Kebutuhan Informasi Penyuluh Kabupaten Bogor berdasarkan Bidang Tugas Penyuluhan

Saat ini penyuluh yang berada di wilayah Kabupaten tidak hanya berfokus kepada budidaya tetapi lebih kepada kebijakan-kebijakan, lembaga-lembaga, maupun jasa layanan pendukung untuk mendorong pertanian yang ada di wilayah cakupan Kabupaten Bogor.

7.3.5. Kebutuhan Informasi Penyuluh Kabupaten Bogor berdasarkan Bidang Tugas Penyuluhan

Bidang tugas penyuluh dikategorikan menjadi dua, yaitu monovalen dan polivalen. Sistem penugasan monovalen pada penyuluh yaitu masing-masing sub sektor yang ditangani oleh masing-masing penyuluh sedangkan yang dimaksud dengan polivalen adalah bidang penugasan yang diambil dari beberapa sub sektor oleh individu penyuluh. Sesuai dengan karakteristik responden penyuluh diketahui penyuluh yang bertugas monovalen sebanyak 15 orang 44,12 dan penyuluh yang bertugas polivalen sebanyak 19 orang 55,88. Hubungan kedua agenda tersebut tersaji pada Tabel 17. Penyuluh yang bertugas monovalen maupun polivalen menganggap bidang masalah pada sembilan peringkat teratas sebagai bidang masalah yang dianggap penting yang ditunjukkan dengan rataan skor dari masing-masing bidang penugasan pada tiap bidang masalah. Tabel 17 menjelaskan data tiga peringkat teratas menurut penyuluh yang bertugas monovalen, penyuluh yang bertugas monovalen menganggap bidang masalah sub sistem penunjang pada tanaman pangan sebagai bidang masalah yang paling penting dengan rataan skor sebesar 3,90 . Kemudian pada peringkat kedua yaitu sub sistem penunjang pada perkebunan dengan rataan skor sebesar 3,78 dan peringkat ketiga yaitu bidang masalah sub sistem penunjang pada peternakan dengan rataan skor sebesar 3,58. Sedangkan bidang masalah yang dianggap kurang penting dan berada pada peringkat 16 adalah bidang masalah sub sistem agribisnis hilir pada hortikultura dengan rataan skor sebesar 1,73. Sama halnya seperti penyuluh yang bertugas polivalen. Penyuluh yang bertugas monovalen menganggap peringkat pertama bidang masalah adalah sub sistem penunjang pada tanaman pangan sebagai bidang masalah paling penting dengan rataan skor sebesar 2,23, peringkat kedua sub sistem penunjang pada perkebunan dengan rataan skor sebesar 2,09, peringkat ketiga adalah sub sistem penunjang pada peternakan dengan rataan skor sebesar 12,06. Sedangkan bidang masalah yang dianggap kurang penting dan berada di peringkat terbawah yaitu bidang masalah sub sistem agribisnis hilir pada hortikultura dengan rataan skor sebesar 1,04 Tabel 17. Peringkat dan Rataan Skor Kebutuhan Informasi Penyuluh Kabupaten Bogor berdasarkan Bidang Penugasan, Tahun 2011 No. Bidang Masalah Monovalen n=15 Polivalen n=19 Rataan Skor Peringkat Rataan Skor Peringkat 1 Sub Sistem Penunjang pada Tanaman Pangan 3,90 1 2,23 1 2 Sub Sistem Penunjang pada Perkebunan 3,78 2 2,09 2 3 Sub Sistem penunjang pada Peternakan 3,58 3 2,06 3 4 Sub Sistem penunjang pada Hortikultura 3,46 4 1,98 4 5 Sub Sistem usaha Tani pada Tanaman Pangan 2,86 5 1,67 5 6 Sub Sistem usaha Tani pada Perkebunan 2,74 6 1,53 6 7 Sub Sistem Usaha Tani pada Peternakan 2,54 7 1,5 7 8 Sub Sistem Usaha tani pada Hortikultura 2,42 8 1,42 8 9 Sub Sistem Agribisnis Hulu pada Tanaman Pangan 2,35 9 1,35 9 10 Sub Sistem Agribisnis Hulu pada Perkebunan 2,22 10 1,21 11 11 Sub Sistem Agribisnis Hilir pada Tanaman Pangan 2,17 11 1,29 10 12 Sub Sistem Agribisnis Hilir pada Perkebunan 2,05 12 1,15 13 13 Sub Sistem Agribisnis Hulu pada Peternakan 2,02 13 1,18 12 14 Sub Sistem Agribisnis Hulu pada Hortikultura 1,90 14 1,11 15 15 Sub Sistem Agribisnis Hilir pada Peternakan 1,85 15 1,12 14 16 Sub Sistem Agribisnis Hilir pada Hortikultura 1,73 16 1,04 16 Ket: Koefisien Korelasi Rank Spearman : 0,989 pada p 0,01 Hasil uji korelasi menyatakan terdapat hubungan yang sangat signifikan antara kebutuhan informasi penyuluh yang bertugas monovalen dan kebutuhan informasi penyuluh yang bertugas polivalen dengan koefisien korelasi ρ = 0,989 pada taraf 0,01 Lampiran 22. Baik penyuluh yang bertugas monovalen maupun penyuluh yang bertugas polivalen dalam meranking kategori bidang masalah yang menjadi kebutuhan mereka tidak terdapat perbedaan sehingga derajat kebutuhan informasi penyuluh Kabupaten Bogor tidak berdasarkan bidang tugas penyuluhan.

7.3.6. Kebutuhan Informasi Penyuluh Kabupaten Bogor berdasarkan Masa Tugas