Unsur Kelemahan Weakness Faktor Internal dan Eksternal Pengelolaan Hutan Kemenyan

berproduksi setelah berumur 6-7 tahun setelah ditanam, sementara tanaman kopi hanya butuh waktu 1-2 tahun. Tidak hanya itu, getah kemenyan baru dapat dipanen kembali 3-4 bulan setelah disadap, sementara tanaman kopi setiap minggunya bisa dipanen selama 10-15 tahun ke depannya. Oleh karena itu hal ini menjadi kelemahan dalam pengembangan pengelolaan hutan kemenyan ke depan. Sumberdaya manusia yang masih relatif rendah menjadi salah satu unsur kelemahan yang memiliki skor paling kecil dikarenakan dalam pengelolaan hutan kemenyan relatif tidak memerlukan keterampilan yang tinggi high skill. Walaupun sebenarnya dalam setiap aspek kehidupan dituntut untuk memiliki pendidikan tinggi. Namun terkhusus dalam pengelolaan hutan kemenyan, dengan hanya bermodalkan pengetahuan dan belajar dari orang tua sudah mampu mengelola dan mengusahakan sendiri. Tradisi menyadap getah kemenyan ini sudah menjadi budaya dan pengetahuan lokal. Cara terbaik untuk melestarikannya adalah dengan mewariskan ke generasi berikutnya. Bagi petani, hal ini menjadi sesuatu kewajiban yang harus dilakukan.

5.4.3. Unsur Peluang Oppurtunity

Peubah strategi eksternal berupa peluang opportunity yang memiliki pengaruh terhadap pengembangan pengelolaan hutan kemenyan di Kabupaten Humbang Hasundutan disajikan pada Tabel 19. Tabel 19 menunjukkan bahwa peubah yang memiliki nilai pengaruh tertinggi adalah “Dengan pengembangan hutankebun kemenyan merupakan salah satu upaya merehabilitasi lahan di tingkat lokal dan mencegah perubahan iklim di tingkat global” dengan nilai pengaruh sebesar 1,200 sedangkan peubah yang memiliki nilai pengaruh terkecil adalah “dukungan kebijakan pusat dan daerah” dengan nilai pengaruh sebesar 0,386. Pengembangan hutan kemenyan dapat dijadikan sebagai upaya merehabilitasi lahan di tingkat lokal dan mencegah perubahan iklim di tingkat global. Peluang ini memiliki skor tertinggi karena pengembangan hutan kemenyan dapat dijadikan sebagai upaya dalam meningkatkan produktivitas lahan-lahan tidur ataupun lahan-lahan terlantar. Dalam kondisi tertentu dapat juga dijadikan sebagai upaya dalam merehabilitasi lahan-lahan kritis. Arah tujuan yang ingin dicapai tentunya adalah perbaikan kualitas lingkungan yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Sama seperti kegiatan- kegiatan kehutanan lainnya, untuk tingkat global pengembangan hutan kemenyan sejalan dengan upaya dunia internasional dalam meminimalisasi perubahan iklim. Tabel 19. Unsur peluang dan nilai pengaruhnya No Unsur Peluang Eksternal Bobot Rating Skor 1 Dengan pengembangan hutankebun kemenyan merupakan salah satu upaya merehabilitasi lahan di tingkat lokal dan mengurangi perubahan iklim. 0,300 4 1,200 2 Permintaan pasar yang terus meningkat baik dari konsumen lokal maupun luar negeri 0,279 3 0,837 3 Perkembangan IPTEKS memungkinkan untuk meningkatkan produksi getah kemenyan. 0,228 3 0,684 4 Dukungan kebijakan pemerintah daerah dan pusat dalam mengembangkan hutankebun kemenyan sebagai hasil hutan bukan kayu unggulan. 0,193 2 0,386 TOTAL 1,000 3,107 Getah kemenyan yang bernilai ekonomis tinggi telah diperdagangkan sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu dan telah memiliki rantai pemasaran skala nasional bahkan sampai ke luar negeri. Di luar negeri getah kemenyan dari Tapanuli lebih diminati karena dibandingkan dengan getah kemenyan yang dihasilkan dari negara lain, misalnya Vietnam, Laos dan Thailand, getah yang dihasilkan dari Tapanuli memiliki kualitas yang lebih baik Kashio dan Johnson 2001. Oleh karena itu komoditi ini selalu memiliki pangsa dan permintaan pasar yang terus meningkat. Untuk meningkatkan produksi getah kemenyan salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan membudidayakan tanaman kemenyan unggul. Perkembangan ilmu pengetahuan pada saat sekarang ini memungkinkan untuk memperoleh tanaman kemenyan unggul melalui pemuliaan pohon. Seleksi terhadap pohon kemenyan indukan perlu dilakukan untuk menghasilkan bibit kemenyan unggul. Bibit tanaman kemenyan unggul dapat diperoleh melalui metode stek, stump ataupun dengan kultur jaringan Pasaribu dan Sipayung 1999. Tanaman kemenyan yang unggul tentunya akan menghasilkan getah yang lebih unggul dari tanaman kemenyan biasa. Tanggung jawab pelestarian hutan tidak pernah terlepas dari peran pemerintah dan masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Peran pemerintah sebagai regulator tidak dapat dikesampingkan karena pemerintah memiliki kewenangan yang memungkinkannya untuk merumuskan dan menetapkan kebijakan pengelolaan hutan, sementara masyarakat desa sebagai struktur sosial terdekat dengan hutan tidak bisa dilepaskan dari interaksinya dengan hutan yang sedemikian intensif. Untuk dapat melestarikan hutan, kolaborasi dari kedua komponen tersebut adalah mutlak. Pada saat sekarang ini dukungan terhadap pelestarian hutan dari pemerintah pusat dan daerah terus mengalir dalam bentuk kegiatan-kegiatan seperti program pengembangan hutan rakyat, hutan kemasyarakatan dan hutan desa. Namun di Humbang Hasundutan dalam hal regulasi kebijakan yang mengatur pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam khususnya hutan kemenyan belum ada. Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati yang ada sekarang ditujukan untuk pengusahaan hutan rakyat jenis pinus yakni Peraturan Daerah Perda Kabupaten Humbahas No. 3 tahun 2005 yang diikuti dengan Peraturan Bupati No. 6 tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda Nomor 3 tahun 2005 tersebut. Kebijakan seperti ini khusus untuk kemenyan tentunya sangat diperlukan dalam mendukung pengembangan pengelolaan hutan kemenyan ke depan.

5.4.4. Unsur Ancaman Threath

Peubah strategi eksternal berupa ancaman threath yang memiliki pengaruh terhadap pengembangan pengelolaan hutan kemenyan di Kabupaten Humbang Hasundutan Tabel 20. Dari Tabel 20 dapat dilihat bahwa peubah yang memiliki nilai pengaruh tertinggi adalah “kurang adanya jaminan berusaha” dengan nilai pengaruh sebesar 0,948 sedangkan peubah yang memiliki nilai pengaruh terkecil adalah “perubahan kondisi fisik habitat kemenyan” dengan nilai pengaruh sebesar 0,098. Dalam menjalankan sebuah usaha, jaminan keberlangsungan usaha menjadi sangat penting. Faktor ini yang tidak dimiliki petani dalam pengelolaan