Status Kepemilikan Lahan Luas Pemilikan Lahan dan Hutan Kemenyan
perkembangan sejarahnya dan diwariskan dari generasi ke generasi Sajidiman 1999 dan kearifan lokal sebagai pengetahuan kebudayaan yang dimiliki suatu
masyarakat tertentu mencakup sejumlah pengetahuan kebudayaan yang berkenaan dengan model-model pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam secara
lestari. Dari pengertian ini kita dapat melihat bahwa pada dasarnya kearifan tradisional merupakan hasil akumulasi pengetahuan berdasarkan pengamatan dan
pengalaman masyarakat di dalam proses interaksi yang terus-menerus dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. Masing-masing kearifan lokal memiliki
karakteristik berbeda-beda yang bersumber dari pemahamannya terhadap alam sekitar dan mengadaptasikannya dalam praktek pengelolaan sumberdaya alam
pada berbagai jenis kondisi lingkungan hidup Affandi 2003. Bentuk kearifan lokal yang dapat kita lihat, misalnya bagaimana
masyarakat lokal mengelola hutan. Bagi masyarakat, hutan dan segala isinya bukanlah hanya sekedar komoditi yang dinilai dari segi ekonomi saja, melainkan
sebagai bagian dari sistem kehidupan yang mereka pegang teguh. Demikian halnya pada pengelolaan hutan kemenyan yang sudah menjadi bagian dari budaya
dan kearifan lokal khususnya petani kemenyan di Humbang Hasundutan dan Tapanuli pada umumnya.
Pengetahuan lokal petani dapat dilihat dalam proses penyadapan pelukaan. Petani mengetahui dan meyakini bahwa tidak semua pohon dapat
disadap secara bersamaan. Petani mengetahui betul pohon mana yang dapat disadap dan mana yang belum. Kesalahan dalam memilih pohon konsekuensinya
adalah hasil panen tidak maksimal bahkan terkadang pohon tersebut tidak mengeluarkan getah.
Masih dalam proses penyadapan, kebiasaan petani yang telah membudaya dan menjadi bagian dari pengelolaan hutan kemenyan bahwa sebelum melakukan
penyadapan, harus terlebih dahulu melakukan pembersihan kulit batang yang dalam istilah lokal disebut dengan “mangguris”. Pengalaman telah mengajarkan
petani bahwa tanpa melakukan pembersihan kulit batang, produksi getah menjadi tidak maksimal.