Produksi Per Unit Upaya CPUE Ikan Kembung Banjar

oleh sumberdaya ikan kembung yang berturut-turut untuk rata-rata rente ekonomi aktual dan lestari adalah sebesar 240,555 juta rupiah dan 225,656 juta rupiah. Tabel 24. Rente ekonomi aktual dan lestari sumberdaya ikan kembung banjar Tahun Produksi ton Harga Rill Upaya aktual Biaya Rill stdE Rente ekonomi Prod Aktual Prod Lestari juta Rp ton ribu hari juta Rptrip Aktual juta Rp Lestari juta Rp 2008 58,398 40,625 17,15 876 0,64 441.87 137.09 2009 55,103 41,097 19,02 779 0,71 496.08 229.62 2010 27,968 36,877 17,50 537 0,48 229.84 385.77 2011 13,636 36,506 15,64 1055 0,45 263.04 94.57 Rataan 38,776 38,776 17,33 812 0.571 226.187 211.763 Rente aktual tertinggi terdapat pada tahun 2009 sebesar 496,08 juta rupiah, sedangkan rente terendah pada tahun 2011 yakni -263,04 juta rupiah. Rendahnya rente ekonomi yang diperoleh tersebut dapat disebabkan oleh upaya yang tinggi dan biaya riil yang tinggi dan hasil produksi yang diperoleh sangat rendah pada tahun 2011. Rente lestari tertinggi terdapat pada tahun 2010 yakni sebesar 385,77 juta rupiah, dan rente terendah terdapat pada tahun 2011 sebesar 94,57 juta rupiah. Tabel 25. Rente ekonomi aktual dan lestari sumberdaya ikan Kurisi Tahun Produksi ton Harga Rill Upaya aktual Biaya Rill stdE Rente ekonomi Prod Aktual Prod Lestari juta Rp ton ribu hari juta Rp trip Aktual juta Rp Lestari juta Rp 2008 5,333 4,347 7,60 240 0,13 9,47 1,98 2009 5,033 4,931 8,43 144 0,14 21,75 20,89 2010 3,869 4,347 7,75 240 0,13 2,35 1,35 2011 4,172 4,783 6,93 216 0,12 2,98 7,21 Rataan 4,602 4,602 7,68 210 0,13

7,96 7,86

Hasil rente ekonomi rata-rata untuk sumberdaya ikan kurisi berturut-turut aktual dan lestari adalah 7,96 juta rupiah dan 7,86 juta rupiah. Rente aktual tertinggi terdapat pada tahun 2009 sebesar 21,75 juta rupiah, dan terendah pada tahun 2010 sebesar -2,35 juta rupiah, rendahnya nilai rente ekonomi tersebut disebabkan karena tingginya upaya yang ada dan tingginya biaya operasional upaya serta hasil produksi yang rendah, sehingga manfaat ekonominya negatif. Sedamgkan untuk rente ekonomi lestari tertinggi terdapat pada tahun 2009 sebesar 20,89 juta rupiah dan terendah pada tahun 2010 sebesar 1,35 juta rupiah. Namun demikian alat tangkap cantrang yang digunakan untuk menangkap ikan kurisi tersebut juga menangkap jenis ikan lain yang mempunyai nilai dan harga jual lebih tinggi diantaranya cumi-cumi. 5.8 Analisis Laju Degradasi dan Laju Depresiasi 5.8.1 Laju Degradasi dan Depresiasi Sumberdaya Ikan Kembung Banjar Degradasi sumberdaya dapat diartikan sebagai penurunan nilai dari sumberdaya baik secara kuantitas maupun kualitas dan manfaat secara ekonomi sebagai dampak dari pemanfaatan sumberdaya tersebut. jika nilai koefisien degradasi suatu sumberdaya tersebut berada pada kisaran toleransi 0 – 0.5, maka sumberdaya tersebut belum mengalami degradasi. Hasil analisis laju degradasi sumberdaya ikan kembung banjar Rastrelliger kanagurta dan Ikan Kurisi Nemipterus spp dapat dilihat pada Tabel 27 berikut.Laju degradasi sumberdaya ikan kembung banjar diperoleh rata-rata pertahun adalah 0,23. Nilai terbesar laju degradasi terjadi pada tahun 2008 dan 2009 yakni masing-masing 0,33. Sedangkan laju depresiasi sumberdaya ikan kembung banjar diperoleh rata-rata pertahun adalah 0,39. Laju depresiasi tertinggi terjadi pada tahun 2011 yakni sebesar 0,59, sedangkan terendah pada tahun 2010 sebesar 0,16. Tabel 27 menunjukkan fluktuasi laju degradasi dan depresiasi sumberdaya ikan kembung banjar pada tahun 2008 – 2011 di perairan Utara blanakan dan Laut Jawa. Tabel 26. Laju degradasi dan depresiasi sumberdaya ikan kembung banjar Tahun Prod aktual ton Prod Lestari ton Koef Degradasi Rente Aktual Rente Lestari Koef Depresiasi 2008 58.3980 40.6253 0.33 441.87 137.09 0.42 2009 55.1030 41.0968 0.32 496.08 229.62 0.39 2010 27.9680 36.8773 0.21 229.84 385.77 0.16 2011 13.6360 36.5057 0.06 263.04 94.57 0.59 Rataan 38.7763 38.7763 0.23 226.19 211.76 0.39 Sumber: Diolah dari data KUD Mina Fajar Sidik Gambar 21. Grafik laju degradasi dan laju depresiasi sumberdaya ikan kembung banjar Nilai tersebut menunjukkan bahwa ikan kembung banjar belum mengalami tekanan yang cukup besar atau belum mengalami degradasi sumberdaya, hal tersebut terlihat pada Gambar 21 dimana laju degradasi masih dibawah garis Bench Markingnya. Demikian juga laju depresiasi sumberdaya ikan kembung juga masih dibawah batas toleran atau garis Bench Marking. Namun pada tahun 2011 laju depresiasi mengalami peningkatan hingga mencapai batas tolerannya, peningkatan tersebut dikarenakan semakin meningkatnya aktivitas penangkapan ikan kembung banjar disekitar perairan Utara Jawa yang ditandai dengan tingginya tingkat effort.

5.8.2 Laju Degradasi dan Depresiasi Sumberdaya Ikan Kurisi

Laju degradasi sumberdaya ikan kurisi diperoleh rata-rata pertahun adalah 0,27. Nilai terbesar laju degradasi terjadi pada tahun 2008 yakni sebesar 0,31. Sedangkan laju depresiasi sumberdaya ikan kembung banjar diperoleh rata-rata pertahun adalah 0,36. Laju depresiasi tertinggi terjadi pada tahun 2010 yakni sebesar 0,64 dan terendah pada tahun 2011 sebesar 0,08. Tabel 28 menunjukkan fluktuasi laju degradasi dan depresiasi sumberdaya ikan kurisi pada tahun 2008 – 2011 di perairan Utara Laut Jawa. 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 2008 2009 2010 2011 Laj u D e g rad as i Tahun Laju Degradasi Bench Marking Laju Depresiasi Laj u D e p re si as i