Subjective well-being mencangkup beberapa aspek. Beberapa ilmuwan menyatakan tentang aspek-aspek subjective well-being. Menurut Diener aspek tersebut dibagi menjadi dua yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif mencangkup evaluasi terhadap kepuasan hidup secara global dan evaluasi terhadap kepuasan domain tertentu. Sedangkan aspek afektif mencangkup evaluasi terhadap keberadaan afek positif dan evaluasi terhadap keberadaan afek negatif. Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Aspek kognitif dari subjective well-being adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup individu. Evaluasi tersebut dapat dikategorikan menjadi evaluasi umum global dan evaluasi khusus domain tertentu. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai kedua penilaian tersebut. a. Evaluasi terhadap kepuasan hidup secara global, yaitu evaluasi individu terhadap kehidupannya secara menyeluruh. Penilaian umum ini merupakan penilaian individu yang bersifat reflektif terhadap kepuasan hidupnya Diener et.al., 2005. b. Evaluasi terhadap kepuasan domain tertentu, yaitu penilaian yang dibuat individu dalam mengevaluasi domain atau aspek tertentu dalam kehidupannya, seperti kesehatan fisik dan mental, pekerjaan, rekreasi, hubungan sosial, kehidupan dengan pasangan dan kehidupan dengan keluarga Diener et.al., 2005. 2. Aspek afektif dari subjective well-being merefleksikan pengalaman dasar yang terjadi dalam hidup seseorang. Dimana aspek tersebut dikategorikan menjadi evaluasi terhadap keberadaan afek-afek positif dan evaluasi terhadap afek-afek negatif. a. Evaluasi terhadap keberadaan afek positif. Afek-afek positif dianggap bagian dari subjective well-being karena afek-afek tersebut merefleksikan reaksi individu terhadap sejumlah peristiwa dalam hidup yang menunjukkan bahwa hidup berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan Diener et.al. 2005. b. Evaluasi terhadap keberadaan afek negatif. Afek negatif merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan respon negatif yang dialami individu sebagai reaksinya terhadap kehidupan, kesehatan, keadaan, dan peristiwa yang mereka alami Diener et.al., 2005.

2.2.3 Karakteristik subjective well-being

Subjective well-being memiliki beberapa karakteristik. Menurut Diener dalam Diener, Suh Oishi, 1997 terdapat tiga karakteristik dasar subjective well- being. Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Subjective well-being mencangkup faktor-faktor yang membedakan seseorang yang cukup bahagia dan sangat bahagia, kepuasan hidup dan kepuasan spesifik. Selain itu subjective well-being juga mencakup keadaan yang tidak diinginkan seperti depresi atau anxiety. Individu yang memiliki subjective well-being yang tinggi dalam satu faktor, dapat memiliki subjective well-being yang rendah pada faktor lainnya. Karenanya, untuk