Unsur Peluang Oppurtunity Faktor Internal dan Eksternal Pengelolaan Hutan Kemenyan

Tanaman kemenyan yang unggul tentunya akan menghasilkan getah yang lebih unggul dari tanaman kemenyan biasa. Tanggung jawab pelestarian hutan tidak pernah terlepas dari peran pemerintah dan masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Peran pemerintah sebagai regulator tidak dapat dikesampingkan karena pemerintah memiliki kewenangan yang memungkinkannya untuk merumuskan dan menetapkan kebijakan pengelolaan hutan, sementara masyarakat desa sebagai struktur sosial terdekat dengan hutan tidak bisa dilepaskan dari interaksinya dengan hutan yang sedemikian intensif. Untuk dapat melestarikan hutan, kolaborasi dari kedua komponen tersebut adalah mutlak. Pada saat sekarang ini dukungan terhadap pelestarian hutan dari pemerintah pusat dan daerah terus mengalir dalam bentuk kegiatan-kegiatan seperti program pengembangan hutan rakyat, hutan kemasyarakatan dan hutan desa. Namun di Humbang Hasundutan dalam hal regulasi kebijakan yang mengatur pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam khususnya hutan kemenyan belum ada. Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati yang ada sekarang ditujukan untuk pengusahaan hutan rakyat jenis pinus yakni Peraturan Daerah Perda Kabupaten Humbahas No. 3 tahun 2005 yang diikuti dengan Peraturan Bupati No. 6 tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda Nomor 3 tahun 2005 tersebut. Kebijakan seperti ini khusus untuk kemenyan tentunya sangat diperlukan dalam mendukung pengembangan pengelolaan hutan kemenyan ke depan.

5.4.4. Unsur Ancaman Threath

Peubah strategi eksternal berupa ancaman threath yang memiliki pengaruh terhadap pengembangan pengelolaan hutan kemenyan di Kabupaten Humbang Hasundutan Tabel 20. Dari Tabel 20 dapat dilihat bahwa peubah yang memiliki nilai pengaruh tertinggi adalah “kurang adanya jaminan berusaha” dengan nilai pengaruh sebesar 0,948 sedangkan peubah yang memiliki nilai pengaruh terkecil adalah “perubahan kondisi fisik habitat kemenyan” dengan nilai pengaruh sebesar 0,098. Dalam menjalankan sebuah usaha, jaminan keberlangsungan usaha menjadi sangat penting. Faktor ini yang tidak dimiliki petani dalam pengelolaan hutan kemenyan. Jaminan ini sebenarnya dapat diperoleh apabila ada dukungan penuh dari pihak yang berwewenang. Adanya jaminan itu maka kekhawatiran tidak akan muncul dalam menjalankan usaha. Dengan adanya dukungan penuh dari pihak pemerintah maka apabila di kemudian hari terjadi masalah yang tidak menguntungkan petani, maka pemerintah menjadi pihak pertama dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Pertambahan jumlah penduduk yang pesat, yang tidak diikuti dengan pertambahan sumberdaya lahan maka yang terjadi adalah konversi lahan. Seperti misalnya lahan pertanian akan dikonversi untuk membangun tempat tinggal pemukiman baru. Begitu juga dengan lahan yang masih berhutan pada umumnya sering dikonversi menjadi lahan pertanian baru. Contoh lain misalnya untuk tujuan pengembangan wilayah salah satu program yang dilakukan adalah dengan membangun prasarana jalan sebagai akses penghubung antar desa, desa dengan kecamatan. Termasuk dalam Kabupaten Humbang Hasundutan ini sebagai daerah pemekaran, pembukaan hutan untuk tujuan pembangunan prasarana jalan sangat gencar dilakukan demi mengejar ketertinggalan dan keinginan untuk menyejajarkan diri dengan kabupaten lain. Batas-batas lahan antara kawasan hutan negara dan lahan milik masyarakat tidak ditemukan di lapangan. Pada umumnya yang terjadi sekarang ini adalah masyarakat mengklaim bahwa lahan yang dikelola sekarang merupakan tanah milik mereka sementara dari pihak pemerintah menetapkan statusnya sebagai kawasan hutan negara. Dualisme status lahan ini diperkeruh dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 44 Tahun 2005 tentang Penunjukan Kawasan Hutan Negara. Masyarakat memiliki posisi yang lemah karena lahan mereka tidak disertai dengan sertifikat yang sah. Hadirnya pihak swasta dalam pengelolaan hutan produksi di daerah Humbang Hasundutan telah menimbulkan keresahan bagi petani kemenyan khususnya pada petani yang lokasi kemenyannya masuk danatau berbatasan langsung dengan areal konsesi perusahaan. Dengan izin yang diberikan oleh pemerintah pusat Kementerian Kehutanan, pihak perusahaan melakukan perluasan areal penanaman hutan tanaman insdustri. Demi kepentingan perusahaan, hutan kemenyan yang masuk dalam areal konsesi perusahaan ditebangi dan diganti dengan eucalyptus sebagai bahan baku industri pulp. Situasi seperti ini sudah terjadi dibeberapa lokasi dan berpeluang terjadi di lokasi-lokasi lain di Humbang Hasundutan. Ancaman ini tentunya sangat merugikan petani selain karena akan hilangnya sumber mata pencaharian ditandai dengan menurunnya jumlah populasi kemenyan, mereka juga harus terpinggirkan dalam hal pengelolaan lahan. Tabel 20. Unsur ancaman dan nilai pengaruhnya No Unsur Ancaman Eksternal Bobot Rating Skor 1 Kurang adanya jaminan berusaha 0,237 4 0,948 2 Kebutuhan terhadap lahan untuk peruntukan yang lain oleh masyarakat semakin meningkat. 0,206 3 0,618 3 Batas dan status lahan yang tidak jelas. 0,198 3 0,594 4 Perluasan hutan tanaman industri HTI oleh pihak swasta. 0,150 3 0,450 5 Kebutuhan terhadap kayu yang semakin meningkat mengakibatkan populasi pohon kemenyan jadi berkurang. 0,111 2 0,222 6 Perubahan kondisi fisik habitat kemenyan 0,098 1 0,098 TOTAL 1,000 2,930 Dengan digalakkannya pemberantasan illegal logging berimbas pada suplai bahan baku kayu untuk pertukangan menjadi sangat berkurang. Bukan saja harganya menjadi semakin mahal, tetapi juga sangat sulit diperoleh. Pada kondisi seperti ini ditambah dengan desakan keperluan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pohon kemenyan yang kualitasnya tidak kalah jauh dari jenis kayu pertukangan diolah dan dijual. Hal ini tentunya berdampak juga terhadap keberadaan jumlah populasi kemenyan. Penurunan jumlah produksi getah kemenyan dari tiap batang diyakini petani kemenyan sebagai akibat dari perubahan kondisi fisik habitat kemenyan. Perubahan habitat yang dimaksudkan disini adalah peningkatan suhu udara sebagai akibat dari pemanasan global. Petani kemenyan mungkin kurang bahkan tidak mengerti apa itu fenomena pemanasan global tapi mereka sudah merasakan dampaknya. Peningkatan suhu udara berpengaruh terhadap kualitas getah