Pengelolaan Perikanan Fisheries Management

keberadaan MSY diragukan dan mungkin f MSY mungkin jauh lebih rendah dari yang diperkirakan model simetris parabola pada gambar 3 diatas King 2007.

2.4.2 Ekonomi Overfishing

Model surplus produksi juga digunakan dalam upaya pertama untuk analisis ekonomi dari perikanan Gordon 1954 in King 2007. Hubungan antara penerimaan, biaya penangkapan, dan upaya tangkap gambar 3 digunakan untuk menunjukkan bagaimana perikanan dengan tidak ada batasan jumlah nelayan perikanan akses terbuka akan menjadi tereksploitasi lebih tangkap secara ekonomi sebagaimana yang terjadi pada biologi. Dalam ekonomi, kelebihan upaya tangkap terjadi ketika seluruh penerimaan dari peningkatan marjinal dalam upaya lebih kecil dari meningkatnya biaya yang dikeluarkan. Dengan asumsi bahwa biaya dari penangkapan proposional langsung terhadap jumlah penangkapan, total biaya penangkapan ikan akan meningkat linier dengan upaya penangkapan. Gambar 4. Hubungan antara penerimaan tangkapan dan biaya penangkapan terhadap upaya tangkap yang menunjukkan hasil maksimum lestari MSY, hasil maksimum ekonomi MEY dan impas break-even point. Total profit atau manfaat ekonomi dari perikanan maksimal dimana ketika jarak antara kurva penerimaan dan garis biaya semakin besar gambar 3. Hal ini, disebut sebagai hasil maksimum ekonomi MEY yang diperoleh pada tingkat upaya tangkap f MEY yang lebih rendah dari upaya yang diperlukan untuk menghasil hasil tangkapan maksimum f MSY . Manfaat ekonomi mengacu f MSY f MEY f BE Fishing Effort f Revenue Cost MSY MEY R eve nue and cos t kelebihan keuntungan, contohnya keuntungan yang diperoleh melebihi tingkat yang diperlukan untuk menutup semua biaya tangkapan. Dalam perikanan dimana tidak ada control terhadap upaya tangkap open access fishery banyak orang akan tertarik untuk mendapatkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi, hingga terjadi impas atau break-even point f BE , dimana total biaya akan sama dengan nilai hasil tangkapan dan manfaat ekonomi telah hilang. Contoh nya diberikan dalam gambar 4 King 2007.

2.4.3 Growth Overfishing

Ikan ditangkap sebelum mereka sempat tumbuh mencapai ukuran di mana peningkatan lebih lanjut dari pertumbuhan akan mampu membuat seimbang dengan penyusutan stok yang diakibatkan oleh mortalitas alami misalnya pemangsaan. Pencegahan growth overfishing meliputi pembatasan upaya penangkapan, pengaturan ukuran mata jaring dan penutupan musim atau daerah penangkapan Widodo dan Suadi 2008. Growth overfishing terjadi ketika tingkat upaya penangkapan lebih tinggi dan ukuran individu yang dipanen lebih kecil dari pada ukuran yang harus dihasilkan pada hasil maksimum berkelanjutan maximum sustainable yield MSY dan hasil maksimum per rekrut maximum yield per recruit dalam suatu perikanan Caillouete, Hart, dan Nance 2008

2.4.4 Recruitment Overfishing

Pengurangan melalui penangkapan terhadap suatu stok sedemikian rupa sehingga stok induk tidak cukup banyak untuk memproduksi telur yang kemudian menghasilkan rekrut terhadap stok yang sama. Pencegahan terhadap recruitment overfishing meliputi perlindungan misalnya melalui reservasi terhadap sejumlah stok induk yang memadai Widodo dan Suadi 2008. Salah satu contoh dari Recruitment overfishing yakni terjadi pada spesies Labeobarbus di Danau Tana Ethiophia, dimana penurunan tajam kelimpahan Labeobarbus spesies endemik didaerah sub litoral atau pelagis danau, tidak disebabkan oleh upaya penangkapan langsung di dalam habiat, namun kemungkinan akibat over-eksploitasi di daerah pemijahan di mulut sungai, yang menyebabkan gangguan pada proses reproduksi dan pada akhirnya mengakibatkan penurunan drastis jumlah individu baru atau juvenil Martin de Graaf et al. 2006.

2.5 Bioekonomi

, Selama dekade terakhir, tren baru ilmu perikanan fokus pada mengintegrasikan berbagai hubungan di dalam dan antara berbagai komponen perikanan, yaitu sumberdaya dan nelayan. hubungan ini mungkin berupa hubungan biologis, ekonomi, dan sosial. Ada dua jenis interaksi menurut Mesnil dan Shepherd 1990 in Ulrich et al. 2002, yakni interaksi spesifik antar dan intra biologi, seperti hubungan predator-mangsa, dan persaingan relung. Kemudian interaksi teknis yakni interaksi teknologi dan interaksi lahan atau wilayah tangkapan, dimana satu unit penangkapan menggantikan atau mengganggu unit yang lain Rijnsdorp et al. 2000 in Ulrich et al. 2002, atau interaksi sumberdaya dimana unit penangkapan ikan yang berbeda mengeksploitasi stok yang sama. Hal ini kemudian akan berdampak pada pendapatan masing-masing nelayan, perikanan berpotensi menderita kerugian ekonomi. Secara sederhana model bioekonomi perikanan dengan mengadopsi Pitcher 1995 in Mackinson 1997 dibayangkan sebagai sebuah perikanan dengan banyak identik nelayan, dan masing-masing berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari eksploitasi sumberdaya alam, maka yang akan terjadi adalah: i Masing-masing nelayan berhasil menempatkan diri dan mengatur bersama-sama dengan demikian mencapai hasil ekonomi maksimum atau MEY Maximum Economic Yield , ii nelayan gagal bekerjasama dan mengatur bersama-sama sehingga berakhir di keseimbangan terbuka bionomic akses open accses, dimana hasil ekonomi yang dicapai sama dengan nol, iii nelayan juga gagal bekerjasama, tetapi dapat terus meningkatkan usaha penangkapan karena alokasi subsidi Mackinson, 1997.

2.5.1 Model Surplus Produksi

Pengelolaan sumberdaya ikan pada awalnya didasarkan pada konsep hasil maksimum lestari Maximum Sustainable Yield atau disingkat MSY. Inti dari konsep ini adalah bahwa setiap spesies ikan memiliki kemampuan untuk berproduksi yang melebihi kapasitas produksi surplus, sehingga apabila surplus dipanen tidak lebih dan tidak kurang, maka stok ikan akan mampu bertahan secara berkelanjutan. Dengan kata lain konsep ini hanya mempertimbangkan faktor biologi ikan semata Fauzi 2010. Dimisalkan bahwa pertumbuhan populasi ikan pada periode t pada suatu daerah terbatas adalah fungsi dari jumlah awal populasi tersebut. Dengan kata lain, perubahan stok ikan pada periode waktu tertentu ditentukan oleh populasi pada periode awal. Fungsi pertumbuhan ini disebut sebagai density dependent growth . Hubungan ini secara matematik dinotasikan sebagai berikut: x t+1 – x t = Fx 2.1 atau dalam bentuk fungsi yang kontinyu ditulis sebagai: డ௫ డ௧ = ܨݔ 2.2 Fungsi density dependent growth yang umum digunakan dalam literatur ekonomi sumberdaya ikan adalah model pertumbuhan logistik logistic growth model. Model pertumbuhan logistik secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: డ௫ డ௧ = ܨݔ = ݎݔ ቂ1 − ௫ ௄ ቃ 2.3 Dimana: డ௫ డ௧ = ܨݔ = Fungsi perubahan atau pertumbuhan stok ikan x = Stok ikan r = Laju pertumbuhan instrinsik K = Kapasitas daya dukung lingkungan Gambar 5. Kurva Pertumbuhan Logistik ½ K K x Fx