V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Aspek Sosial Pengelolaan Hutan Kemenyan 5.1.1. Karakteristik Petani Responden
Karakteristik petani responden diperlukan sebagai gambaran umum keadaan petani kemenyan yang menjadi sampel dan merupakan obyek dalam
penelitian. Karakteristik petani responden yang dibahas dalam penelitian ini, terdiri dari umur petani, tingkat pendidikan formal, jumlah anggota keluarga,
pengalaman bertani dan luas kebun kemenyan yang diusahakan.
a. Umur Petani Responden
Umur sangat erat kaitannya dengan produktivitas kerja. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui variabel ini dalam kaitannya dengan
ketersediaan tenaga kerja yang masih produktif. Tabel 8. Sebaran petani responden berdasarkan usia
No Kelompok Umur Tahun
Jumlah Responden Jiwa Peresentase
1 20 – 29
2 3
2 30 – 39
16 27
3 40 – 49
19 32
4 50 – 59
16 27
5 ≥ 60
7 11
Total 60
100 Dari hasil olahan data primer diketahui bahwa umur petani kemenyan
responden secara keseluruhan berada pada selang umur antara 28-67 tahun dengan umur rata-rata 46,25 tahun. Hal ini juga dapat dilihat dari Tabel 8 yang
menunjukkan bahwa umur petani kemenyan didominasi pada kelas umur 40-49 tahun, yaitu sebanyak 32. Apabila dilihat dari rata-rata umur tersebut petani
responden masih tergolong dalam kategori usia produktif. Dari Tabel 8 juga diketahui bahwa 30 petani responden berusia
≤ 40 tahun, bahkan sebayak 3
berusia dibawah 30 tahun, sehingga dapat dikatakan bahwa pemuda masih memiliki ketertarikan untuk mengelola hutan kemenyan. Situasi seperti ini sangat
mendukung dalam menjaga eksistensi dan pengembangan pengelolaan hutan
kemenyan ke depannya. b. Tingkat Pendidikan Petani
Faktor pendidikan sangat penting dalam era pembangunan yang berkelanjutan. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan cara
berpikir, berperilaku dan bertindak. Tingkat pendidikan akan sejalan dengan kelestarian sumberdaya alam apabila disertai dengan rasa kepedulian dari
masyarakat terhadap sumberdaya alam dimaksud. Oleh karena itu, dalam penelitian ini juga melihat tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh petani
responden yang tentunya berperan dalam melaksanakan kegiatan usahataninya. Tabel 9. Sebaran petani responden berdasarkan tingkat pendidikan
No Jenjang Pendidikan
Jumlah Responden Jiwa Persentase
1 SD 30
50 2 SLTP
22 37
3 SLTA 8
13 Total
60 100
Dari Tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan resonden sudah pernah mengikuti pendidikan formal namun pada umumnya 50 hanya
sampai pada pendidikan dasar, diikuti sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan petani responden
masih rendah. Sama seperti keadaan di desa lain pada umumnya selain karena
keterbatasan ekonomi keluarga dan ketidakberadaan sarana pendidikan gedung sekolah menjadi kendala untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Untuk
pendidikan dasar setiap desa sudah memiliki, namun untuk meneruskan ke jenjang berikutnya, baik tingkat SLTP maupun SLTA harus ke kecamatan bahkan
harus ke ibukota kabupaten. Selain itu, apabila seseorang sudah berhasil