Penyebaran Hutan Kemenyan KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

berusia dibawah 30 tahun, sehingga dapat dikatakan bahwa pemuda masih memiliki ketertarikan untuk mengelola hutan kemenyan. Situasi seperti ini sangat mendukung dalam menjaga eksistensi dan pengembangan pengelolaan hutan kemenyan ke depannya. b. Tingkat Pendidikan Petani Faktor pendidikan sangat penting dalam era pembangunan yang berkelanjutan. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan cara berpikir, berperilaku dan bertindak. Tingkat pendidikan akan sejalan dengan kelestarian sumberdaya alam apabila disertai dengan rasa kepedulian dari masyarakat terhadap sumberdaya alam dimaksud. Oleh karena itu, dalam penelitian ini juga melihat tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh petani responden yang tentunya berperan dalam melaksanakan kegiatan usahataninya. Tabel 9. Sebaran petani responden berdasarkan tingkat pendidikan No Jenjang Pendidikan Jumlah Responden Jiwa Persentase 1 SD 30 50 2 SLTP 22 37 3 SLTA 8 13 Total 60 100 Dari Tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan resonden sudah pernah mengikuti pendidikan formal namun pada umumnya 50 hanya sampai pada pendidikan dasar, diikuti sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan petani responden masih rendah. Sama seperti keadaan di desa lain pada umumnya selain karena keterbatasan ekonomi keluarga dan ketidakberadaan sarana pendidikan gedung sekolah menjadi kendala untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Untuk pendidikan dasar setiap desa sudah memiliki, namun untuk meneruskan ke jenjang berikutnya, baik tingkat SLTP maupun SLTA harus ke kecamatan bahkan harus ke ibukota kabupaten. Selain itu, apabila seseorang sudah berhasil menempuh pendidikan lebih tinggi maka sangat jarang sekali tetap tinggal di daerah tersebut. Pada umumnya mereka akan lebih memilih mengadu nasib mencari pekerjaan di luar daerah. Situasi ini menjadikan orang-orang yang tinggal di daerah hanya para orang tua dan orang-orang yang berpendidikan rendah.

c. Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan sangat penting untuk diketahui yang berhubungan terhadap konstribusi pendapatan yang diperoleh untuk kegiatan usahatani maupun untuk konsumsi rumah tangga. Di samping itu dengan mengetahui jumlah anggota juga dapat diketahui ketersediaan jumlah tenaga kerja dalam petani itu sendiri. Dari olahan data diketahui bahwa jumlah anggota keluarga responden bervariasi mulai dari 1-7 jiwa dan sebanyak 28 dari total seluruh responden memiliki 4 anggota keluarga. Apabila dihubungkan dengan umur petani maka diperoleh fenomena bahwa semakin tua petani memiliki jumlah anggota keluarga yang lebih sedikit. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada saat usia tua, umumnya keturunan mereka sudah membentuk keluarga yang baru.

e. Pengalaman Bertani

Faktor pengalaman bertani atau lama waktu petani terlibat secara langsung dalam mengelola hutan kemenyan sangat penting untuk diketahui. Hal ini berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan penguasaan keterampilan petani dalam mengelola kebun kemenyan. Semakin lama seorang petani terlibat langsung maka akan semakin banyak pula pengalaman dan keterampilan dalam memproduksi getah kemenyan. Dari hasil penelitian di lapangan, lama pengalaman bertani para petani kemenyan yang menjadi responden bervariasi mulai dari 10-50 tahun berbanding lurus dengan usia petani itu sendiri. Dari keseluruhan responden, sebanyak 30 dari responden memiliki pengalaman bertani kemenyan antara 30-39 tahun. Pada umumnya petani sudah mulai dilibatkan dalam usahatani kemenyan pada saat usia 10 tahun terutama anak laki-laki untuk membantu orang tuanya pada kegiatan