dibandingkan dengan kondisi MSY dan MEY artinya biaya yang diperlukan untuk tingkat upaya tersebut sudah lebih besar.
Gambar 25. Grafik Perbandingan Pemanfaatan Optimal Statik Sumberdaya Ikan Kurisi Nemipterus spp
Gambar 26. Kurva Optimasi Statik Sumberdaya Ikan Kurisi Nemipterus spp Pada Gambar 26 terlihat bahwa rente ekonomi optimal untuk sumberdaya
ikan kurisi dengan pendekatan optimasi statik diperoleh pada kondisi MEY, yang ditunjukkan oleh jarak vertikal antara penerimaan TR dan biaya TC
merupakan jarak terbesar. Gambar 26 juga menjelaskan bahwa kesimbangan
pada kondisi open access membutuhkan tingkat effort yang jauh lebih besar dari tingkat effort pada kondisi MSY dan MEY, sehingga kondisi ini akan menimbulkan
terjadinya alokasi sumberdaya yang tidak tepat. Tingkat effort yang dibutuhkan
5 10
15 20
25
50 100
150 200
250 300
Aktual MSY
MEY OA
Produksi ton Effort
Rente ekonomi
max
E
MEY
E
MS Y
E
OA
TC TR
untuk kondisi optimal MEY tampak lebih kecil dibandingkan dengan yang dibutuhkan untuk mencapai titik MSY. Dengan demikian tingkat upaya tingkat
upaya pada titik keseimbangan MEY terlihat lebih conservative minded lebih bersahabat dengan lingkungan dibandingkat dengan tingkat upaya pada titik
keseimbangan MSY.
5.10 Analisis Optimasi Dinamik Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Kembung Banjar dan Kurisi
Pemanfaatan sumberdaya ikan dengan pendekatan model dinamik bersifat intertemporal, maka untuk menganalisa aspek tersebut perlu dijembatani dengan
penggunaan discount rate. Tingkat discount rate yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari rata-rata suku bunga acuan BI, dan rata-rata suku bunga beberapa
Bank Milik Negara selama tahun 2011 yakni berturut-turut 6,6 , dan 11,5. Tabel 30. Hasil Analisis Optimasi Dinamis Pemanfaatan Sumberdaya Ikan
Kembung dan Kurisi
Sumberdaya Ikan ࢾ = 6,6
= 11,5
Kembung Biomas x
●
41.1967 40.8957
Produksi h
●
37.3158 37.5498
Effort E
●
551 558
Rente
●
332.4542 332.2126
Kurisi Biomas x
●
6,7355 6,6017
Produksi h
●
4,7083 4,7746
Effort E
●
127 131
Rente
●
19,6789 19,6171
Pada Tabel 30 tampak perbandingan pemanfaatan sumberdaya ikan kembung dan kurisi pada tingkat discount rate tertentu. Dilihat dari sisi volume
produksi, untuk sumberdaya ikan kembung volume produksi pada kondisi aktual rata-rata sebesar 38,776 ton per tahun, sedangkan volume produksi pada kondisi
dinamik pada tingkat discount rate 6,6 dan 11,5 berturut-turut yakni 37,3158 ton dan 37,5498 ton, nilai tersebut memperlihat volume produksi aktual lebih
besar daripada kondisi optimal dinamik, hal tersebut dikarena jumlah effort yang digunakan pada kondisi optimal dinamik lebih kecil yakni 551 dan 558 trip.
Namun demikian manfaat ekonomi yang diperoleh pada kondisi optimal dinamik jauh lebih besar yakni sebesar 332,45 dan 332,21 juta rupiah dibandingkan
kondisi aktual.