koefisien t 1.96 yaitu item 4 dan 17. Sedangkan item lainnya signifikan t 1.96 dan valid. Dengan demikian, bobot nilai pada item 4 dan 17 tidak ikut
dianalisis dalam penghitungan faktor skor.
3.4.2 Uji validitas konstruk social influence
1. Component informational
Pertama-tama, diteliti apakah 3 item yang ada bersifat unidimensional, artinya
benar hanya mengukur component informational. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata fit, dengan chi-square = 0.00, df = 0,
P-value = 1.0000, RMSEA = 0.000. Nilai chi-square menghasilkan P-value 0.05 tidak signifikan, yang artinya model bersifat satu faktor unidimensional di
mana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu component informational. Selanjutnya dilihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak
diukur secara signifikan atau tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan
dengan melihat T-Value bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.9.
Tabel 3.9 Muatan faktor item
component informational
No item Lambda
Error T-Value
Signifikan 1
0.54 0.09
6.31 V
7 0.69
0.09 7.30
V 10
0.60 0.09
6.72 V
Keterangan : tanda V = Signifikan t 1.96, X = Tidak Signifikan
Dari tabel 3.9, berdasarkan pada muatan faktor lambda dan t-value, setiap item dikatakan signifikan. Hal tersebut dikarenakan koefisien muatan faktor
tiap item component informational yang positif dan nilai koefisien t 1,96.
2. Component normative
Pertama-tama, diteliti apakah 9 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur component normative. Dari hasil analisis CFA yang
dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan chi-square = 144.24, df = 27, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.144. Oleh karena itu, dilakukan
modifikasi terhadap model. Di mana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Setelah dilakukan 7 kali pembebasan
item, diperoleh model fit dengan chi-square = 27.93, df = 20, P-value = 0.11112, RMSEA = 0.044. Nilai chi-square menghasilkan P-value 0.05 tidak
signifikan, yang artinya model bersifat satu faktor unidimensional di mana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu component normative.
Selanjutnya dilihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan atau tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian
hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value bagi setiap koefisien muatan faktor pada tabel 3.10.
Tabel 3.10 Muatan faktor item
component normatif
No item Lamda
Error T-Value
Signifikan 2
0.66 0.07
9.82 V
3 0.70
0.06 10.92
V 4
0.57 0.07
8.60 V
5 0.28
0.07 3.90
V 6
0.68 0.06
10.82 V
8 9
11 12
0.77 0.60
0.63 0.77
0.06 0.07
0.07 0.06
12.04 9.12
9.28 12.61
V V
V V
Keterangan : tanda V = Signifikan t 1.96, X = Tidak Signifikan
Dari tabel 3.10, berdasarkan pada muatan faktor lamda dan t-value, setiap item dikatakan signifikan. Hal tersebut dikarenakan koefisien muatan faktor
tiap item component normative yang positif dan nilai koefisien t 1,96.
3.4.2 Uji validitas konstruk self-esteem
1. Self-liking
Pertama-tama, diteliti apakah 8 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur self-liking. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan
model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan chi-square = 536.09, df = 20, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.351. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi terhadap
model. Di mana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Setelah 14 kali pembebasan item, diperoleh model fit dengan
chi-square = 11.49, df = 6, P-value = 0.07430, RMSEA = 0.066. Nilai chi-square menghasilkan P-value 0.05 tidak signifikan, yang artinya model bersifat satu
faktor unidimensional di mana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu self -liking.
Selanjutnya dilihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan atau tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian
hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel
3.11.
Tabel 3.11 Muatan faktor item
self liking
No item Lamda
Error T-Value
Signifikan 1
0.91 0.07
13.56 V
3 -0.03
0.07 -0.46
X 5
-0.19 0.07
-2.62 X
6 0.38
0.07 5.50
V 9
10 11
15 -0.18
0.52 0.25
0.74 0.07
0.07 0.09
0.07 -2.35
7.34 2.89
10.95 X
V V
V
Keterangan : tanda V = Signifikan t 1.96, X = Tidak Signifikan
Dari tabel 3.11, berdasarkan pada muatan faktor lamda dan t-value, setiap item dikatakan signifikan tetapi terdapat 3 item yang tidak signifikan
koefisien t 1.96 yaitu item 3, 5 dan 9. Sedangkan item lainnya signifikan t 1.96 dan valid. Dengan demikian, bobot nilai pada item 3,5 dan 9 tidak ikut
dianalisis dalam penghitungan faktor skor.
2. Self-competence
pertama-tama, diteliti apakah 8 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur self-competence. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan chi-square = 1185.18, df = 20, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.1999. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi
terhadap model. Di mana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya. Setelah dilakukan 8 kali pembebasan item,
diperoleh model fit dengan chi-square = 19.10, df = 12, P-value = 0.12012, RMSEA = 0.047. Nilai chi-square menghasilkan P-value 0.05 tidak
signifikan, yang artinya model bersifat satu faktor unidimensional di mana
seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu self-competence.