mereka mempersepsikan bahwa tanaman pangan menjadi suatu kebutuhan informasi paling penting bagi mereka.
6.2. Hubungan Kebutuhan Informasi Penyuluh pada Tingkat
Intrapersonal dan Tingkat Interpersonal
Setiap penyuluh mempersepsikan pesan komunikasi sesuai dengan karakteristik personalnya dan pesan yang sama akan diberi makna berlainan oleh
orang yang berbeda Tabel 10 menyajikan hubungan kebutuhan informasi pada
tingkat intrapersonal dengan tingkat interpersonal. Berdasarkan Tabel 10 dapat dijelaskan bahwa, kebutuhan informasi
penyuluh baik pada kedua tingkat intrapersonal dan interpersonal menunjukkan kesamaan peringkat pada satu kategori bidang masalah saja yaitu subsistem
penunjang pada tanaman pangan. Perbedaan terjadi mulai pada peringkat kedua dan seterusnya.
Kebutuhan informasi pada tingkat intrapersonal penyuluh menempatkan sub sistem penunjang pada tanaman pangan sebagai kebutuhan yang menurut
individu penyuluh paling penting dengan skor rataan tertinggi sebesar 1,22 dan sub sistem agribisnis hulu pada perkebunan sebagai kebutuhan yang menurut
individu penyuluh kurang penting dengan skor terendah sebesar 0,22. Sama halnya dengan kebutuhan informasi penyuluh pada tingkat
intrapersonal, kebutuhan informasi pada tingkat interpersonal penyuluh menempatkan subsistem penunjang pada tanaman pangan sebagai kebutuhan yang
menurut mereka paling penting dengan skor rataan sebesar 1,28 dan kebutuhan penyuluh yang kurang penting pada tingkat interpersonal adalah pada sub sistem
agribisnis hulu pada perkebunan dengan skor rataan sebesar 0,25. Penentuan tanaman pangan sebagai hal yang paling penting disebabkan oleh
kerapnya penyuluh menghadapi masalah tanaman pangan di wilayah kerja penyuluh tersebut. Tidak pentingnya bidang masalah subsistem penunjang pada
hortikultura dan subsistem agribisnis hulu pada perkebunan karena ada hubungannya dengan kurangnya kegiatan yang dilakukan oleh petani di
Kabupaten Bogor untuk komoditi hortikultura maupun perkebunan sehingga
kegiatan penyuluhan untuk komoditi tersebut juga minim dan dianggap tidak terlalu diprioritaskan bagi penyuluh.
Tabel 10. Hubungan Kebutuhan Informasi Penyuluh berdasarkan Tingkat Intrapersonal dan Tingkat Interpersonal Tahun 2011
No. Bidang Masalah
Intrapersonal Interpersonal
Skor Total
Rataan Skor
Pering- kat
Skor Total
Rataan Skor
Pering- kat
1 Subsistem Penunjang pada
Tanaman Pangan 208
1,22 1
218 1,28
1 2
Subsistem Penunjang pada Perkebunan
178 1,05
2 139
0,82 4
3 Subsistem Penunjang pada
Peternakan 174
1,02 3
167 0,98
2 4
Subsistem Usaha Tani pada Peternakan
139 0,82
4 105
0,62 6
5 Subsistem Usaha Tani pada
Perkebunan 138
0,81 5
141 0,83
3 6
Subsistem Usaha Tani pada Tanama Pangan
102 0,6
6 87
0,51 8
7 Subsistem Agribisnis Hulu
pada Tanaman Pangan 92
0,54 7
85 0,5
9 8
Subsistem Usaha Tani pada Hortikultura
85 0,5
8 126
0,74 5
9 Subsistem Penunjang pada
Hortikultura
82 0,48
9 88
0,52 7
10 Subsistem Agribisnis Hulu
pada Peternakan 73
0,43 10
77 0,45
11 11
Subsistem Agribisnis Hilir pada Perkebunan
70 0,41
11 71
0,41 13
12 Subsistem Agribisnis Hulu
pada Hortikultura 67
0,39 12
68 0,4
14 13
Subsistem Agribisnis Hilir pada Peternakan
64 0,38
13 72
0,42 12
14 Subsistem Agribisnis Hilir
pada Hortikultura 58
0,34 14
81 0,48
10 15
Subsistem Agribisnis Hilir pada Tanaman Pangan
51 0,3
15 52
0,31 15
16 Subsistem Agribisnis Hulu
pada Perkebunan 44
0,23 16
42 0,25
16 Ket: Koefisien Korelasi
Rank Spearman : 0,912 pada p 0,01
Hasil uji korelasi antara kebutuhan informasi penyuluh pada tingkat intrapersonal dengan tingkat interpersonal menunjukkan adanya hubungan yang
sangat signifikan dengan koefisien korelasi ρ = 0,912 pada taraf 0,01. Hal ini membuktikan bahwa antara kebutuhan informasi penyuluh pada tingkat
intrapersonal mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan kebutuhan informasi penyuluh pada tingkat interpersonal.
BAB VII HUBUNGAN AGENDA SINAR TANI DAN KARAKTERISTIK