Pengertian social influence Social Influence

jika informasi dari orang lain meningkatkan pengetahuan individu tentang beberapa aspek lingkungan. Pengaruh informasi didorong oleh keinginan untuk membentuk interpretasi yang akurat tentang realitas dalam rangka untuk membuat keputusan yang lebih dan berperilaku dengan cara yang benar.

2.3.3 Macam-macam social influence

Beberapa ilmuwan menyatakan tentang macam-macam social influence salah satunya yaitu menurut Kelman 1958 terdapat tiga proses social influence yang dapat dibedakan yaitu: 1. Compliance yaitu induvidu menerima pengaruh karena ia berharap untuk mencapai reaksi baik dari seseorang atau kelompok lain. 2. Identification yaitu ketika seorang individu menerima pengaruh karena dia ingin membangun atau mempertahankan hubungan untuk memuaskan seseorang atau kelompok lain. 3. Internalization yaitu ketika seorang individu menerima pengaruh karena terdorong perilaku yang berisi ide-ide dan tindakan yang bermanfaat.

2.3.4 Pengukuran social influence

Lingkungan sosial sangat berpengaruh terhadap keputusan yang diambil oleh seseorang termasuk dalam melakukan pembelian suatu barang. Oleh sebab itu faktor penting dari perilaku individu dipengaruhi oleh orang lain. Pengukuran social influence dalam penelitian ini menggunakan skala Consumers Susceptibility to Interpersonal Influence CSII dari Bearden et.al. 1989 dimana skala ini mengukur seberapa besar seseorang akan terpengaruh terhadap lingkungan sosialnya. Skala Consumers Susceptibility to Interpersonal Influence CSII terdiri dari 12 item yang mengukur dua subskala. Subskala pertama melihat pengaruh komponen informational yang mencakup tiga item untuk mengukur sejauh mana individu mencari informasi yang berkaitan dengan pembelian dari lingkungan sosialnya. Sedangkan subskala kedua melihat pengaruh komponen normatif yang mencakup sembilan item mengukur sejauh mana konsumen mendapatkan persetujuan atau penegasan dari lingkungan sosial mereka.

2.4 Self-Esteem

2.4.1 Pengertian self-esteem

Self-esteem adalah sikap, yaitu evaluasi individu dari konsep diri. Self- esteem menurut Tafarodi dan Swann 1995 harus mengukur sikap negatif dan positif secara keseluruhan terhadap dirinya . Sedangkan menurut Rosenberg dalam Guindon,2009 self-esteem adalah sikap terhadap objek tertentu setiap karakteristik diri dievaluasi dan menghasilkan perkiraan karakteristik tersebut dan setiap elemen diri dievaluasi sesuai dengan nilai yang telah berkembang selama masa kanak-kanak dan remaja. Selain itu menurut Minchington 1993 self-esteem adalah nilai yang kita tempatkan pada diri kita sendiri. Nilai tersebut adalah penilaian kita sebagai manusia, berdasarkan persetujuan atau ketidaksetujuan dari diri kita sendiri dan perilaku kita. Self-esteem juga bisa menggambarkan sebagai hal untuk menahan diri, atau perasaan tentang diri sendiri berdasarkan pada siapa dan apa