Berdasarkan dari pola rasio kelamin dan ukuran panjang ikan, ikan kurisi digolongkan dalam kelompok yang terdiri dari ikan betina matang gonad lebih
awal, dan biasanya mati lebih dahulu dari pada ikan jantan, sehingga ikan-ikan dewasa terutama terdiri dari ikan betina yang ukurannya lebih kecil, sedangkan
yang ukurannya lebih besar umumnya adalah ikan jantan. Menurut Sentan dan Tan 1975 in Sari dan Brojo 2002 laju pertumbuhan ikan kurisi betina di Laut
Andaman lebih rendah setelah tahun kedua daripada ikan jantan. Hal ini terjadi karena energi yang digunakan untuk pertumbuhan gonad jauh lebih besar dari
pada untuk pertumbuhan tubuhnya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh ukuran pertama kali matang gonad
ikan kurisi adalah 13,1 cm, dengan selang atas 14,0 cm dan selang bawah 12,3 cm. Sedangkan ukuran pertama seharusnya ikan ditangkap berdasarkan hasil
sebaran ukuran panjang adalah berkisar 14,24 - 15,75 cm. hasil tersebut memperlihatkan bahwa ikan tertangkap saat ini kebanyakan merupakan ikan-ikan
yang belum matang gonad atau baru bertelur, dan menggunakan alat tangkap yang tidak selektif sehingga akan mengakibat growth overfishing dan recruitmen
overfishing .
5.2. Tingkat Eksploitasi Sumberdaya Ikan Kembung Banjar Rastrelliger
kanagurta 5.2.1 Sebaran Frekuensi dan Pertumbuhan Ikan Kembung Banjar
Hasil dari penelitian diperoleh 571 ikan kembung banjar contoh. Dengan kisaran panjang cagak 115 – 228 mm. setelah dikelompokkan menjadi kelas
panjang diperoleh 10 kelas panjang. Hasil pemisahan kelompok dengan menggunakan metode Bhattacharya diperoleh pada pengamatan I terdapat dua
kelompok ukuran, sedangkan pada pengamatan II – VI hanya terdapat satu kelompok ukuran. Masing-masing nilai tengah panjang dan frekuensi setiap
pengamatan dapat dilihat pada tabel 9 dibawah ini. Pada gambar 13 diatas nampak bahwa pola kurva sebaran panjang
menunjukkan hasil yang berbeda. Pada pengamatan I diperoleh dua kelompok ukuran, hal tersebut ditandai dengan dua puncak parabola pada kurva. Pola kurva
tersebut juga mencerminkan ada dua populasi yang ada diperairan tersebut dimana dibagi menjadi ikan-ikan yang sedang rekruitmen, ikan yang siap tangkap dan
ikan yang telah ditangkap. Sedangkan pada pengamatan II – VI hanya ada satu kelompok ukuran.
Tabel 9. Panjang Rata-rata dan Kelompok Ukuran Ikan Kembung Banjar
Pengamatan Kelompok ukuran I
Kelompok Ukuran II L mm
Fr L mm
Fr
I 166,99
7.5 209,41
7.0 II
187,49 19.4
III 174,27
14.7 IV
142,91 16.5
V 172,85
16.5 VI
149,24 18.4
Gambat 13. Sebaran Ukuran Panjang Ikan Kembung Banjar Namun demikian jika dilihat secara menyeluruh maka ada kecenderungan
terjadi pemisahan dua kelompok ukuran, namun dikarenakan jumlah data yang kurang maka nilai yang terbaik diperoleh hanya untuk satu kelompok ukuran.
Tabel 10. Perbandingan rata-rata panjang, jumlah populasi dan indeks separasi
Pengamatan Mean
SD Pop
R
2
S.I I
159,11 11,60
37,55 0,880
n.a 207,01
11,57 42,06
0,980 2,29
II 187,49
16,20 68,55
0,941 n.a
III 174,27
13,24 78,49
0,867 n.a
IV 142,91
9.04 40,07
0,854 n.a
V 172,85
7,35 54,80
0,962 n.a
VI 149,24
10,46 86,96
0,901 n.a
26 juni 2011, n = 83
10 Juli 2011, n = 111
24 Juli 2011, n = 84
15 Agust 2011, n = 94
9 Sept 2011, n = 94
22 Sept 2011, n = 105
Nilai-nilai yang digunakan untuk melihat pemisahan dua kelompok ukuran dapat dilihat pada nilai keeratan hubungan r
2
dan juga indeks separasi S.I. Bila indeks separasi kurang dari 2 I 2, maka tidak mungkin dilakukan pemisahan
diantara dua kelompok ukuran karena tumpang tindih yang besar antar kelompok tersebut, dan sebaliknya. Pada tabel 11 terlihat bahwa nilai indeks separasi I 2
hanya terdapat pada pengamatan I. Tabel 11. Perbandingan parameter pertumbuhan dan mortalitas ikan kembung
banjar berdasarkan model Von Bartalanfy dan Pauly
Parameter Nilai
ܮ
~
mm 239,93
K per tahun 0,53
ݐ
tahun -0,17
M kematian alami 0,66
Z kematian total 1,69
F penangkapan 1,03
E Laju eksploitasi 60,67
Berdasarkan hasil analisa menggunakan program ELEFAN I diperoleh nilai-nilai parameter pertumbuhan diantaranya panjang maksimum teoritis
ܮ
~
sebesar 239,93 mm, panjang ini lebih besar dibanding dengan panjang cagak ikan kembung banjar yang tertangkap di perairan Blanakan dan Utara Jawa. Koefisien
pertumbuhan K ikan kembung diperoleh sebesar 0,53 per tahun. Sedangkan umur teoritis
ݐ
sama dengan 0,17 diduga dengan menggunakan empiris Pauly Pauly, 1983.
Sedangkan untuk
mortalitas kematian
total Z
diduga dengan
menggunakan analisa pada program ELEFAN I, sedangkan kematian alami diduga dengan menggunakan rumus empiris Pauly. Hasil analisis diperoleh
tingkat kematian alami M ikan kembung di perairan Blanakan dan sekitar Utara Jawa mencapai 0,66 dan kematian total Z sebesar 1,69 sehingga dari nilai
tersebut diperoleh tingkat kematian karena penangkapan adalah sebesar 1,03. Berdasarkan nilai tersebut kita dapat menduga tingkat eksploitasi ikan kembung di
perairan Blanakan dan Utara Jawa dimana nilai E mencapai 60,67 , kondisi ini sudah melebihi nilai maksimum lestari yakni sebesar 50, sehingga dapat
dikatakan kondisi sumberdaya ikan kembung di perairan Blanakan dan sekitar Utara Jawa sudah mulai over eksplotasi.