Perumusan Strategi Pengembangan dengan Analisis SWOT
sistematik untuk merumuskan strategi, berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang dimana secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan dan ancaman. Sementara menurut Start dan Hovland 2004, analisis SWOT merupakan sebuah alat perencanaan strategis yang klasik.
Dengan mempergunakan kerangka kekuatan dan kelemahan faktor internal serta peluang dan ancaman dari faktor eksternal, menyediakan sebuah cara yang sangat
sederhana untuk mengkaji strategi terbaik yang dapat diterapkan. Analisis SWOT didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif harus memaksimumkan
kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Dengan bantuan analisis SWOT, perencana menjadi realistis terhadap apa yang akan
dicapai dan pada bagian mana yang harus difokuskan.
Gambar 2. Diagram SWOT Rangkuti 2008 Diagram SWOT merupakan perpaduan antara kekuatan dan kelemahan
diwakili garis horizontal dengan peluang dan ancaman diwakili garis vertikal. Pada diagram tersebut kekuatan dan peluang diberi tanda positif sementara
kelemahan dan ancaman diberi tanda negatif. Berdasarkan letak kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada diagram akan menentukan arah strategi
yang akan digunakan dalam pengembangan pengelolaan hutan kemenyan Gambar 2. Pada diagram SWOT terdapat 4 empat sel sebagai hasil perpaduan
PELUANG O
KELEMAHAN W KEKUATAN S
ANCAMAN T
Sel 3 Sel 1
Sel 4 Sel 2
antara kekuatan-kelemahan dengan peluang-ancaman. Sel pertama merupakan situasi yang sangat menguntungkan dimana pengembangan pengelolaan hutan
kemenyan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat menggunakan peluang yang ada. Dalam situasi seperti ini strategi yang dipakai adalah mendukung
kebijakan perkembangan yang agresif support an aggressive strategy. Jika posisi rencana pengembangan pengelolaan hutan kemenyan berada
pada sel kedua, meskipun menghadapi berbagai macam ancaman namun masih memiliki kekuatan dari faktor internal. Strategi pengembangan yang diterapkan
dalam kondisi seperti ini adalah dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi support
a diversification strategy. Apabila posisi pengembangan pengelolaan hutan kemenyan berada pada
sel ketiga, berarti rencana memiliki peluang yang besar, tetapi juga menghadapi beberapa kendalakelemahan internal. Fokus strategi pada situasi ini adalah
meminimalkan masalah-masalah internal sehingga dapat mempergunakan, mengoptimalkan ataupun merebut peluang yang lebih baik support a turnaround
oriented strategy. Namun apabila rencana pengembangan pengelolaan hutan
kemenyan berada pada posisi sel keempat, berarti rencana tersebut menghadapi situasi yang tidak menguntungkan, yakni memiliki kelemahan dari sisi internal
dan menghadapi berbagai ancaman dari sisi ekternal. Dalam kondisi seperti pada sel keempat strategi yang diterapkan fokus pada strategi bertahan support a
defensive strategy. Masing-masing sel pada diagram SWOT memperlihatkan
kondisi atau situasi yang berbeda, sehingga untuk rencana pengembangannya dibutuhkan strategi yang berbeda rangkuti 2008.
Selain menggunakan diagram SWOT, Rangkuti 2008 mengemukakan bahwa alat lain yang dapat digunakan untuk menyusun strategi pengembangan
berdasarkan faktor internal dan eksternal yang dimiliki yaitu matrik SWOT. Berdasarkan matrik SWOT, terdapat empat alternatif strategi yang tersedia yaitu
strategi Strength-Opportunity, Weakness-Opportunity, Strength-Treaths dan Weakness-Treaths
Tabel 4. Sama halnya dengan menggunakan diagram SWOT, matriks SWOT menawarkan empat strategi berbeda pada empat situasi yang
berbeda pula.
Tabel 4. Matriks SWOT
Internal Eksternal
Kekuatan Strength
Kelemahan Weakness
Peluang Opportunity
SO strategies WO strategies
Ancaman Treaths
ST strategies WT strategies