Tabel 12. Distribusi Karakteristik Penyuluh di Kabupaten Bogor n = 34 Tahun 2011 No
Aspek-aspek Jumlah
1 Jenis kelamin:
a. Pria b. Wanita
28 6
82,35 17,65
2 Umur:
a. Muda b. Tua
9 25
26,47 73,53
3 Pendidikan Terakhir:
a. SMASMK b. Diploma
c. Sarjana
7 11
16 20,59
32,35 47,06
4 Pengalaman Mengikuti Pelatihan:
a. 1 – 3 kali b. 4 – 7 kali
c. 8 kali
34 100
5 Masa Tugas:
a. 1 – 9 Tahun b. 10 – 19 Tahun
c. 20 3
31 8,82
91,18 6
Bidang Tugas Penyuluhan: a. Monovalen
b. Polivalen 15
19 44,12
55,88
7 Keterdedahan terhadap Tabloid
Sinar Tani menithari:
a. Sampai 15 menit b. 16 – 30 menit
c. 30 menit 17
15
2 50
44,1 5,9
8 Keterdedahan terhadap Majalah
menithari:
a. Sampai 15 menit b. 16 – 30 menit
c. 30 menit 20
9 5
58,82 26,47
14,71
9 Keterdedahan terhadap Brosur
menithari:
a. Sampai 15 menit b. 16 – 30 menit
c. 30 menit 18
14
2 52,94
41,18 5,88
10 Keterdedahan terhadap Buletin
menithari:
a. Sampai 15 menit b. 16 – 30 menit
c. 30 menit 12
16
6 35,29
47,05 17,66
Pendidikan formal tertinggi penyuluh adalah sarjana atau telah menamatkan pendidikan S1 yaitu sebanyak 16 orang 47,06. Sedangkan yang
telah tamat diploma sebanyak 11 orang 32,35 kemudian penyuluh yang berpendidikan SMUSMK sebanyak 7 orang 20,59. Berdasarkan penuturan
salah satu penyuluh diketahui bahwa:
“Sebagian besar penyuluh mengenyam pendidikan di perguruan tinggi PT merupakan dasar yang diharapkan untuk
memberikan pengaruh dalam penyebaran inovasi kepada petani atau masyarakat desa seperti misalnya menyebarkan
pengetahuan, menambah ketrampilan dan mengubah sikap mental petani” DYT, 50 Tahun.
Berdasarkan Tabel 12, 100 persen penyuluh memiliki pengalaman dalam mengikuti lebih dari delapan kali selama satu tahun terakhir. Diketahui bersama
bahwa penyuluh merupakan petugas yang bekerja terjun langsung ke lapang. Salah satu penyuluh menyatakan,
“kami biasanya ikut pelatihan yang diadakan baik oleh BP4K maupun BP3K. Pelatihan-pelatihan yang diikuti ada yang
merupakan program tahunan dan biasanya pelatihan tersebut menghabiskan 3 sampai 4 hari. Contoh pelatihannya seperti
pelatihan dalam rangka meningkatkan produksi pertanian yang membuat penyuluh lebih terampil dan dapat membantu petani
nantinya ketika di lapang” TTG, 56 Tahun.
Berdasarkan bidang tugas penyuluh, lebih dari setengah bidang tugas penyuluh adalah pada bidang polivalen yaitu sebanyak 19 orang 55,88 dan
sisanya ditugaskan pada bidang monovalen sebanyak 15 orang 44,12. Salah satu penyuluh mengatakan,
“penyuluh yang bekerja dengan bidang tugas polivalen lebih diutamakan di Kabupaten Bogor karena bagi saya, keahlian
yang dimiliki oleh seorang penyuluh adalah mereka yang bisa ditugaskan di segala bidang multitalented”. YYN, 52 Tahun
Intensitas keterdedahan dalam penelitian ini adalah jumlah waktu yang diluangkan seorang penyuluh ketika menerima pesan dari media cetak. Dari
seluruh responden penyuluh dalam penelitian ini yaitu 34 orang telah membaca Sinar Tani. Tabel 12 menggambarkan bahwa, 50 persen penyuluh meluangkan
waktu untuk membaca tabloid Sinar Tani atau sebanyak 17 orang. Dan hanya 2 orang penyuluh yang melungkan waktunya lebih dari 30 menit untuk membaca
tabloid Sinar Tani. Mengenai hal tersebut, penyuluh hanya membaca secara sekilas dan selektif dalam pemilihan isu-isu atau informasi hangat yang disajikan
Sinar Tani. Seperti yang diungkapkan salah satu penyuluh sebagai berikut,
“saya kan orang lapang jadi kesempatan saya untuk membaca surat kabar, majalah, dll sangat terbatas. Selain itu
juga, jika saya membaca Sinar Tani misalnya, hanya judul-judul yang menarik dan informasi yang saya butuhkan saja yang saya
baca, yang lainnya biasanya dilewatkan” ASP, 46 Tahun.
Keterdedahan juga dapat dipengaruhi oleh kemudahan dalam memperoleh media. Penyuluh memperoleh Sinar Tani dengan cara membaca di kantor 58,8
persen, membeli eceran 35,5 persen, dan hanya 5,9 persen yang berlangganan. Berikut penuturan salah satu penyuluh,
“biasanya saya jika ingin membaca Sinar Tani di kantor karena sudah langganan dan saya jarang bahkan hampir tidak
pernah beli Sinar Tani karena tabloidnya sudah ada di kantor” ERH, 53 Tahun.
Tabel 8 menunjukkan juga data keterdedahan terhadap majalah. Terdapat 20 orang penyuluh 58,82 yang meluangkan waktu untuk membaca majalah
hanya sampai 15 menit dan penyuluh yang meluangkan waktu lebih dari 30 menit sangat kecil yaitu sebanyak 5 orang 14,71. Hal ini menunjukkan bahwa
umumnya penyuluh di kabupaten Bogor meluangkan waktu untuk membaca selama hanya sampai 15 menit.
Sama halnya intensitas keterdedahan terhadap brosur, tidak beda jauh dari data keterdedahan terhadap majalah, penyuluh yang terdedah oleh brosur terdapat
18 orang 52,94 yang meluangkan waktu untuk membaca majalah hanya sampai 15 menit dan penyuluh yang meluangkan waktu lebih dari 30 menit sangat
kecil yaitu sebanyak 2 orang 5,88. Akan tetapi, 14 orang 41,18 dapat meluangkan waktunya untuk membaca brosur sampai 30 menit. Brosur yang
dibaca oleh penyuluh merupakan brosur-brosur pertanian yang didapatkan dari kantor Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan BP4K.
Berbeda dengan majalah dan brosur, penyuluh yang meluangkan waktu untuk membaca buletin terbesar adalah sampai 30 menit yaitu sebanyak 12 orang
35,29 dan yang hanya sampai 15 menit sebanyak 16 orang 47,05. Terdapat 6 orang 17,66 yang dapat meluangkan waktunya untuk membaca brosur lebih
dari 30 menit. Data-data mengenai intensitas keterdedahan media cetak lain
tersebut menunjukkan bahwa kecilnya penyuluh untuk dapat meluangkan waktu mereka untuk membaca majalah, brosur, maupun buletin diduga karena
rendahnya minat dan perhatian mereka untuk membaca. Hal ini dikarenakan juga penyuluh adalah petugas lapang yang selalu bekerja di luar kantor sehingga
membuat mereka menjadi tidak sempat meluangkan waktunya.
7.3. Hubungan Karakteristik Penyuluh dengan Kebutuhan Informasi