seimbang dengan pertambahan berat. Bila b ≠ 3 maka hubungan yang terbentuk b
3 adalah allometrik positif pertambahan berat lebih cepat daripada pertambahan panjang. Sedang bila b 3, maka hubungan yang terbentuk adalah allometrik
negatif pertambahan panjang lebih cepat daripada pertambahan berat.
3.3.2 Penentuan Ukuran Pertama Kali Matang Gonad
Penentuan TKG secara morfologis dilakukan di laboratorium berdasarkan tanda-tanda umum serta ukuran gonad. Ikan pertama kali matang gonad dapat
diduga berdasarkan metode Spearman-Karber Udupa 1986 in Hermawati 2006: ݉ = ݔ݇ + ቂ
௫ ଶ
ቃ − ݔ ∑ ݅ 3.3
Keterangan: m
= Logaritma panjang rata-rata ikan pertama kali matang gonad xk
= Logaritma nilai tengah kelas panjang terakhir ukuran ikan telah matang gonad
x = Rata-rata logaritma pertambahan panjang nilai tengah
pi = Proporsi ikan matang gonad pada kelas panjang ke-i
antilog ቈ݉ ± 1.96ටݔ
ଶ
∑
௫ ିଵ
3.4
Keterangan: Antilog m
= Panjang ikan pertama kali matang gonad ni
= Jumlah ikan pada kelas panjang ke-i qi
= 1-pi
3.3.3 Penentuan Indeks Kematangan Gonad IKG
Indeks kematangan gonad dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut Effendie, 1979:
ܫܭܩ =
× 100 3.5
Keterangan: IKG
= Indeks Kematangan Gonad Bg
= Berat gonad g Bt
= Berat Total g
3.3.4 Pertumbuhan Menggunakan Metode Ford Walford
ࡸ
ஶ
, ࡷࢊࢇ࢚
Metode Ford Walford merupakan metode sederhana dalam menduga parameter pertumbuhan
ܮ
∞
dan K dari persamaan Von Bartalanfy. Berikut ini adalah persamaan pertumbuhan Von Bartallanfy Sparre dan Venema 1999:
ܮ
௧
= ܮ
∞
ൣ1 − ݁
ି௧ି௧
బ
൧ 3.6
Keterangan: L
t
: Panjang ikan pada umur t satuan waktu L∞
: Panjang maksimum secara teoritis panjang asimtotik K
: Koefisien Pertumbuhan per satuan waktu Pendugaan nilai koefisien pertumbuhan K dan L
∞
diperoleh melalui analisa sebaran frekuensi menggunakan program FISAT FAO-ICLRAM Stock
Assessment-ELEFAN. Umur teoritis ikan pada saat panjang sama dengan nol maka dapat diduga secara terpisah menggunakan persamaan empiris Pauly Pauly
in Sparre Venema 1999 sebagai berikut:
log -to = -0,3922 – 0,2752 log L∞ -1,308 log K 3.7
Kemudian laju mortalitas Z diduga dengan menggunakan analisa pada program ELEFAN, dan laju alamiah M diperoleh dengan menggunakan rumus
empirirs Pauly, 1983, yaitu: Log M = -0.0066 – 0.279LogL
∞
+ 0,6543LogK +0,4634LogT 3.8
dimana T adalah suhu rata-rata perairan
o
C. Selanjutnya dari hasil pendugaan nilai Z dan M, maka dapat ditentukan laju mortalitas penangkapan yaitu F = Z –
M, dan Laju eksploitasi E = FZ.
3.4 Metode Analisis Data Sekunder 3.4.1
Catch per Unit Effort CPUE
Setelah data produksi dan upaya input atau effort disusun dalam bentuk urut waktu menurut jenis alat tangkap, langkah selanjutnya adalah mencari nilai
hasil tangkapan per upaya CPUE. Menurut Gulland 1983, perhitungan CPUE bertujuan untuk mengetahui kelimpahan dan tingkat pemanfaatan sumberdaya
perikanan pada suatu daerah perairan tertentu. Nilai CPUE diformulasikan sebagai berikut:
ܥܷܲܧ =
௧
௧
3.9
dimana: CPUE
= hasil tangkapan per upaya penangkapan pada tahun ke-t Catch
t
= hasil tangkapan pada tahun ke-t effort
t
= upaya penangkapan pada tahun ke-t
3.4.2 Estimasi Biaya Input
Dalam kajian bioekonomi biaya penangkapan didasarkan atas asumsi hanya faktor penangkapan yang diperhitungkan, sehingga biaya penangkapan
dapat didefinisikan sebagai variabel per hari operasi dan dianggap konstan. Pada penelitian ini data biaya penangkapan masing-masing alat tangkap diperoleh dari
wawancara terhadap responden nelayan, dan data sekunder dari TPI dan KUD Mina Fajar Sidik. Biaya riil pada tahun t diperoleh dari proses perkalian antara
biaya rill pada t
std
didapatkan dari hasil kali rata-rata biaya effort per tahun dengan share dari produksi sumberdaya dengan Indeks Harga Konsumen IHK
pada tahun t. Biaya per unit upaya standar per tahun alat tangkap adalah Fauzi dan Anna, 2005 in Randika 2008:
ܥ
= ∑ ݐݎ݅ ×
∑ ௬ ௧
Proporsi produksi alat tangkap adalah: Ĉ
= ቂ
ೕ
ቃ
ଵ௧
Maka biaya standar dinotasikan sebagai: ܥ
௦௧ௗ
= ൫ܥ
× Ĉ
൯ × 1000000 Sehingga diperoleh nilai biaya rill sebagai berikut:
ܥ
௧
= ܥ
௦௧ௗ
× ܫܪܭ
௧
ܫܪܭ
3.10 dimana:
C
pj
= biaya produksi C
t
= biaya pada tahun t C
std
= biaya standar h
pj
= produksi total alat tangkap ke j IHK
t
= Indeks harga konsumen komoditas ikan pada tahun t h
z
= produksi total
IHK
n
= Indeks Harga Konsumen komoditas ikan pada tahun standar
t = 1,2,3,...n
3.4.3 Estimasi Harga Output
Data harga output penangkapan masing-masing alat tangkap diperoleh dari wawancara terhadap responden yang ada di TPI dan KUD Mina Fajar Sidik,
Blanakan. Kemudian hasilnya dikonversi ke pengukuran riil dengan cara menyesuaikan dengan Indeks Harga Konsumen IHK yang berlaku di Blanakan,
Subang, guna mengeliminir pengaruh inflasi. Pendekatan untuk mendapatkan data series harga ikan pada penelitian ini
dilakukan dengan cara mengalikan rasio harga ikan saat ini P
n
dan Indeks Harga Konsumen tahun ini IHK
t
dengan IHK
n
. Secara matematis ditulis sebagai berikut Fauzi dan Anna, 2005 in Randika 2008:
ܲ
=
∑
݀݅݉ܽ݊ܽ݅ = 1,2,3, … , ݊ ܲ
௧
=
ூு
× ܫܪܭ
௧
3.11 dimana:
i = Jumlah produksi ikan
P
i
= Harga ikan pada tahun t P
n
= Harga ikan berlaku IHK
n
= Indeks Harga Konsumen komoditas ikan pada tahun standar
IHK
t
= Indeks Harga Konsumen komoditas ikan pada tahun t
3.5 Analisis Surplus Produksi
Fungsi density dependent growth yang umum digunakan dalam literatur ekonomi sumberdaya ikan adalah model pertumbuhan logistik logistic growth
model . Model pertumbuhan logistik secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut:
డ௫ డ௧
= ܨݔ = ݎݔ ቂ1 −
௫
ቃ 3.12
dimana: