Jumlah Anggota Keluarga HASIL DAN PEMBAHASAN
mencari pasangan ke daerah marga lain dan sebaliknya para kaum perempuan juga akan dinikahi oleh laki-laki dari daerah lain.
Bagi mereka yang memilih tinggal di daerah asalnya ataupun di daerah pasangannya, sebagai sumber mata pencaharian mereka mengusahakan lahan
yang diwariskan oleh orang tuanya. Proses pembauran ini sudah terjadi dari generasi ke generasi hingga sekarang. Dalam hal pembagian warisan, para orang
tua menurunkan harta warisan kepada keturunanya tanpa membedakan anak laki- laki atau perempuan. Sama halnya dengan kebun kemenyan sudah menjadi harta
warisan. Untuk kebun kemenyan sendiri karena penggarapan yang dilakukan sudah
semakin intensif dan telah diwariskan secara turun temurun, maka rasa kepemilikan secara pribadi semakin kuat. Hubungan perorangan dengan tanahnya
semakin kokoh sehingga pada akhirnya lahan tersebut diklaim sebagai tanah milik pribadi dan bukan milik marga lagi.
Namun yang sering menjadi kekhawatiran bagi para petani kemenyan adalah status hutan kemenyan yang mereka kuasai sejak ratusan tahun yang lalu
ditetapkan oleh pemerintah sebagai kawasan hutan negara. Petani merasa takut dan khawatir bahwa dengan status ini menjadikan lahan mereka akan diambil alih
oleh negara dan mereka akan dipindahkan dari wilayah itu. Kekhawatiran ini diperkuat dengan kehadiran pihak swasta yang diberi izin oleh pemerintah untuk
mengelola hutan. Kejadian ini sudah terjadi di beberapa desa dimana pihak swasta sudah mulai menebangi tanaman kemenyan untuk perluasan areal penanaman
hutan tanaman industry HTI. Pernyataan kekhawatiran ini diungkapkan oleh beberapa petani kemenyan responden pada saat wawancara.