Unsur Kekuatan Strength Faktor Internal dan Eksternal Pengelolaan Hutan Kemenyan

kemenyan. Pemanfaatan lahan-lahan tidur ini sekaligus sebagai upaya meningkatkan nilai dan produktivitas lahan tersebut. Tabel 17. Unsur kekuatan dan nilai pengaruhnya No. Unsur Kekuatan Internal Bobot Rating Skor 1 Pengelolaan hutan kemenyan merupakan bagian dari budaya masyarakat. 0,195 4 0,780 2 Getah kemenyan merupakan jenis komoditi ekspor. 0,190 3 0,570 3 Sumberdaya lahan masih tersedia sangat luas untuk ditanami kemenyan sebagai salah satu upaya meningkatkan produktivitas lahan. 0,148 3 0,444 4 Masyarakat memiliki motivasi dan persepsi positif yang mendukung pengelolaan hutan kemenyan 0,159 2 0,318 5 Dalam memproduksi getah kemenyan tidak menimbulkan ataupun meninggalkan residu yang dapat merusak lingkungan. 0,126 2 0,252 6 Jumlah tenaga kerja masih memenuhi. 0,100 2 0,200 7 Akses transportasi dari dan menuju desa dari kecamatan sangat mendukung kondisinya relatif baik. 0,082 1 0,082 TOTAL 1,000 2,646 Selain karena sudah menjadi budaya masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, petani juga memiliki motivasi dan persepsi positif yang mendukung pengembangan hutan kemenyan ini. Petani sadar betul bahwa hutan kemenyan bukan saja hanya sebagai sumber mata pencaharian bagi mereka, tetapi lebih dari itu, tegakan kemenyan sebagai hutan memberikan manfaat lain bagi petani kemenyan yang tidak ternilai harganya, yaitu sebagai sumber air bersih dan manfaat ekologi lainnya. Beda halnya dengan hasil hutan kayu, dalam proses pemanenan umumnya akan meninggalkan kerusakan pada lingkungannya paling tidak pada tumbuhan di bawahnya. Belum lagi kerusakan yang ditimbulkan pada tanah saat melakukan proses penyaradan dan pengangkutan ke tempat pengumpulan. Getah kemenyan sebagai hasil hutan bukan kayu, dalam proses pemanenannya tidak meninggalkan dampak yang merusak lingkungan. Hal ini menjadi salah satu keunggulan hasil hutan bukan kayu dibandingkan dengan hasil hutan kayu yang menjadikannya lebih diprioritaskan dalam pengelolaan hutan lestari ke depan. Ketersediaan tenaga kerja merupakan persyaratan penting yang harus dipertimbangkan. Dari kedua desa yang dijadikan sampel lokasi penelitian diperoleh informasi bahwa tenaga kerja masih tersedia dan masih tergolong tenaga kerja yang produktif Tabel 8 dan proses pertumbuhan penduduk akan selalu menyediakan tenaga kerja baru.

5.4.2. Unsur Kelemahan Weakness

Peubah strategi internal berupa kelemahan weakness yang memiliki pengaruh terhadap pengembangan pengelolaan hutan kemenyan di Kabupaten Humbang Hasundutan disajikan pada Tabel 18. Tabel 18 menunjukkan bahwa peubah yang memiliki nilai pengaruh tertinggi adalah “kurangnya informasi pasar yang diterima petani kemenyan” dengan nilai pengaruh sebesar 1,128 sedangkan peubah yang memiliki nilai pengaruh terkecil adalah “sumberdaya manusia pendidikan masih relatif rendah” dengan nilai pengaruh sebesar 0,254. Kurangnya informasi pasar yang diterima petani kemenyan merupakan kelemahan yang memiliki skor paling tinggi diantara unsur kelemahan-kelemahan lainnya karena informasi pasar memegang peranan sangat vital bagi petani kemenyan dalam hal proses pemasaran dan juga dalam penentuan harga. Realita yang terjadi di lapangan bahwa kurangnya informasi pasar yang diperoleh para petani sering dimanfaatkan oleh para pencari untung dengan bermain dalam penentuan harga kemenyan. Hal ini juga yang menyebabkan petani tidak punya pilihan dalam memasarkan hasil panennya. Seandainya petani memiliki jaringan untuk memperoleh informasi pasar yang cukup, paling tidak petani punya pilihan kapan waktunya harus menjual dan kapan waktunya untuk tidak menjual. Tidak menjual yang dimaksud disini adalah menyimpan untuk sementara waktu sampai memperoleh harga yang lebih baik. Berhubungan dengan unsur kelemahan sebelumnya, fluktuasi harga kemenyan di tingkat petani diyakini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan berkurangnya minat petani dalam menyadap dan memproduksi getah kemenyan. Responden menjawab bahwa fluktuasi harga getah kemenyan sering menjadi faktor yang dapat menurunkan niat mereka mengelola tanaman kemenyan. Pada saat tertentu, untuk kualitas pertama kadang dihargai sampai Rp 120.000 tetapi tidak jarang juga dihargai Rp 70.000 per kilogram. Harga getah kemenyan biasanya merosot tajam menjelang dan sesudah hari besar. Tabel 18. Unsur kelemahan dan nilai pengaruhnya No Unsur Kelemahan Internal Bobot Rating Skor 1 Kurangnya informasi pasar yang diterima petani kemenyan 0,282 4 1,128 2 Harga getah kemenyan yang tidak stabil di tingkat petani. 0,197 4 0,788 3 Pengelolaan hutankebun kemenyan yang ada sekarang, belum disertai dengan upaya budidaya. 0,216 3 0,648 4 Waktu menghasilkan panen dari tanaman kemenyan membutuhkan waktu yang relatif lama dibandingkan dengan komoditi lainnya seperti kopi. 0,178 3 0,534 5 Sumberdaya manusia pendidikan masih relatif rendah 0,127 2 0,254 TOTAL 1,000 3,352 Belum adanya upaya budidaya secara intensif dikarenakan petani merasa bahwa alam masih mampu menopang keberlangsungan hidup tanaman kemenyan. Dalam pengembangan pengelolaan hutan kemenyan ke depan, kelemahan ini harus direduksi dengan merubah paradigma petani kemenyan menjadi petani yang membudidayakan kemenyan secara intensif sama halnya seperti usaha pertanian lainnya tidak bergantung pada alam, dimana sudah ada proses penanaman bahkan bila perlu dilakukan pemupukan. Pada saat masa kejayaannya, karena harganya yang tinggi bagi para petani getah kemenyan ibarat emas yang dapat dipanen. Seiring waktu dengan masuk dan di perkenalkannya komoditi kopi, kemenyan bukan lagi menjadi prioritas utama. Bahkan tidak sedikit tanaman kemenyan dikonversi dengan tanaman kopi, terutama yang tumbuhnya dekat dengan pemukiman. Petani lebih memilih komoditas kopi karena di samping harganya yang lumayan tinggi, faktor yang lebih menggiurkan adalah waktu menghasilkan tanaman kopi relatif lebih singkat jika dibandingkan dengan tanaman kemenyan. Pohon kemenyan dapat berproduksi setelah berumur 6-7 tahun setelah ditanam, sementara tanaman kopi hanya butuh waktu 1-2 tahun. Tidak hanya itu, getah kemenyan baru dapat dipanen kembali 3-4 bulan setelah disadap, sementara tanaman kopi setiap minggunya bisa dipanen selama 10-15 tahun ke depannya. Oleh karena itu hal ini menjadi kelemahan dalam pengembangan pengelolaan hutan kemenyan ke depan. Sumberdaya manusia yang masih relatif rendah menjadi salah satu unsur kelemahan yang memiliki skor paling kecil dikarenakan dalam pengelolaan hutan kemenyan relatif tidak memerlukan keterampilan yang tinggi high skill. Walaupun sebenarnya dalam setiap aspek kehidupan dituntut untuk memiliki pendidikan tinggi. Namun terkhusus dalam pengelolaan hutan kemenyan, dengan hanya bermodalkan pengetahuan dan belajar dari orang tua sudah mampu mengelola dan mengusahakan sendiri. Tradisi menyadap getah kemenyan ini sudah menjadi budaya dan pengetahuan lokal. Cara terbaik untuk melestarikannya adalah dengan mewariskan ke generasi berikutnya. Bagi petani, hal ini menjadi sesuatu kewajiban yang harus dilakukan.

5.4.3. Unsur Peluang Oppurtunity

Peubah strategi eksternal berupa peluang opportunity yang memiliki pengaruh terhadap pengembangan pengelolaan hutan kemenyan di Kabupaten Humbang Hasundutan disajikan pada Tabel 19. Tabel 19 menunjukkan bahwa peubah yang memiliki nilai pengaruh tertinggi adalah “Dengan pengembangan hutankebun kemenyan merupakan salah satu upaya merehabilitasi lahan di tingkat lokal dan mencegah perubahan iklim di tingkat global” dengan nilai pengaruh sebesar 1,200 sedangkan peubah yang memiliki nilai pengaruh terkecil adalah “dukungan kebijakan pusat dan daerah” dengan nilai pengaruh sebesar 0,386. Pengembangan hutan kemenyan dapat dijadikan sebagai upaya merehabilitasi lahan di tingkat lokal dan mencegah perubahan iklim di tingkat global. Peluang ini memiliki skor tertinggi karena pengembangan hutan kemenyan dapat dijadikan sebagai upaya dalam meningkatkan produktivitas lahan-lahan tidur ataupun lahan-lahan terlantar. Dalam kondisi tertentu dapat juga dijadikan sebagai upaya dalam merehabilitasi lahan-lahan kritis. Arah tujuan yang ingin