Unsur Ancaman Threath Faktor Internal dan Eksternal Pengelolaan Hutan Kemenyan

ditebangi dan diganti dengan eucalyptus sebagai bahan baku industri pulp. Situasi seperti ini sudah terjadi dibeberapa lokasi dan berpeluang terjadi di lokasi-lokasi lain di Humbang Hasundutan. Ancaman ini tentunya sangat merugikan petani selain karena akan hilangnya sumber mata pencaharian ditandai dengan menurunnya jumlah populasi kemenyan, mereka juga harus terpinggirkan dalam hal pengelolaan lahan. Tabel 20. Unsur ancaman dan nilai pengaruhnya No Unsur Ancaman Eksternal Bobot Rating Skor 1 Kurang adanya jaminan berusaha 0,237 4 0,948 2 Kebutuhan terhadap lahan untuk peruntukan yang lain oleh masyarakat semakin meningkat. 0,206 3 0,618 3 Batas dan status lahan yang tidak jelas. 0,198 3 0,594 4 Perluasan hutan tanaman industri HTI oleh pihak swasta. 0,150 3 0,450 5 Kebutuhan terhadap kayu yang semakin meningkat mengakibatkan populasi pohon kemenyan jadi berkurang. 0,111 2 0,222 6 Perubahan kondisi fisik habitat kemenyan 0,098 1 0,098 TOTAL 1,000 2,930 Dengan digalakkannya pemberantasan illegal logging berimbas pada suplai bahan baku kayu untuk pertukangan menjadi sangat berkurang. Bukan saja harganya menjadi semakin mahal, tetapi juga sangat sulit diperoleh. Pada kondisi seperti ini ditambah dengan desakan keperluan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pohon kemenyan yang kualitasnya tidak kalah jauh dari jenis kayu pertukangan diolah dan dijual. Hal ini tentunya berdampak juga terhadap keberadaan jumlah populasi kemenyan. Penurunan jumlah produksi getah kemenyan dari tiap batang diyakini petani kemenyan sebagai akibat dari perubahan kondisi fisik habitat kemenyan. Perubahan habitat yang dimaksudkan disini adalah peningkatan suhu udara sebagai akibat dari pemanasan global. Petani kemenyan mungkin kurang bahkan tidak mengerti apa itu fenomena pemanasan global tapi mereka sudah merasakan dampaknya. Peningkatan suhu udara berpengaruh terhadap kualitas getah kemenyan dimana getah yang seharusnya membentuk gumpalan pada rongga di dalam kulit kayu mata kasar menjadi meleleh dan keluar ke permukaan tahir. Penurunan kualitas akan diikuti dengan penurunan harga. Selain karena peningkatan suhu udara, perubahan fisik habitat tanaman kemenyan yang dimaksudkan adalah berkurangnya kesuburan tanah. Sudah sejak berpuluh-puluh tahun tanah menopang pertumbuhan tanaman kemenyan tanpa perlakuan pemberian pupuk tambahan. Nutrisi tanah hanya disuplai dari dekomposisi biomassa yang membusuk pupuk organik. Ketika pupuk organik berupa humus ini juga diambil petani untuk keperluan pertanian maka secara langsung akan menurunkan kesuburan tanah. Penurunan tingkat kesuburan tanah ini tentunya akan berdampak langsung pada penurunan kuantitas dan kualitas getah kemenyan.

5.5. Diagram SWOT Pengelolaan Hutan Kemenyan

Berdasarkan faktor-faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor- faktor eksternal peluang dan ancaman yang telah dijelaskan diatas maka diagram SWOT dapat disusun. Nilai-nilai pengaruhnya skor yang sudah diketahui, masing-masing akan dihitung selisihnya yaitu dengan cara menghitung selisih total nilai pengaruh kekuatan terhadap kelemahan serta nilai pengaruh peluang diselisihkan terhadap nilai ancaman. Hasil analisa menunjukkan bahwa total nilai pengaruh peubah strategi internal berupa unsur kekuatan adalah sebesar 2,646 dan unsur kelemahan sebesar 3,352, sehingga selisih kedua peubah internal ini diperoleh -0,706. Demikian juga untuk peubah eksternal, diketahui bahwa nilai total pengaruh unsur peluang adalah sebesar 3,107 dan nilai total pengaruh unsur ancaman adalah sebesar 2,930. Dengan menghitung selisih nilai total pengaruh ini maka diperoleh nilai 0,177. Dengan menggabungkan kedua nilai selisih antara kekuatan terhadap kelemahan serta peluang terhadap ancaman, maka diperoleh sebuah titik koordinat, yaitu titik koordinat -0,706 ; 0,177. Dengan menggambarkan titik dimaksud pada Diagram SWOT maka diketahui berada pada kuadransel 3 seperti pada Gambar 6. Diagram SWOT di atas menunjukkan bahwa situasi pengelolaan hutan kemenyan berada pada kuadransel ketiga. Gambar 6. Diagram SWOT strategi pengembangan pengelolaan hutan kemenyan. Melihat situasi ini menurut Rangkuti 2008 bahwa kondisi pengelolaan hutan kemenyan tidak menguntungkan, walaupun dari sisi ekternal memiliki peluang, namun dari sisi internal memiliki kelemahan. Apabila kondisi pengelolaan hutan kemenyan di lapangan mengalami seperti situasi yang disampaikan di atas, maka strategi yang direkomendasikan adalah meminimalkan kelemahan-kelemahan internal sehingga dapat mempergunakan, mengoptimalkan dan merebut peluang yang lebih baik support a turnaround oriented strategy .

5.6. Strategi Pengembangan Pengelolaan Hutan Kemenyan

Berdasarkan unsur kekuatan dan kelemahan yang dimiliki serta memadukannya dengan unsur peluang dan ancaman seperti terlihat pada diagram SWOT, maka ada beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan pengelolaan hutan kemenyan ke depan yang melibatkan beberapa stakeholder, seperti: petani kemenyan, pemerintah, peneliti dan pihak swasta. Strategi ini tentunya berupaya untuk mereduksi kelemahan-kelemahan internal untuk merebut, memanfaatkan dan mengoptimalkan peluang yang ada weakness- opportunity. Strategi-strategi pengembangan prioritas yang dapat dilakukan, antara lain: a. Mengintensifkan kegiatan penyuluhan dan bimbingan teknis dari dinas kehutanan terhadap petani kemenyan. Penyuluhan akan sangat membantu petani kemenyan dalam hal peningkatan kapasitasnya dan juga penyebaran informasi. b. Membentuk kelompok tani danatau koperasi di tingkat desa untuk menghindari spekulasi harga yang dilakukan oleh para agen pengumpul. Keberadaan kelompok tani dan koperasi akan banyak menguntungkan petani kemenyan tentunya tetap dengan fasilitasi dari pemerintah. c. Pengawasan terhadap sistem pemasaran getah kemenyan. Peran ini diemban oleh pemerintah daerah sebagai pengambil kebijakan untuk menghindari praktek-praktek monopoli dan spekulasi para pengumpul yang dapat merugikan para petani kemenyan. d. Pengelolaan hutan kemenyan dilakukan dengan sistem budidaya intensif untuk meningkatkan produksi getah kemenyan serta mengkombinasikan dengan tanaman yang tahan naungan, misalnya dengan kopi melalui sistem agroforestri. e. Penggunaan bibit tanaman kemenyan unggul untuk meningkatkan produktivitas getah dan juga mempercepat usia dipanen berproduksi. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan pada saat sekarang ini memungkinkan untuk melakukan pemuliaan pohon untuk menghasilkan tanaman kemenyan yang unggul. Selain strategi prioritas WO sesuai diagram SWOT, strategi-strategi alternatif lain SO, ST dan WT juga harus dilakukan sebagaimana yang disajikan pada Gambar 7. Strategi-strategi alternatif ini dilakukan bersama-sama dengan strategi prioritas untuk mewujudkan pengelolaan hutan kemenyan yang lebih baik. Strategi-strategi pengembangan lainnya yang dapat dilakukan, antara lain: a. Membangun dan memperluas hutan kemenyan sebagai bagian dari upaya rehabilitasi lahan, perbaikan kualitas dan daya dukung lingkungan, dan juga sebagai upaya melestarikan pengelolaan hutan kemenyan sebagai bagian dari budaya dan kearifan lokal dari petani kemenyan.